Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Perlemakan hati atau fatty liver disease adalah kondisi medis yang terjadi akibat penumpukan lemak berlebih di dalam hati. Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal, sehingga kerap diabaikan.
Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan, perlemakan hati dapat berkembang menjadi penyakit serius seperti steatohepatitis, sirosis, bahkan kanker hati. Artikel ini membahas gejala yang perlu diwaspadai, faktor risiko, serta langkah pencegahan sesuai dengan kaidah ilmiah.
Pada tahap awal, perlemakan hati mungkin tidak menunjukkan gejala. Namun, ketika kondisi semakin parah, beberapa tanda berikut dapat muncul:
Penderita sering merasa lelah terus-menerus meskipun sudah cukup istirahat. Ini disebabkan oleh gangguan fungsi hati dalam mengolah energi.
Nyeri ringan atau perasaan penuh di area hati, yaitu di bawah tulang rusuk kanan, bisa menjadi gejala awal yang sering diabaikan.
Hilangnya nafsu makan atau penurunan berat badan tanpa alasan jelas dapat mengindikasikan gangguan hati.
Menguningnya kulit dan mata adalah tanda kerusakan hati yang serius, biasanya terjadi pada tahap lanjut.
Cairan yang menumpuk di rongga perut akibat fungsi hati yang terganggu sering kali menjadi tanda penyakit hati kronis.
Penumpukan racun dalam tubuh karena hati tidak berfungsi optimal dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit.
Hati yang tidak sehat menghasilkan lebih sedikit protein pembekuan darah, sehingga penderita mudah memar atau mengalami perdarahan.
Obesitas atau kelebihan berat badan
Pola makan tinggi gula dan lemak jenuh
Diabetes tipe 2 atau resistensi insulin
Kadar kolesterol atau trigliserida tinggi
Konsumsi alkohol berlebih
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Hepatology, perlemakan hati non-alkohol (NAFLD) saat ini menjadi salah satu penyebab utama sirosis hati di seluruh dunia. Faktor gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas fisik, menjadi kontributor utama perkembangan penyakit ini (Younossi et al., 2018).
Jika perlemakan hati tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi hepatoselular karsinoma (HCC), yaitu jenis kanker hati yang paling umum.
Prosesnya dimulai dari peradangan hati kronis (steatohepatitis) yang menyebabkan jaringan parut (sirosis) dan akhirnya memicu pertumbuhan sel kanker.
Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak trans dan gula.
Perbanyak sayuran, buah, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.
Lakukan olahraga aerobik seperti jalan cepat, jogging, atau bersepeda selama 30 menit setiap hari.
Berhenti atau kurangi konsumsi alkohol karena dapat memperburuk kerusakan hati.
Lakukan pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko seperti obesitas atau diabetes.
Jika Anda mengalami gejala seperti lelah berkepanjangan, nyeri di perut kanan atas, atau gejala lainnya, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Perlemakan hati adalah kondisi serius yang sering kali diabaikan karena gejalanya tidak selalu jelas pada tahap awal.
Dengan mengenali tanda-tanda awal dan menjalankan gaya hidup sehat, Anda dapat mencegah perkembangan penyakit ini menuju kondisi yang lebih berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda memiliki faktor risiko atau gejala yang mencurigakan. (Z-10)
Referensi:
Minum alkohol merupakan kebiasaan yang dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan tubuh, terutama pada organ hati.
PENYAKIT hati berlemak atau perlemakan hati sering luput dari perhatian pada tahap awal, karena banyak orang tidak mengalami gejala sama sekali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved