Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Temuan Soal Keracunan MBG di Jawa Barat, KPAI: SPPG belum Berpengalaman

M Iqbal Al Machmudi
17/5/2025 09:31
Temuan Soal Keracunan MBG di Jawa Barat, KPAI: SPPG belum Berpengalaman
Ilustrasi(Antara)

Peristiwa keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyebabkan dinas kesehatan menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Bogor. KPAI bersama KPAD Tasikmalaya melaksanakan pengawasan langsung di lapangan dengan mengunjungi dapur umum di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Kecamatan Singaparna. Dari kunjungan itu, ditemui bahwa SPPG Singaparna melaksanakan jalur distribusi MBG ke SDN 01 Singaparna dan SMUN 2 Singaparna. Kemudian berlanjut ke SPPG Kecamatan Rajapolah yang mendiskribusikan ke SMPN 1 Rajapolah.

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra dalam keterangannya menyebut ada 5 temuan lapangan di SPPG Kecamatan Singaparna.

  1. Pertama, soal higenisitas dalam kedisiplinan memakai alat pelindung diri, masker, sarung tangan dan tutup kepala serta alas kaki khusus.
  2. Kedua soal penyimpanan bahan makanan atau food storage atau gudang makanan atau penyimpanan bahan makanan masih perlu meningkatkan pengalaman.
  3. Ketiga, recycle bahan bahan pasca produksi, seperti sirkulasi bahan bahan yang perlu perhatian adalah kardus-kardus bekas yang menumpuk.
  4. Keempat, soal manajemen komunikasi dan informasi, seperti nya perlu ada informasi SOP penyediaan makanan yang aman, sehingga para petugas yang mungkin masih terbatas atau berganti, dapat mengikuti sistem yang sudah dibuat. 
  5. Kelima, persoalan mobilitas, aktifitas, jarak, menjadi isu penting lainnya, karena ketersediaan dapur yang sangat sempit, karena menentukan juga manejemen kerja, manajemen stress kerja, dan lain lain guna kesejahteraan pekerja.

Pengawasan berlanjut ke sekolah SDN 01 Cikunir Singaparna. Ada 5 temuan lapangan yang perlu perhatian sekolah, dan perlunya keterlibatan aktif sekolah, tidak hanya menjadi penerima manfaat MBG. 

  1. Pertama, soal jajanan sekolah yang belum memperhatikan keamanan pangan seperti hyginitas dan potensi keracunan, yang dapat menjadi persoalan ketika ada program MBG.
  2. Kedua, belum tersedianya prasyarat untuk menjamin kebersihan makanan dengan penyediaan sabun untuk cuci tangan diwastafel. 
  3. Ketiga, makanan MBG yang tidak habis diminta dipindahkan ketempat makanan anak yang di bawa dari rumah, perlu perhatian, apakah itu makanan dan minuman yang harus segera dikonsumsi, atau ada batasan waktu. 
  4. Keempat ada sepuluh anak yang tidak terbiasa makan nasi, yang ketika mengkonsumsi bisa berdampak (fisik/psikologis), akibat rutin mengonsumsi mie.
  5. Kelima, anak-anak tidak konsentrasi belajar dan mengantuk setelah makan MBG.

Selanjutnya, dari pengawasan di SPPG Kecamatan Rajapolah ditemukan dua temuan.

  1. Pertama persoalan pentingnya food storage/pantry/sistem cara penyimpanan, masak dan penyajian yang hygienis, seperti ruangan perlu pendingin terutama penyimpanan bahan mentah makanan dan minuman.
  2. Kedua, dapur harus segera di renovasi dan segera keluar hasil investigasi hasil labkesda provinsi. 

"Kabar baiknya, saat ini anak-anak yang keracunan MBG sudah sehat. Kita harus memastikan MBG ke depan berjalan baik. Pengawasan akan dilakukan bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Kabupaten Tasikmalaya," tutur Jasra Putra.

"Memang dalam keterangan Kepala BGN di KPAI, untuk penyediaan SPPG selama ini disediakan dengan bekerjasama dengan masyarakat. Sedangkan untuk SPPG yang dibangun pemerintah baru akan di mulai. Sehingga memang fasilitasnya perlu di standarisasi dengan baik, sebelum beroperasi," pungkasnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik