Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DIREKTUR Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan pada pelaksanaan ibadah haji terdapat hal yang perlu diwaspadai terutama pada lansia.
Rukun haji merupakan rangkaian ibadah yang wajib dilakukan agar haji sah, dimulai dari ihram atau berniat memulai ibadah haji dengan mengenakan pakaian ihram, lalu Wukuf di Arafah.
Pada tanggal 9 Dzulhijjah dilanjut dengan Thawaf Ifadah yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali serta Sa’I yaitu berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali; diakhiri dengan Tahallul dengan mencukur atau memotong sebagian rambut sebagai tanda keluar dari ihram dan semua ini dilakukan dengan Tertib yaitu melaksanakan rukun-rukun tersebut secara berurutan.
Pada saat wukuf di Arafah, dimana cuaca ekstrem dengan suhu tinggi di Padang Arafah sering menyebabkan dehidrasi, heatstroke, dan kelelahan pada lansia.
"Disini Lansia memerlukan tempat berteduh, hidrasi yang cukup, dan pengawasan medis," kata Imran saat dihubungi, Senin (28/4).
Thawaf Ifadah, terang dia, merupakan prosesi yang sangat ramai di sekitar Ka'bah. Kegiatan itu, ujar Imran, dapat meningkatkan risiko cedera, kelelahan, dan gangguan pernapasan akibat desakan jemaah, sehingga Lansia membutuhkan pendampingan dan alat bantu seperti kursi roda jika diperlukan.`
Kemudian pada saat sa’i, ia menerangkan merupakan aktivitas fisik yang intens yaitu berjalan bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah, kegiatan ini dapat memicu kelelahan dan gangguan sendi pada lansia. Lansia dapat menggunakan alat bantu mobilitas atau istirahat di sela-sela sa’I bila diperlukan.
"Melontar Jumrah di Mina yang merupakan perjalanan panjang dan keramaian saat melontar jumrah meningkatkan risiko kelelahan, dehidrasi, dan cedera. Untuk menjaga keamanan, Lansia sering disarankan untuk melontar jumrah di waktu yang lebih sepi atau menggunakan layanan badal (diwakilkan)," jelas Imran.
Ia menyebut saat ini pemerintah telah mengintegrasikan data kesehatan jemaah melalui sistem Siskohatkes untuk memantau kondisi kesehatan lansia. Dimana calon jemaah haji diwajibkan memenuhi syarat istitha’ah kesehatan, yang mencakup kemampuan fisik dan mental, yaitu jemaah harus dinyatakan sehat dan mampu menjalani perjalanan panjang serta rangkaian ibadah.
Kemudian bebas dari penyakit berat dimana kondisi seperti gagal ginjal, penyakit jantung dengan gejala berat, dan demensia dapat menjadi alasan untuk menunda keberangkatan.
"Melakukan pemeriksaan medis menyeluruh yang meliputi pemeriksaan fisik, mental, dan kemampuan menjalankan aktivitas harian," pungkasnya. (H-4)
Jika mendaftar haji plus, perkiraan waktu tunggu keberangkatan biasanya berkisar antara 5 hingga 9 tahun.
Direktur Sales & Distribution PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Anton Sukarna mengungkapkan masa tunggu haji yang panjang perlu diantisipasi dengan persiapan yang matang sejak dini.
ASOSIASI Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) meminta pemerintah untuk lebih meningkatkan peran swasta dalam penyelenggaran ibadah haji.
PENYELENGGARAAN ibadah haji tahun 2026 akan sepenuhnya dialihkan dari Kementerian Agama (Kemenag) ke Badan Penyelenggara Haji (BP Haji).
WACANApenyelenggaraan haji jalur laut tengah mengemuka. Wacana haji jalur laut disebut sebagai hal yang bukan tidak mungkin untuk dilaksanakan. Namun, membutuhkan persiapan matang,
ANGGOTA Pansus Haji 2024, Luluk Nur Hamidah mengatakan rencana pelaksanaan haji jalur laut merupakan hal yang kompleks dan harus dipertimbangkan dengan sangat matang.
Ketua Umum Perkumpulan Juang Kencana, Sudibyo Alimoeso, menyebutkan bahwa program Lansia Berdaya menekankan pada tiga unsur, yaitu sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial.
Lansia Mengikuti Lomba HUT ke-80 RI di Semarang
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, peristiwa itu terjadi pada pukul 15.30 WIB.
STUDI terbaru dari tim peneliti dari Karolinska Institutet di Swedia, menemukan bahwa pola makan dapat berperan penting untuk memperlambat laju munculnya penyakit kronis pada lansia.
Penelitian selama 15 tahun di Swedia membuktikan pola makan sehat dapat memperlambat penuaan dan mengurangi risiko penyakit kronis pada lansia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved