Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENINGKATAN kapasitas SDM pariwisata melalui program pelatihan, sertifikasi, serta penguatan tridarma perguruan tinggi yang selaras dengan kebutuhan industri menjadi upaya untuk menjawab tantangan perkembangan global.
Universitas LIA dan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada Jumat, (25/4) di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta. MoU ini bertujuan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia atau SDM di sektor pariwisata.
Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Ir. Martini Mohamad Paham, MBA. selaku Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar bersama Rektor Universitas LIA Assoc. Prof. Dr. Siti Yulidhar Harunasari, M.Pd..
Kegiatan ini dihadiri Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat, Ika Kusuma Permana Sari beserta jajarannya, para Wakil Rektor dan Ka. LPPM Universitas LIA.
Melalui keterangan resmi yang diterima menyebutkan melalui sinergi ini, kedua belah pihak berkomitmen menciptakan solusi inovatif dalam menyiapkan tenaga kerja pariwisata yang berkualitas sekaligus memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri pariwisata Indonesia.
Program pelatihan dan sertifikasi yang dirancang diharapkan mampu menjawab tantangan kebutuhan SDM pariwisata yang adaptif terhadap perkembangan global.
“Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan pariwisata Indonesia melalui peningkatan kompetensi SDM. Kami yakin, dengan dukungan akademisi, industri pariwisata nasional akan semakin maju,” ujar Ir. Martini dalam sambutannya.
Sementara itu, Rektor Universitas LIA, Dr. Siti Yulidhar Harunasari, menegaskan keterlibatan perguruan tinggi dalam pengembangan pariwisata merupakan bentuk kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.
“Kami percaya sinergi antara Universitas LIA dan Kemenpar RI ini akan menghasilkan SDM pariwisata yang unggul, profesional, serta memiliki nilai-nilai kebangsaan dan daya saing global,” jelasnya. Hal ini selaras dengan konsep yang diusung Universitas LIA yaitu Langtechpreneur (Language, technology, and entrepreneurship).
Rektor Siti Yulidhar menambahkan Universitas LIA berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang tidak saja memiliki kompetensi di bidangnya, juga mampu berkomunikasi bahasa asing dan memiliki jiwa kewirausahaan. Saat ini Universitas LIA tidak saja memiliki program bahasa asing Inggris dan Jepang, juga semakin berkembang dengan bidang-bidang teknologi, desain, dan bisnis.
Dengan ditandatanganinya MoU ini, diharapkan tercipta percepatan pembangunan SDM pariwisata yang unggul, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan industri di era digital.(H-2)
Perubahan status Bandara Ahmad Yani menjadi internasional akan mendorong pelaku industri wisata membuat paket-paket baru atau membuat promosi baru bagi destinasi wisata saat ini.
Indonesia mampu mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki sektor pariwisata sebagai sumber devisa utama yang bebas dari hambatan perdagangan.
Dua kebijakan yang digagas Presiden Prabowo dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sangat terasa dampaknya bagi Kota Bandung yang mengandalkan sektor pariwisata.
Optimalisasi sektor pertanian yang dapat menjadi langkah awal dalam loncatan perekonomian NTT
Disparekraf DKI Jakarta diminta meningkatkan kualitas pekerja di sektor wisata sesuai standar internasional. Hal ini terkait Jakarta yang bakal menyandang status Kota Global.
Kerja sama ini mencakup sejumlah inisiatif strategis, di antaranya pelatihan dan sertifikasi kompetensi di bidang transisi energi berkelanjutan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved