Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Paradoks Gatal:  Kenapa Menggaruk seperti Mengurangi Rasa Sakit?

Media Indonesia 
31/1/2025 09:44
Paradoks Gatal:  Kenapa Menggaruk seperti Mengurangi Rasa Sakit?
ilustrasi(freepik)

SAAT merasakan gatal yang muncul pada bagian tertentu, reaksi pertama yang umumnya dilakukan ialah menggaruk area gatal tersebut. Menggaruk bagian tubuh yang gatal dapat melegakan atau meredakan rasa sakit menjadi lebih ringan.

Hormon Serotonin

Menurut pakar kesehatan dari Washington University School of Medicine,  Amerika Serikat, saat menggaruk bagian tubuh yang terasa gatal , otak  manusia akan ikut mengeluarkan hormon serotonin. Hormon tersebut  dapat mengatasi gatal. Namun, efeknya sementara. Hal itu yang menyebabkan tubuh kembali merasakan sensasi gatal dan terus ingin menggaruknya.

Dalam Journal Neuron disebutkan, neurotransmitter serotonin akan segera dikeluarkan otak begitu mendapatkan sinyal adanya garukan dengan tujuan mengendalikan rasa sakit. Tapi, ketika serotonin ini dikeluarkan dari otak untuk mengatasi gatal, rasa gatal ini justru semakin menyebar pada sel-sel saraf lain sehingga rasa gatal ini seakan-akan tak pernah berhenti dan seseorang akan terus ingin menggaruknya.

Melindungi Kulit


Rasa gatal sebagaimana diutarakan para pakar,  memiliki sirkuit spesifiknya sendiri yang melibatkan senyawa kimia dan sel-sel yang ada pada tubuh. Dalam dunia medis, gatal  disebut sebagai sebuah reaksi alami untuk melindungi kulit dari parasit dan penumpukkan sel-sel mati. Kulit  Anda secara biologis mengembangkan sistem pertahanan diri seperti reaksi menggaruk.


Seperti dilansir Science Alert, menggaruk kulit yang terasa gatal akan membuat sinyal rasa sakit tingkat rendah masuk ke otak, dan menggantinya menjadi rasa lega atau setara dengan nikmat. Itulah sebabnya kenapa menampar atau mencubit di tempat yang terasa gatal sensasinya sama seperti menggaruk.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik