Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cerita Pekerja di Dapur Makan Bergizi Gratis, Kerja Semalaman Demi Bantu Perekonomian Keluarga

Siti Yona Hukmana
06/1/2025 21:03
Cerita Pekerja di Dapur Makan Bergizi Gratis, Kerja Semalaman Demi Bantu Perekonomian Keluarga
Pekerja di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jalan Kampung Kebayunan, Tapos, Depok(medcom/Siti Yona)

PEMERINTAH telah mendistribusikan makan bergizi gratis (MBG) perdana secara serentak se-Indonesia hari ini, Senin (6/1). Penerima makanan bergizi ini ditargetkan khususnya bagi PAUD, siswa SD, SMP, dan SMA.

Metrotvnews.com berkesempatan menengok langsung proses produksi makan bergizi gratis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jalan Kampung Kebayunan, Tapos, Depok, Jawa Barat. Lokasi yang menjadi dapur terbesar di Depok ini memproduksi 16 ribu porsi makan bergizi gratis.

Belasan ribu porsi makanan itu didistribusikan ke 39 sekolah dalam radius 3,5 km dari lokasi dapur. Di balik belasan ribu porsi makanan itu, terdapat tenaga kerja yang merupakan warga lokal direkrut untuk menyukseskan program Presiden Prabowo Subianto ini. Mereka berjibaku dari malam hingga pagi hari.

Total ada lima dapur beroperasi di SPPG Kebayunan, dengan jumlah juru masak per dapur 15 orang. Kemudian, jumlah pengemas per dapur 21 orang.

Salah satu pengemas makanan, Nur Asiyah, 32 mengaku mulai datang ke SPPG Kebayunan pukul 21.00 Minggu (5/1). Kemudian, mulai mengemas makanan pukul 24.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, Senin (6/1).

Lelah tentu iya, namun ia tak menyerah. Asiyah semangat menyelesaikan pekerjaannya demi bisa membantu suami seorang sekuriti untuk menghidupi tiga anak yang tengah duduk di bangku SMP, SD, dan balita 2 tahun.

"Saya sebelumnya tidak bekerja, cuma ibu rumah tangga, tinggal dekat sini (Kampung Kebayunan)," kata Asiyah kepada Metrotvnews.com, di lokasi, Senin (6/1).

Namun, ada masukan dan harapan yang disampaikan Asiyah di balik layar produksi makan bergizi gratis ini. Menurutnya, sebaiknya tim pengemas datang ke SPPG dapur setelah makanan siap dimasak.

Dengan demikian, tim pengemas yang berjumlah 105 orang tidak menunggu lama. Apalagi, kata dia, sempat banyak kekurangan pasokan bahan pokok untuk dimasak. Seperti telur dan sayuran.

"Masuk jam 21.00, mulai packing 24.00 WIB, kita datang sayuran belum datang katanya, aturan kita datang jangan barengan sama chef itu, jam 02.00 atau jam 03.00 WIB seharusnya, setelah masakan sudah matang jadi tinggal kemas," terang Asiyah.

Selain itu, dia mengakui cukup keteteran saat produksi makanan bergizi gratis perdana hari ini. Dari 3.400 porsi target yang harus diselesaikan dari satu dapur yang ia pegang, sisa 1.000 porsi belum selesai pukul 07.30 WIB. Padahal, harus sudah didistribusikan.

Meski demikian, dia menyadari kendala-kendala bisa saja terjadi. Apalagi, produksi makan bergizi gratis ini baru pertama kali. Ia berharap ke depan lebih baik.

"Kemarin sempat uji coba tiga hari (Desember 2024), masuk jam 05.00 pulang jam 11.00 WIB, berhasil cuma 15 orang. Karena chef-nya itu udah ahli, belum nyari orang sini, jadi kita datang sudah matang semua, tinggal kita kemas," tutur dia. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya