Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspadai Risiko Diabetes saat Perayaan Imlek, Batasi Konsumsi Makanan Manis

Akmal Fauzi
23/1/2025 23:27
Waspadai Risiko Diabetes saat Perayaan Imlek, Batasi Konsumsi Makanan Manis
Umat Khonghucu bergotong royong membersihkan sarana peribadatan dan cuci rupang (memebersihkan patung dewa-dewi) di Wihara Amurva Bhumi, Karet, Jakarta, Rabu (22/01/2025).(MI/Usman Iskandar)

PRAKTISI kesehatan, Imam Subekti, mengingatkan masyarakat untuk membatasi konsumsi makanan manis selama perayaan Imlek, seperti kue keranjang, dodol, dan permen. Pembatasan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya diabetes, sebuah penyakit yang kerap dipicu oleh konsumsi gula berlebihan.

"Meskipun kelezatan makanan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kebahagiaan perayaan, konsumsi berlebihan makanan manis dapat meningkatkan risiko kesehatan, terutama terkait dengan diabetes," kata dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes itu seperti dikutip Antara, Kamis (23/1).

Mengapa Makanan Manis Berisiko Menyebabkan Diabetes?

Menurut Imam Subekti yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, konsumsi makanan manis dalam jumlah berlebihan, terutama saat perayaan, bisa berkontribusi pada peningkatan berat badan. Kondisi obesitas ini, lanjutnya, berisiko meningkatkan terjadinya diabetes.

Obesitas tidak hanya mempengaruhi penampilan dan aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat mengganggu sensitivitas tubuh terhadap insulin, yang dikenal sebagai resistensi insulin. Pada awalnya, pankreas akan menghasilkan lebih banyak insulin untuk mengatasi hal ini. Namun, jika kondisi ini terus berlanjut, pankreas bisa mengalami kelelahan dan akhirnya berisiko menyebabkan diabetes.

Menjaga Berat Badan Ideal untuk Mencegah Diabetes

"Oleh karena itu, menjaga berat badan tetap ideal sangat penting untuk mengurangi risiko diabetes, terutama di tengah godaan makanan manis saat perayaan," ujarnya. 

Cara Mengukur Obesitas dan Risiko Diabetes

Secara umum, obesitas adalah kondisi penumpukan lemak berlebih dalam tubuh. Untuk mengetahui kadar lemak tubuh secara akurat, Dr. Imam menyarankan pemeriksaan menggunakan CT-scan atau MRI. Namun, karena biaya pemeriksaan ini cukup mahal dan hanya tersedia di rumah sakit tertentu, pengukuran menggunakan indeks massa tubuh (IMT) bisa menjadi alternatif yang lebih praktis.

IMT dihitung dengan rumus: berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan kuadrat (dalam meter).

Berikut adalah kategori IMT:

Normal: 18 – 22,9 kg/m²
Kelebihan berat badan: 23 – 25 kg/m²
Obesitas 1: 25 – 30 kg/m²
Obesitas 2: lebih dari 30 kg/m²
Selain itu, untuk mengukur komposisi massa tubuh secara lebih detail, bisa digunakan alat khusus seperti densitometer tubuh.

Faktor Penyebab Obesitas dan Diabetes

Imam juga menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan obesitas, seperti asupan makanan berlebih, rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik, serta penyakit tertentu. Faktor utama yang paling sering terjadi adalah pola makan yang tidak seimbang dan gaya hidup yang kurang aktif.

Dengan demikian, menjaga pola makan yang sehat dan aktif bergerak sangat penting untuk mencegah diabetes dan menjaga tubuh tetap sehat, terutama selama perayaan Imlek. (Ant/P-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya