Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AIR minum berkualitas adalah kebutuhan dasar yang sering diabaikan. Banyak orang hanya fokus untuk tetap terhidrasi tanpa benar-benar memperhatikan kandungan air yang dikonsumsi.
Padahal, air bisa saja mengandung zat berbahaya seperti mikroplastik dan BPA (Bisphenol A) yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan hormon hingga peningkatan risiko penyakit serius seperti kanker.
CEO PT Akari Indonesia, pemegang resmi Philips Water Solutions di Indonesia, Kenny Kwe menjelaskan, mikroplastik yang merupakan partikel plastik berukuran sangat kecil banyak ditemukan dalam air kemasan. Hal itu dapat mempengaruhi daya tahan tubuh serta kesehatan jantung.
"Sementara itu, BPA yang berasal dari bahan plastik dapat mengganggu sistem hormonal dan berisiko menyebabkan gangguan reproduksi hingga sindrom PCOS," terangnya melalui keterangan rsmi, Jumat (28/1).
Karenanya, Philips Water Solutions menghadirkan inovasi dispenser air terbaru, ADD4981GYAC dan ADD4981BKAK, yang dilengkapi dengan teknologi penyaringan canggih. Dispenser itu mampu menghilangkan lebih dari 99% kontaminan organik, termasuk mikroplastik dan BPA, berkat teknologi Active Carbon.
Tak hanya itu, model ADD4981BKAK juga memiliki filter Alkaline yang dapat meningkatkan pH air, menjadikannya lebih sehat untuk dikonsumsi. Selain fitur kesehatan, dispenser itu dirancang dengan desain modern, layar sentuh, serta mode hemat energi (Eco-Mode) yang membuatnya lebih praktis digunakan.
"Kami percaya bahwa air minum berkualitas bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya.
Namun, tantangan utama dalam menghadirkan air minum berkualitas adalah rendahnya kesadaran masyarakat. Product Manager Philips Water Solutions Franco Wijaya menambahkan, banyak orang masih menganggap air hanya sebagai pelepas dahaga tanpa menyadari risiko yang mungkin terkandung di dalamnya.
"Awalnya cukup menantang karena masyarakat lebih fokus ke kualitas udara setelah pandemi. Tapi dengan manfaat nyata yang kami hadirkan, akhirnya produk ini berhasil menjadi top of mind," kata Franco. (E-1)
ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Eva Monalisa menyayangkan adanya pasal yang melarang produksi dan distribusi air minum kemasan dalam SE Gubernur Bali.
PRODUK nasional semakin membuktikan dominasinya di pasar domestik yang ditunjukkan dari preferensi masyarakat bergeser, dan konsumen semakin banyak untuk memilih dan mengutamakan produk dalam negeri.
KOMUNITAS Konsumen Indonesia (KKI) mengungkap temuan mengejutkan terkait distribusi air minum dalam kemasan galon guna ulang oleh market leader.
Dengan suhu udara yang mencapai puncak di siang hari, paparan sinar matahari dapat memengaruhi kualitas produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK).
Menurut Sekretaris Jenderal Asparminas, Nio Eko Susilo, hal itu juga sejalan dengan tren penggunaan galon air minum bermerek yang bebas dari risiko kontaminasi senyawa kimia berbahaya BPA.
Saat teh celup dengan kantong teh yang terbuat dari kertas dimasukan ke air panas, sifat kertas ialah menyerap air dan akan robek saat teh diseduh atau dicelupkan di air panas.
Penelitian terbaru mengungkap kantong teh celup melepaskan miliaran partikel mikroplastik ke dalam air panas.
SEJUMLAH orang kerap mengunyah permen karet. Rasa permen karet yang manis dan kenyal saat digigit membuatnya disukai banyak orang.
Mikroplastik terbentuk dari degradasi produk sehari-hari seperti pakaian, kemasan makanan dan minuman, perabotan rumah, serta kantong plastik, bahkan juga dari produk perawatan.
Jika mikroplastik masuk ke dalam tubuh, partikel dengan ukuran kurang dari 100 nanometer dapat mencapai hampir semua organ dalam tubuh manusia setelah masuk ke dalamnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved