Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENTERI Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memaparkan strategi pengentasan kemiskinan yang menjadi program prioritas Presiden dalam kunjungan kerja di Sumatera Utara (Sumut). Yaitu, lewat Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan Sekolah Rakyat.
Dengan mengacu pada DTSEN, maka program-program bansos serta pemberdayaan akan tepat sasaran, efektif dan efisien. Sementara Sekolah Rakyat akan memutus mata rantai kemiskinan antar generasi.
"Dalam Asta Cita Presiden yang ditekankan adalah peningkatan kesejahteraan sosial, salah satunya pengentasan kemiskinan," kata Gus Ipul dalam dialog Pilar Sosial dan Sosialisasi Sekolah Rakyat di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatra Utara, dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (12/4).
Dua strategi di atas, kata Gus Ipul, membutuhkan sinergi dari berbagai pihak agar berhasil. Termasuk dalam hal ini sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Menilik pada data yang ada, Gus Ipul bersyukur angka kemiskinan di Sumut berada di bawah rata-rata nasional. Artinya, Sumut berkontribusi dalam menekan angka kemiskinan di Indonesia.
"Saya ingin menyampaikan rasa bangga, apresiasi, rasa hormat atas capaian Sumut selama ini yang sebagian prestasinya menopang dan berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia," katanya.
Namun Gus Ipul mengingatkan masih ada pekerjaan rumah di Sumut terkait penurunan angka kemiskinan ekstrem. Solusinya adalah memperkuat sinergi pemerintah pusat dan daerah dengan menggunakan dua pendekatan di atas.
"Selama ini pengentasan kemiskinan diwarnai ego sektoral," kata Gus Ipul.
Ia pun mengajak agar kebiasaan membuat data sendiri dan "menepuk tangan" sendiri dihilangkan pelan-pelan. Hal ini sesuai arahan Presiden Prabowo sehingga lahirlah DTSEN.
"Data ini dikumpulkan, divalidasi, dipadankan dengan NIK, diolah sesuai standar Badan Pusat Statistik (BPS)," katanya.
Ia pun meminta agar DTSEN benar-benar dijadikan pedoman bagi pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan. Sebab dalam DTSEN, ada perankingan berdasarkan desil.
"Kita sasar di desil 1, desil 2, jika sudah tidak ada diluaskan ke desil 3. Itu data masyarakat miskin, miskin ekstrem, dan rentan. Akan kami serahkan ke gubernur, bupati, dan wali kota," kata Gus Ipul.
Gus Ipul mengatakan semua pihak kini juga bisa berkontribusi memutakhirkan DTSEN yang menjadi acuan penyaluran bansos dan program-program lain, agar terjaga akurasinya.
"Lewat jalur formal yang melibatkan lurah, RT/RW. Kalau tidak bisa tembus di sini bisa lewat jalur partisipasi lewat aplikasi cek bansos," katanya.
Lebih lanjut, Gus Ipul juga menyebut tujuan utama Sekolah Rakyat yang digagas presiden adalah untuk memutus mata rantai kemiskinan lewat jalur pendidikan. Dia pun lega karena gagasan ini bisa ditangkap dengan baik.
"Saya bahagia setelah berdiskusi dengan Pak Gubernur Mas Bobby Nasution, serta bupati dan wali kota yang secara keseluruhan visi misinya sama dengan Presiden. Arahan presiden membuka akses seluas-luasnya untuk anak-anak keluarga miskin agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak," katanya.
Dalam hal ini Gus Ipul berterimakasih karena pemerintah Provinsi Sumut ikut berkontribusi menyediakan lahan bagi Sekolah Rakyat. Aset dari Pemprov nantinya akan direvitalisasi.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Sumatra Utara (Sumut), Bobby Nasution mengatakan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sumut berkomitmen penuh mendukung gagasan mulia Presiden Prabowo Subianto lewat Sekolah Rakyat. Ia yakin program ini akan memutus mata rantai kemiskinan.
"Sebelum Pak Menteri datang sudah ada 20 kabupaten/kota yang memberikan usulan untuk pembangunan Sekolah Rakyat," kata Bobby.
Ia menuturkan saat Mensos sudah datang ke Sumut, ada tambahan usulan Sekolah Rakyat lagi dari kabupaten/kota. Ia pun yakin Sekolah Rakyat akan mengatasi masalah kemiskinan.
"Sesuai dengan pesan Pak Presiden, warga miskin harus bisa senyum, salah satunya anak mereka bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik dan layak," katanya.
Ia menyebutkan tahun ini, Sumut akan mulai mengoperasikan 4 Sekolah Rakyat. Dua berlokasi di Sentra Kemensos, satu dari Kabupaten Tebing Tinggi, dan satu lagi dari Pemrov Sumut. (H-2)
Program sekolah kemitraan dapat menampung sekitar 5.000an peserta didik dari keluarga miskin, miskin ekstrem, dan anak tidak sekolah atau putus sekolah.
Mensos tidak hanya meninjau fasilitas sekolah. Tetapi juga menyambangi rumah salah satu calon siswa untuk melihat langsung kondisi kehidupan keluarga penerima manfaat.
Gus Ipul mengatakan namanya selalu langganan muncul jelang muktamar PPP. Dia menanggapi situasi itu dengan santai.
Kebutuhan itu untuk 100 lokasi dengan 340 rombongan belajar (rombel), dengan 25 siswa per rombel. Totalnya sekitar 8.850 siswa.
Gus Ipul menyebutkan, Jenderal M Jusuf telah memenuhi syarat yang ditetapkan untuk mendapatkan gelar tersebut.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menanggapi usulan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk menjadikan vasektomi sebagai syarat penerimaan bantuan sosial (bansos).
Metode pengukuran kemiskinan yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini sudah berusia hampir 50 tahun.
Program tersebut seharusnya tidak diberikan untuk semua anak sekolah, tetapi cukup anak-anak yang tidak mampu. Dengan demikian, program tersebut bisa tepat sasaran dan universal.
KEMISKINAN merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti Indonesia.
Pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan oleh Kementerian UMKM adalah dengan memberikan pendampingan dalam menjalankan wirausaha.
Baznas berkomitmen untuk terus mengembangkan Program ZChicken sebagai pemberdayaan ekonomi mustahik di sektor kuliner dengan produk ayam krispi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved