Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) memunculkan kasus keracunan di berbagai daerah, seperti di Cianjur, Bandung, Tasikmalaya, hingga Bombana. Dietisien dari Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada, Leiyla Elvizahro, mengungkapkan para siswa bisa mengenali tanda-tanda makanan yang sudah basi atau tidak higienis.
"Makanan basi sering kali dapat dikenali melalui perubahan bau, tekstur, dan warna," kata Leiyla dalam siaran pers dari Humas UGM, Senin (5/5).
Masyarakat turut diimbau untuk membiasakan diri mencium aroma makanan terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya. Deteksi dini lewat pancaindera sering kali cukup untuk mencegah konsumsi makanan yang berisiko.
“Makanan seperti nasi, mi, dan lontong yang kaya karbohidrat akan mudah basi jika disimpan terlalu lama di suhu ruang. Tanda-tandanya antara lain berbau asam, berlendir, atau muncul jamur,” ujarnya.
Sementara, makanan berbahan dasar daging, ikan, dan produk susu menjadi kelompok paling rentan. Tanda-tanda kerusakan pada olahan daging misalnya bisa dikenali dari bau amis menyengat, warna kehijauan, serta tekstur yang berlendir. Untuk sayur dan buah yang busuk dapat dilihat dari bentuknya yang layu, lembek, atau berlendir. Kulit buah juga mengkerut serta timbul jamur berwarna putih atau hijau.
"Susu yang sudah basi akan menggumpal dan mengeluarkan bau asam yang tajam," imbuhnya.
Keracunan massal dalam kasus MBG diduga kuat terkait dengan buruknya penanganan makanan, terutama dalam aspek penyimpanan dan distribusi. Leiyla menggarisbawahi makanan yang disajikan dalam jumlah besar harus memenuhi standar higienitas yang ketat, termasuk pemakaian penutup makanan, penyimpanan di suhu yang tepat, serta kebersihan alat dan tenaga penyaji.
"Faktor lain yang tak kalah penting adalah waktu antara proses masak dan konsumsi. Semakin lama jedanya, semakin tinggi potensi kontaminasi," ungkapnya.
Oleh karena itu, pelaksana MBG harus memastikan distribusi makanan dilakukan secara cepat dan efisien. Jika disimpan lebih dari empat jam tanpa penghangat atau pendingin, risiko pertumbuhan bakteri akan meningkat drastis. Jika dikonsumsi, makanan ini bisa menyebabkan infeksi saluran cerna dan dehidrasi berat. Leiyla menambahkan, bahan pangan hewani harus disimpan di suhu dingin dan dimasak dengan suhu cukup tinggi untuk membunuh bakteri patogen.
Masyarakat juga perlu waspada terhadap makanan yang disajikan secara terbuka karena bisa dikerumuni lalat atau ditangani oleh petugas yang tidak menggunakan sarung tangan. Ia menyarankan, pemerintah lebih selektif memilih tempat makan atau katering, khususnya untuk kegiatan besar seperti MBG. Kredibilitas penyedia makanan bisa menjadi indikator awal apakah proses pengolahan mereka mengikuti standar keamanan pangan.
“Kondisi dapur dan alat masak pun harus menjadi perhatian. Jangan ragu untuk mempertanyakan kebersihan makanan, apalagi jika dikonsumsi bersama-sama dalam jumlah besar,” tuturnya.
Terlanjur Makan
Bagaimana jika sudah terlanjur makan? usahajan tidak panik dan segera mengamati gejala yang muncul. "Jika mengalami muntah, diare lebih dari tiga kali sehari, atau demam, sebaiknya segera mencari pertolongan medis," ucap Leiyla.
Leiyla menyarankan untuk banyak minum air putih guna mencegah dehidrasi dan membantu proses detoksifikasi alami tubuh. Bila gejala tak membaik dalam 24 jam, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lanjutan. Konsumsi probiotik seperti yoghurt, kefir, atau suplemen juga bisa dijadikan salah satu penanganan awal untuk menyeimbangkan mikrobiota usus yang terganggu.
Menurut dia, pemerintah dan pihak penyedia MBG perlu membuat standar operasional yang jelas mengenai pengadaan makanan.
“Paling penting literasi pangan sehat harus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat agar tidak mudah menjadi korban dari kelalaian pihak lain.”(M-2)
Irjen Rudi Darmoko mengatakan, tujuan utama distribusi makanan bergizi ini ialah menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak dini.
MEDIAINDONESIA.COM, 6 Juli 2025, menurunkan berita berjudul ‘BGN Sebut Penerima MBG sudah Melebihi Penduduk Singapura’.
DIREKTUR Eksekutif Observo Center, Muhammad Arwani Deni mendorong agar program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) bersih dari praktik-praktik manipulatif
BGN sebut pekan depan akan ada penambahan penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) sejumlah 1,2 juta, total yang akan dilayani di pekan depan itu totalnya sudah hampir 7 juta.
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti membenarkan bahwa pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) siswa di lingkungan sekolah akan dimulai pada Agustus 2025.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
Badan Gizi Nasional (BGN) mengembangkan sistem pengawasan berlapis. Salah satunya untuk mencegah kejadian seperti keracunan MBG kembali terulang.
MENU pada Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menyebabkan ratusan siswa di SMP Negeri 35 Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) mengalami keracunan massal.
KEPALA Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Taruna Ikrar mengatakan terdapat 12 langkah pencegahan keracunan MBG.
(KPAI) Jasra Putra pemda lebih aktif untuk mengawal program MBG. Ia juga menekankan pentingnya antisipasi apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan
Peristiwa keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyebabkan dinas kesehatan menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Bogor.
BADAN Pemeriksa Obat dan Makanan (Badan POM) mencatatkan kasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sampai saat ini mencapai 17 kejadian di 10 provinsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved