Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENGGARUK kerap kali dituding akan menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kulit. Penelitian menunjukkan alasan keinginan menggaruk serta manfaaat dari tindakan menggaruk.
Dikutip dari Medical Daily, Jumat (31/1), para peneliti yang melakukan penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science, meneliti bagaimana gatal memengaruhi kulit tikus dengan dermatitis kontak alergi, sejenis eksim.
Memberikan pertahanan pada infeksi bakteri
"Menggaruk sering kali menyenangkan, yang menunjukkan bahwa, agar dapat berevolusi, perilaku ini harus memberikan semacam manfaat. Penelitian kami membantu menyelesaikan paradoks ini dengan memberikan bukti bahwa menggaruk juga memberikan pertahanan terhadap infeksi bakteri pada kulit," kata penulis senior Daniel Kaplan dalam rilis berita.
Untuk uji coba tersebut, para peneliti menggunakan alergen pemicu gatal untuk memicu gejala eksim di telinga tikus normal. Sementara beberapa tikus dibiarkan menggaruk, yang lain dilarang menggaruk menggunakan kalung kecil, mirip dengan yang digunakan oleh anjing.
Hasilnya mengejutkan: tikus yang menggaruk mengalami pembengkakan, kulit meradang yang dipenuhi sel imun yang disebut neutrofil, sementara mereka yang tidak dapat menggaruk mengalami peradangan yang jauh lebih ringan. Hal ini menegaskan bahwa menggaruk memperburuk iritasi kulit daripada meredakannya.
Para peneliti menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena menggaruk gatal memicu reaksi berantai di kulit. Saraf perasa nyeri melepaskan zat kimia yang disebut substansi P, yang mengaktifkan sel mast atau sel imun yang mengatur peradangan dan gatal.
Biasanya, sel mast merespons alergen, menyebabkan rasa gatal dan pembengkakan ringan. Namun, menggaruk memicu gelombang aktivasi kedua melalui substansi P, yang mengintensifkan peradangan dan membuat rasa gatal semakin parah.
Namun, sel mast tidak hanya menyebabkan iritasi, tetapi juga membantu melawan bakteri dan kuman lainnya. Hal ini membuat para peneliti penasaran untuk mengetahui apakah menggaruk benar-benar memengaruhi mikrobioma kulit.
Mengurangi bakteri penyebab infeksi
Dalam percobaan lebih lanjut, tim menunjukkan bahwa menggaruk mengurangi jumlah Staphylococcus aureus, bakteri paling umum yang terlibat dalam infeksi kulit.
"Temuan bahwa menggaruk meningkatkan pertahanan terhadap Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa hal itu dapat bermanfaat dalam beberapa konteks. Namun, kerusakan yang ditimbulkan oleh garukan pada kulit mungkin lebih besar daripada manfaat ini jika gatalnya kronis," kata Kaplan.(H-2)
GATAL adalah masalah kesehatan yang umum dialami oleh banyak orang. Meskipun seringkali keluhan ini bisa hilang dengan sendirinya, ada kalanya rasa gatal terasa sangat mengganggu.
reaksi pertama yang umumnya dilakukan ialah menggaruk area gatal tersebut. Menggaruk bagian tubuh yang gatal dapat melengakan atau meredakan rasa sakit menjadi lebih ringan.
Obat kortikosteroid berperan penting dalam pengobatan eksim. Namun ada sebagian pasien/keluarga menolaknya karena fobia steroid.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gesekan berlebihan, kelembapan terperangkap di bawah popok
Masalah gatal di area kewanitaan bisa menjadi sangat mengganggu bagi perempuan. Meskipun antiseptik dapat digunakan sebagai pencegahan awal terhadap gatal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved