Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kesadaran dan Kepatuhan Kunci Tekan Prevalensi Gagal Jantung

Siti Haerani
11/1/2025 17:06
Kesadaran dan Kepatuhan Kunci Tekan Prevalensi Gagal Jantung
Ilustrasi - serangan jantung(freepik)

PENYAKIT jantung, termasuk gagal jantung, terus menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Berdasarkan proyeksi para ahli, prevalensi gagal jantung diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang. 

Meskipun berbagai upaya dilakukan mengatasi kondisi ini, rendahnya kesadaran masyarakat mengenai risiko dan kepatuhan terhadap pengobatan, menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.

Seorang ahli kesehatan jantung menjelaskan bahwa langkah-langkah antisipasi telah dilakukan untuk menghadapi peningkatan kasus gagal jantung. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah pendirian klinik gagal jantung yang bertujuan memberikan perawatan dan edukasi kepada masyarakat. 

“Kami sudah berancang-ancang dan bahkan telah mendirikan klinik gagal jantung untuk mengantisipasi dan menangani kondisi ini. Yang menjadi fokus utama adalah menyadarkan masyarakat bahwa mereka mungkin memiliki risiko tinggi terhadap gagal jantung,” ujar Antonia Anna Lukito, Chairman Siloam Cardiac Summit, dalam acara Press Conference "Siloam Cardiac Summit 2025" di Jakarta Selatan, Sabtu (11/1).

Menyadarkan masyarakat akan pentingnya pencegahan bukan perkara mudah. Tantangan terbesar ialah rendahnya kesadaran mengenai hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang merupakan salah satu faktor risiko utama gagal jantung. Banyak pasien yang merasa sembuh setelah tekanan darah mereka turun dengan pengobatan, sehingga mereka menghentikan konsumsi obat tanpa pengawasan medis. Hal ini berisiko menyebabkan komplikasi serius di kemudian hari.

“Kesadaran dan kepatuhan itu sangat kurang di antara kita. Banyak yang menganggap obat-obatan, termasuk obat jantung, dapat mengganggu kesehatan. Padahal, obat-obatan ini dirancang untuk menyelamatkan jantung, bukan merusaknya. Ini menjadi tantangan besar bagi kami sebagai tenaga medis,” tegasnya.

Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan alami atau alternatif seringkali menjadi hambatan dalam upaya pengobatan. Informasi yang tidak akurat, seperti anjuran konsumsi bahan-bahan tertentu untuk menyembuhkan penyakit jantung, masih banyak beredar di media sosial. Akibatnya, banyak pasien yang terlambat mendapatkan perawatan medis yang tepat, terutama ketika penyakit mereka sudah berada dalam tahap lanjut.

Diperlukan kolaborasi berbagai pihak guna mengatasi tantangan ini. Tenaga medis, pemerintah, dan komunitas perlu bekerja sama untuk meningkatkan edukasi mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit jantung. Program-program edukasi yang berkelanjutan dan pendekatan personal dapat membantu mengubah pola pikir masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya perawatan medis.

“Tujuan kita bukan hanya menurunkan kolesterol atau tekanan darah saja, tetapi juga menjaga pasien dari serangan jantung, gagal jantung, atau komplikasi lainnya. Jadi, penting bagi kita semua untuk memahami bahwa pengobatan jantung bukanlah sesuatu yang merugikan, melainkan penyelamat nyawa,” tutupnya.

Dengan meningkatnya prevalensi gagal jantung, kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap pengobatan menjadi kunci penting. Kolaborasi berbagai pihak serta edukasi berkelanjutan diharapkan mampu menekan angka komplikasi, sehingga kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan dan risiko kematian akibat penyakit jantung dapat diminimalkan. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya