Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penelitian Ungkap "Jejak" Mikroba yang Tertinggal Usai Hubungan Intim, Meskipun Gunakan Kondom

Muhammad Ghifari A
13/2/2025 10:20
Penelitian Ungkap
Sebuah penelitian mengungkap pasangan heteroseksual monogami meninggalkan "jejak" mikroba satu sama lain setelah berhubungan intim, bahkan ketika menggunakan kondom.(freepik)

SEBUAH penelitian terbaru mengungkap saat berhubungan intim, pasangan pria dan perempuan meninggalkan "jejak" mikroba yang unik satu sama lain. Bahkan ketika menggunakan kondom.

Penelitian ini menunjukkan selama aktivitas seksual, pasangan heteroseksual monogami meninggalkan "mikrobioma genital" masing-masing. Meski kondom digunakan, jejak mikroba ini tetap dapat terdeteksi.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti meminta 12 pasangan untuk mengumpulkan sampel usap setelah periode pantang dari aktivitas seksual, dan juga segera setelah mereka berhubungan seksual.

Hasil analisis menunjukkan masing-masing peserta, baik pria maupun perempuan, memiliki kumpulan mikroba yang berbeda di area genital mereka pada awal penelitian. Namun, setelah hubungan seks penetratif, komunitas mikroba yang berbeda ini ditransfer secara timbal balik antara pasangan. Pergeseran mikrobioma ini dapat teramati, pada pasangan yang menggunakan kondom, dan dapat diidentifikasi melalui tes laboratorium sederhana.

Para peneliti, yang mempublikasikan studi ini pada 12 Februari di jurnal iScience, menyebut mikrobioma yang terlibat dalam aktivitas seksual ini sebagai "sexome."

Dalam penelitian ini, para ilmuwan biasanya menganalisis sampel DNA dari sperma yang ditemukan di area genital perempuan. Namun, tidak jarang hasil tes usap tidak menunjukkan keberadaan sperma, yang dapat memengaruhi hasil analisis.

Para peneliti meminta belasan pasangan untuk tidak berhubungan seksual selama periode pantang minimal dua hingga empat hari. Selanjutnya, mereka diminta untuk mengambil sampel dari area genital untuk dianalisis di laboratorium.

Secara keseluruhan, partisipan perempuan menunjukkan volume bakteri yang lebih tinggi dalam mikrobioma genital dibandingkan dengan pria, dengan rata-rata 8.038 urutan genetik bakteri pada perempuan, sementara pria memiliki 6.661. Namun, pria menunjukkan keragaman spesies bakteri yang lebih besar, dengan jumlah spesies yang terwakili kira-kira dua kali lipat dibandingkan dengan perempuan.

"Kami menemukan tanda-tanda DNA bakteri dari perempuan pada pria dan sebaliknya ketika membandingkan sampel sebelum dan sesudah," ungkap Brendan Chapman, rekan penulis penelitian dan ilmuwan forensik dari Universitas Murdoch di Perth, Australia.

"Dalam ilmu forensik, kami menyebut ini sebagai 'jejak' atau 'transfer', dan hal ini dapat digunakan untuk menunjukkan adanya kontak," tambahnya dalam wawancara melalui email dengan Live Science.

Menariknya, dari 12 pasangan yang berpartisipasi, tiga di antaranya melaporkan menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Penggunaan kondom ini berpengaruh pada jumlah dan jenis mikroba yang ditularkan antara pasangan, tetapi tidak sepenuhnya mencegah pembentukan sexome. (Live Science/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya