Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

7 Gejala Perlemakan Hati yang Sering Diabaikan dan Risiko Kanker Hati

 Gana Buana
25/1/2025 15:15
7 Gejala Perlemakan Hati yang Sering Diabaikan dan Risiko Kanker Hati
Gejala perlermakan hati atau fatty liver disease (Freepik)

Perlemakan hati atau fatty liver disease adalah kondisi medis yang terjadi akibat penumpukan lemak berlebih di dalam hati. Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal, sehingga kerap diabaikan.

Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan, perlemakan hati dapat berkembang menjadi penyakit serius seperti steatohepatitis, sirosis, bahkan kanker hati. Artikel ini membahas gejala yang perlu diwaspadai, faktor risiko, serta langkah pencegahan sesuai dengan kaidah ilmiah.

Gejala Umum Perlemakan Hati

Pada tahap awal, perlemakan hati mungkin tidak menunjukkan gejala. Namun, ketika kondisi semakin parah, beberapa tanda berikut dapat muncul:

1. Rasa Lelah yang Berlebihan 

Penderita sering merasa lelah terus-menerus meskipun sudah cukup istirahat. Ini disebabkan oleh gangguan fungsi hati dalam mengolah energi.

2. Ketidaknyamanan di Perut Bagian Kanan Atas 

Nyeri ringan atau perasaan penuh di area hati, yaitu di bawah tulang rusuk kanan, bisa menjadi gejala awal yang sering diabaikan.

3. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab 

Hilangnya nafsu makan atau penurunan berat badan tanpa alasan jelas dapat mengindikasikan gangguan hati.

4. Kulit dan Mata Menguning (Jaundice)

 Menguningnya kulit dan mata adalah tanda kerusakan hati yang serius, biasanya terjadi pada tahap lanjut.

5. Pembengkakan Perut (Ascites) 

Cairan yang menumpuk di rongga perut akibat fungsi hati yang terganggu sering kali menjadi tanda penyakit hati kronis.

6. Gatal-Gatal pada Kulit 

Penumpukan racun dalam tubuh karena hati tidak berfungsi optimal dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit.

7. Mudah Memar atau Berdarah 

Hati yang tidak sehat menghasilkan lebih sedikit protein pembekuan darah, sehingga penderita mudah memar atau mengalami perdarahan.

Faktor Risiko Perlemakan Hati

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Hepatology, perlemakan hati non-alkohol (NAFLD) saat ini menjadi salah satu penyebab utama sirosis hati di seluruh dunia. Faktor gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas fisik, menjadi kontributor utama perkembangan penyakit ini (Younossi et al., 2018).

Risiko Kanker Hati

Jika perlemakan hati tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi hepatoselular karsinoma (HCC), yaitu jenis kanker hati yang paling umum.

Prosesnya dimulai dari peradangan hati kronis (steatohepatitis) yang menyebabkan jaringan parut (sirosis) dan akhirnya memicu pertumbuhan sel kanker.

Langkah Pencegahan dan Penanganan

1. Pola Makan Sehat

Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak trans dan gula.

Perbanyak sayuran, buah, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.

2. Aktivitas Fisik Teratur

Lakukan olahraga aerobik seperti jalan cepat, jogging, atau bersepeda selama 30 menit setiap hari.

3. Hindari Alkohol

Berhenti atau kurangi konsumsi alkohol karena dapat memperburuk kerusakan hati.

4. Pantau Kesehatan Secara Berkala

Lakukan pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko seperti obesitas atau diabetes.

5. Konsultasi dengan Dokter 

Jika Anda mengalami gejala seperti lelah berkepanjangan, nyeri di perut kanan atas, atau gejala lainnya, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Perlemakan hati adalah kondisi serius yang sering kali diabaikan karena gejalanya tidak selalu jelas pada tahap awal.

Dengan mengenali tanda-tanda awal dan menjalankan gaya hidup sehat, Anda dapat mencegah perkembangan penyakit ini menuju kondisi yang lebih berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati.

Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda memiliki faktor risiko atau gejala yang mencurigakan. (Z-10)

Referensi:

  • Younossi, Z. M., et al. (2018). Global epidemiology of nonalcoholic fatty liver disease—Meta-analytic assessment of prevalence, incidence, and outcomes. Hepatology, 64(1), 73-84.
  • European Association for the Study of the Liver (EASL). (2016). EASL Clinical Practice Guidelines on non-alcoholic fatty liver disease. Journal of Hepatology, 64(6), 1388-1402.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya