Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kepatuhan Berobat Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Bipolar dan Skizofrenia

Media Indonesia
14/5/2025 21:41
Kepatuhan Berobat Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Bipolar dan Skizofrenia
Ilustrasi(Dok RSCM)

KEPATUHAN berobat bagi pasien gangguan bipolar (GB) dan skizofrenia merupakan hal krusial demi keberlangsungan dan kualitas hidup pengidap. “Di Indonesia, ketidakpatuhan pada pengobatan merupakan hal yang umum terjadi pada GB dan skizofrenia, padahal ini dapat meningkatkan risiko hasil klinis yang buruk. Hal ini merupakan masalah terbesar yang perlu diatasi bidang kejiwaan dan penyakit kronis lainnya,” ungkap Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa FKUI-RSCM Dr dr Khamelia Malik SpKJ(K) pada sebuah diskusi, di Jakarta, Rabu (14/5).

Khamelia menyebut ketidakpatuhan pengobatan dua penyakit mental kronis ini akan memunculkan konsekuensi amat besar khususnya bagi orang dewasa. Pada GB, ketidakpatuhan dikaitkan dengan tingkat kekambuhan yang lebih tinggi, peningkatan rawat inap, hingga risiko bunuh diri lebih besar. Adapun untuk skizofrenia, ketidakpatuhan tak hanya memperburuk gejala psikotik tetapi juga meningkatkan risiko menyakiti diri sendiri dan orang lain.

“Temuan ini menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan untuk mencegah penyulit penyerta dan meningkatkan kualitas hidup individu,” kata Khamelia.

Guru Besar Psikiatri Subspesialis Anak dan Remaja FKUI-RSCM Prof Dr dr Tjhin Wiguna SpKJ SubSp A.R. (K) MIMH menjelaskan GB ataupun skizofrenia pada anak-anak dan remaja adalah kondisi kronis, namun, dengan perawatan efektif seperti tatalaksana komprehensif yang tepat dan sesuai, dapat membantu untuk mengatasi gejala, serta meningkatkan kualitas hidup anak dan remaja secara signifikan.

“Dengan penanganan yang tepat, anak dan remaja dapat belajar mengelola perubahan suasana perasaan mereka agar bisa jadi pulih dan menjalani kehidupan yang tetap produktif di tengah masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Country Group Head Wellesta CPI Hanadi Setiarto menyatakan sebagai perusahaan yang fokus pada bidang kesehatan dan teknologi medis, Wellesta berkomitmen terhadap kesehatan dan kualitas hidup pasien, termasuk pasien depresi dengan GB I dan skizofrenia.

"Sangat penting meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terkait kondisi penyakit mental yang terkadang tidak disadari. Kami menyadari, jika tidak diatasi dengan baik, kejadian depresi dengan GB I dan skizofrenia terus bertambah sehingga ke depannya akan menurunkan kualitas hidup, peningkatan mortalitas dini, hingga berkontribusi pada penyakit fisik seperti kardiovaskular, metabolik, dan infeksi.”

Hanadi melanjutkan untuk mewujudkan komitmen itu, pihaknya bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dalam membantu individu dengan GB I dan skizofrenia. "Kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan awareness masyarakat sehingga mereka memahami gejala awal, memberikan dukungan kepada individu, dan ke depannya mengetahui kepada siapa mencari bantuan yang tepat dan mencegah disabilitas jangka panjang,” jelas Hanadi. (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya