Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERIKSAAN medis pada cedera olahraga, meskipun terlihat ringan, penting untuk segera dilakukan. Sering kali cedera dianggap remeh dan hanya diurut.
"Padahal jika tidak ditangani dengan benar, cedera tersebut bisa memburuk dan menjadi komplikasi serius," kata dr. Dody Kurniawan, Sp.OT, dari layanan Orthopedi dan Traumatologi Rumah Sakit Brawijaya Tangerang, dalam keterangannya, Kamis (23/1).
Ada beberapa cedera olahraga yang sering terjadi. Berikut detailnya.
● Cedera tulang seperti patah atau kerusakan tulang rawan.
● Cedera sendi yang melibatkan ligamen atau kapsul sendi.
● Tarikan otot atau sendi akibat aktivitas olahraga melebihi kapasitas tubuh.
Menurut Dody, rasa nyeri yang ringan dan tidak berlangsung lama mungkin tidak berbahaya. Namun, jika nyeri berlangsung lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera lakukan pemeriksaan medis.
"Hal yang penting saat berolahraga yaitu mengenali batas kemampuan tubuh kita dan melakukannya dengan rutin. Jangan terlalu memaksakan diri, terutama bagi mereka yang sudah berusia di atas 30 tahun," paparnya.
Baca juga: Cara Kerja Myokine untuk Cegah Penuaan Dini, Demensia, Kanker
Sebagai upaya mencegah cedera pada atlet muda, RS Brawijaya Tangerang bekerja sama dengan komunitas olahraga di Tangerang untuk memberikan edukasi dan layanan pemeriksaan medis. Tujuannya memastikan para atlet muda dapat berkembang menjadi atlet profesional tanpa hambatan cedera.
"Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Dengan edukasi dan penanganan dini, kita bisa mengurangi risiko cedera olahraga," pungkas Dody.
Kasus yang paling banyak ditangani pihaknya ialah trauma akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan rumah tangga, hingga kecelakaan kerja. Selain itu, pihak rumah sakit juga menangani cedera olahraga yang jumlahnya mencapai 10%-20% dari total kasus orthopedi. (Z-2)
UGM mengembangkan inovasi material dengan menambahkan nanocrystalline cellulose (NCC) pada bone scaffold, yang merupakan teknologi untuk menangani cedera tulang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved