Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MI instan adalah makanan cepat saji yang terdiri dari mi kering yang telah dimasak sebelumnya dan dikemas bersama bumbu serta minyak tambahan.
Mi ini bisa dimasak hanya dengan air panas atau direbus dalam beberapa menit, menjadikannya makanan yang praktis dan populer di seluruh dunia.
Makan mi instan mentah mungkin terasa enak dan praktis, tetapi ada beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.
Mi instan mentah mengandung zat pengawet dan pemadat, yang membuatnya sulit dicerna oleh sistem pencernaan.
Makan mi mentah bisa menyebabkan sakit perut, kembung, hingga sembelit karena teksturnya yang keras.
Mi instan mengandung Monosodium Glutamat (MSG) yang berlebihan, yang dapat menyebabkan sakit kepala dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
Jika kemasan mi sudah terbuka lama atau terkontaminasi, ada risiko bakteri seperti Salmonella atau jamur berkembang di dalamnya.
Mi instan diproses dengan metode penggorengan, sehingga mengandung lemak trans tinggi yang bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
Mi instan tidak memiliki vitamin, mineral, atau serat yang cukup, sehingga bisa menyebabkan malnutrisi jika dikonsumsi berlebihan.
Bumbu dan kandungan garam yang tinggi dalam mi instan bisa memperparah masalah asam lambung dan maag.
Kandungan natrium (garam) tinggi dalam mi instan bisa menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit jika dikonsumsi terlalu sering.
Mi instan tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, sehingga dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas.
Kandungan natrium dan zat aditif dalam mi instan dapat membebani kerja ginjal, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
Beberapa mi instan mengandung bahan tambahan seperti TBHQ (Tertiary Butylhydroquinone) yang dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Kandungan MSG dan bumbu mi instan dapat memicu efek ketagihan, membuat seseorang ingin mengonsumsinya lebih sering.
Meskipun makan mi instan mentah sesekali tidak langsung berbahaya, mengonsumsinya terlalu sering bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
Sebaiknya mi instan dikonsumsi dalam kondisi matang dan dikombinasikan dengan makanan bergizi lain seperti sayuran dan protein untuk mengurangi risiko. (Z-4)
Konsumsi berlebihan mi instan dan junk food bisa meningkatkan risiko kanker usus.
Selama bulan Ramadan, konsumsi mi instan di Indonesia meningkat 8,4%, menjadikannya pilihan favorit masyarakat.
Mi instan memang praktis dan terjangkau, tetapi mengonsumsinya secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Sebaiknya konsumsi mi instan dalam jumlah moderat
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) bersuara setelah produknya yaitu Indomie ditarik oleh Food Standards Australia New Zealand (FSANZ).
Mi instan biasanya tersedia dalam bentuk kering atau basah dan sering dilengkapi dengan bumbu atau kuah dalam kemasan untuk menambah rasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved