Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PAKAR Feng Shui Yulius Fang mengungkapkan pantangan-pantangan yang perlu dihindari oleh masyarakat keturunan Tionghoa saat merayakan Tahun Baru Imlek, agar tidak mendatangkan kesialan. Menurut Yulius, tradisi ini sudah diterapkan turun temurun, dan meskipun tidak tertulis, aturan-aturan tersebut menjadi panduan penting dalam menyambut Imlek.
"Ini sebenarnya bukan disebut sebagai mitos, tetapi sebagai tradisi budaya Tionghoa di masa Imlek. Tradisi ini sudah dilaksanakan dari generasi ke generasi selanjutnya, sehingga menjadi aturan tidak tertulis yang sebaiknya dipatuhi," kata Yulius dikutip Antara, Selasa (28/1).
Pada umumnya, masyarakat Tionghoa ingin memulai tahun baru dengan hal-hal yang positif. Oleh karena itu, mereka menghindari segala sesuatu yang berpotensi mendatangkan keburukan atau ketidakberuntungan.
"Idealnya masyarakat ingin memulai tahun dengan hal yang bagus untuk keberuntungan sepanjang tahun. Jadi, semua diusahakan bagus, indah. Makanan minuman pun harus terasa manis dan lezat," katanya.
Menurutnya, mematuhi tradisi leluhur merupakan salah satu cara mengawali tahun baru dengan baik agar terhindar dari keburukan.
Berikut adalah 6 pantangan yang sebaiknya dihindari saat merayakan Tahun Baru Imlek menurut tradisi masyarakat Tionghoa:
Menyapu pada malam atau pagi hari Tahun Baru Imlek dipercaya bisa "menyapu" keberuntungan yang datang. Dewa kemakmuran dikatakan akan mengunjungi rumah pada malam sebelum Imlek, memberikan berkah. Karena itu, menyapu kotoran keluar rumah pada hari tersebut dianggap bisa mengusir keberuntungan. Sebaiknya, pembersihan rumah dilakukan setelah hari perayaan Imlek.
Pada hari perayaan Imlek, memotong atau mencuci rambut serta kuku dianggap dapat membuang keberuntungan yang sudah diterima. Sebaiknya, kegiatan ini dilakukan satu hari sebelum atau setelah Imlek untuk menjaga agar keberuntungan tetap berlangsung.
Perayaan Imlek adalah waktu untuk berbicara tentang hal-hal positif. Pembicaraan yang buruk atau negatif dianggap bisa mendatangkan ketidakberuntungan. Oleh karena itu, menghindari gosip atau perkataan yang tidak baik selama perayaan ini dianggap penting untuk memastikan datangnya keberuntungan sepanjang tahun.
Konflik dan pertengkaran selama perayaan Imlek dianggap bisa menghilangkan keberuntungan. Dalam tradisi Tionghoa, emosi yang negatif diibaratkan seperti api kecil yang dapat membakar seluruh hutan. Untuk itu, dianjurkan untuk menjaga hubungan baik, bersabar, dan menghindari masalah kecil yang bisa memperburuk suasana.
Bubur, yang seringkali dikaitkan dengan orang yang sakit, sebaiknya dihindari saat perayaan Imlek. Sebagai gantinya, masyarakat Tionghoa lebih memilih hidangan lain yang dianggap membawa keberuntungan dan kebaikan sepanjang tahun.
Pada hari Imlek, mengonsumsi obat dianggap sebagai tanda seseorang sedang sakit. Namun, bagi mereka yang membutuhkan obat secara rutin, ini tidak menjadi masalah dan tetap boleh dilakukan. Hal ini lebih kepada menghindari kesan buruk yang muncul jika obat dimakan tanpa alasan medis yang jelas.
"Ada pula pantangan, tidak boleh makan obat pada hari Imlek, di mana itu menandakan sakit. Namun, bagi kami bila obat memang wajib dan rutin dimakan, hal ini tidak apa bila tetap dilakukan," kata Yulius.
Dengan mematuhi tradisi-tradisi ini, masyarakat Tionghoa percaya dapat memulai tahun baru dengan penuh harapan dan keberuntungan. Menghindari hal-hal yang dianggap membawa kesialan diyakini akan membuka jalan bagi keberhasilan di tahun yang baru. (Ant/P-5)
ARYADUTA Bali menyambut Tahun Ular Kayu dengan perayaan yang meriah dan mengharukan dengan tema “Pesona Imlek ARYADUTA”. Para tamu disuguhi dengan hidangan yang meriah
Perayaan ini memberikan banyak pelajaran berharga, terutama tentang pentingnya silaturahmi dalam keberagaman.
Tema tradisi Imlek pada tahun ini adalah Kebijaksanaan Dalam Keberagaman, Harmoni Dalam Langkah.
KESEMPATAN warga Tionghoa merayakan Imlek sesungguhnya menjadi jauh lebih terbuka sejak Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional.
MARIANA, seorang mualaf dari etnis Tionghoa di Banda Aceh ikut merayakan tahun baru Imlek 2576 Kongzili bersama keluarganya
PRODUSEN dodol khas tahun baru Imlek, di Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, masih menggunakan cara tradisional untuk memasak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved