Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mendiktisaintek Bagikan Kunci untuk Mampu Beradaptasi dengan Dunia Kerja

Despian Nurhidayat
16/1/2025 21:05
Mendiktisaintek Bagikan Kunci untuk Mampu Beradaptasi dengan Dunia Kerja
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro difoto di Gedung D, Kementerian Pendidikan, Jakarta, Kamis (12/12/2024).(MI/SUSANTO)

MENTERI Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan bahwa beberapa hal wajib yang harus dimiliki oleh pelajar yang akan maupun yang sedang menempuh perguruan tinggi adalah membaca, menulis, etos kerja tinggi, komunikasi dan mampu bekerja dengan tim. 

“Khususnya untuk mahasiswa S1, ilmunya sendiri memang penting baik itu ekonomi, teknik, dan lainnya. Tapi kalau lihat dari kurikulum S1 yang berlaku di internasional, itu 60% dari kurikulum sifatnya soft skill. Kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain,” ungkapnya dalam acara Arah Baru Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dilansir dari YouTube IDN Times, Kamis (16/1). 

Dengan mampu membaca dengan baik, Satryo menekankan bahwa seluruh persoalan akan teratasi. Pasalnya seluruh mahasiswa yang lulus di perguruan tinggi jenjang S1, pasti tidak akan mengetahui pekerjaan yang harus dilakukan. 

“Enggak ada pendidikan yang persis sekolahnya ini dan lulus dia bisa di situ. Hampir enggak ada. Kecuali vokasi, tapi itu juga masih ada penyesuaian. Begitu kita masuk kerja di mana pun juga pasti dituntut oleh pemberi kerja untuk belajar. Jadi kalau lulus dan bekerja bukan bidangnya, enggak ada masalah. Karena yang penting kita bisa belajar dan tahu apa yang diharapkan,” ujar Satryo. 

“Jadi S1 itu memang general education. Di mana pun kalian bekerja yang dibutuhkan yaitu bisa membaca, menulis, work habbit, team work, communication. Itu kuncinya,” lanjutnya. 

Satryo juga menegaskan bahwa belajar sepanjang hayat akan menjadi kunci agar mampu beradaptasi dengan dunia pekerjaan. Hal ini disebabkan tantangan di masa depan yang kian kompleks. 

“Ke depan tantangannya luar biasa. Pekerjaan juga sudah mulai enggak jelas. Banyak kerjaan yang bisa diambil alih oleh AI (kecerdasan buatan), robot, machine learning, automation, dan lainnya. Jadi kita bisa bekerja di bidang ilmu yang enggak dimiliki oleh AI. Banyak sekali itu. Memang ke depan pekerjaan itu akan berubah formatnya. Tapi jangan takut, yang penting bisa membaca, menulis, komunikasi, etos kerja tinggi, mampu bekerja dengan tim, itu pasti akan berhasil,” tegas Satryo. 

Menurutnya, budaya membaca di Indonesia belum menjadi suatu kebutuhan. Berbeda dengan Vietnam, Jepang dan Tiongkok di mana masyarakat memiliki budaya membaca yang sangat tinggi. 

“Mereka kalau enggak ada kerjaan lain, pasti membaca dia. Kita kurang membaca ini dan betul-betul enggak bisa baca Karena enggak bisa membaca dia enggak bisa menulis. Karena tulis dan baca enggak bisa, komunikasi enggak bisa. Apa yang mau disampaikan? Team work juga enggak bisa karena enggak bisa komunikasi,” tuturnya. 

“Ini bukan menakut-nakuti tapi itulah fakta dan ini mampu kita atasi dengan sederhana yaitu perbanyak membaca. Jadikan membaca itu sebagai kebiasaan. Bahkan lebih besar lagi jadikan belajar sebagai kebiasaan kita. Pekerjaan di masa depan itu enggak menentu, kita enggak tahu bentuknya. Kita hanya bisa atasi kalau mau belajar,” pungkas Satryo. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya