Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PERSATUAN Guru Republik Indonesia (PGRI) menyetujui rencana penerapan kembali ujian nasional (UN). Dengan catatan, UN betul-betul dilaksanakan untuk melakukan pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia dan bukan satu-satunya syarat kelulusan.
Sekretaris Jenderal PB PGRI Dudung Abdul Qodir memaparkan, berdasarkan kajian PGRI, ujian nasional dapat memotret tiga hal. Pertama adalah memotret kompetensi peserta didik secara akademis.
“Akademis dapat dinilai dari evaluasi baik harian, hingga semester. Sebagai profil kelulusan, mereka (peserta didik) harus dilihat peningkatan dan pengembangan kompetensinya, salah satunya melalui ujian nasional yang merupakan profil dari siswa itu sendiri, sebagai sebuah kesuksesan dalam proses pembelajaran,” ujar Dudung kepada Media Indonesia, Rabu (1/1).
Selain akademis, katanya, UN juga harus memotret peningkatan kompetensi non-akademis siswa, serta pengembangan karakter siswa.
Di samping itu PGRI berharap ada transformasi ujian nasional, mulai dari tahapan pembuatan soal, tata kelola, dan manajemen. Harapannya UN betul-betul memotret kualitas siswa, kualitas sekolah, dan pemetaan untuk pemerintah daerah mengambil kebijakan.
“Format ini yang harus dikaji sedemikian rupa oleh para ahli sehingga menghasilkan ujian nasional yang effortless action dan effortless result. Artinya bagaimana membangun ujian nasional yang membangun kesadaran moral di dalam meraih prestasi tetapi dengan cara-cara yang membahagiakan,” kata Dudung.
Jika suasana dan pelaksanaannya dapat menggembirakan siswa dan orangtua, lanjutnya, ujian nasional akan menjadi sebuah potret kebahagiaan semua komponen pendidikan.
Di sisi lain, kata Dudung, UN juga akan mendorong motivasi belajar siswa, mendorong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mendorong zona integritas sekolah.
“Yang bertugas untuk mendorong itu semua pemerintah melalui edukasi kepada guru, kepala sekolah, masyarakat, dan kepada komponen pendidikan sehingga melaksanakan ujian nasional dengan penuh kesadaran moral untuk membangun peradaban bangsa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyebut kajian terkait Ujian Nasional (UN) sudah selesai dilakukan. Namun terkait pelaksanaannya akan diumumkan sebelum tahun ajaran 2025/2026 dimulai.
Mendikdasmen juga memastikan pada 2025 mendatang tidak ada UN. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2025/2026 Kemendikdasmen akan menyelenggarakan ujian yang bentuk dan namanya akan diumumkan kemudian.
"Jadi sebelum mulai tahun pelajaran 2025/2026 sudah kami umumkan. Tetap akan ada yang namanya evaluasi. Itu amanat Undang-Undang Sisdiknas. Nanti bentuknya seperti apa, namanya apa, tunggu saja pengumuman resmi. Tapi kajian kami menyangkut ini sudah selesai," ujarnya dalam Taklimat Media Akhir Tahun 2024 di Kantor Kemendikdasmen, Selasa (31/12).
Menurut Mu’ti, pembahasan soal penamaan dilakukan mengingat evaluasi pembelajaran di Indonesia beberapa kali mengalami perubahan nama.
“Dulu kita pernah pakai istilah yang berbeda-beda. Awal sekali, zaman-zaman dulu itu kan ada namanya ujian penghabisan. Kemudian yang seusia saya ini mengalami EBTA dan EBTANAS. Kemudian ada ujian negara dan ujian sekolah,” kata Mu’ti.
Setelah itu ada UN yang menjadi penentu kelulusan dan UN yang tidak menjadi penentu kelusan, hingga asesmen nasional. (H-2)
PGRI juga mendorong reformasi sistem penerimaan murid baru yang berbasis pemerataan mutu sekolah, bukan semata redistribusi siswa.
Jajaran guru perlu menguatkan pendidikan karakter agar siswa kuat menghadapi ancaman bahaya narkotika, judi online, pornografi, bullying dan lain lain.
Bagi guru yang telah mendapatkan TPG, pemberian tunjangan ini membuat guru merasa dihargai kompetensinya sehingga mendorong mereka untuk terus meningkatkan dedikasinya.
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa yang rencananya kembali akan diberlakukan di jenjang sekolah menengah atas (SMA) dinilai baik oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
RUU Sisdiknas berpotensi membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan nasional, namun pelaksanaannya memerlukan dukungan kuat.
Sekjen PB PGRI Dudung Abdul Qodir mengatakan sistem domisili pada SPMB diharapkan lebih berkeadilan dan bisa menyelesaikan masalah yang selama ini dikeluhkan masyarakat.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menegaskan bahwa pengintegrasian teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah adalah langkah penting.
Paparan Mendikdasmen bertajuk Arah Kebijakan dan Program Prioritas Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di Indonesia.
Abdul Mu’ti juga meminta masyarakat untuk tidak mengambil kesimpulan sebelum semua dugaan tersebut telah terbukti.
Melalui momentum Idul Adha ini, Kemendikdasmen berharap program ini menjadi penguat nilai kebersamaan dan semangat berbagi.
Mendikdasmen mengutarakan Hardiknas menjadi momentum penting meningkatkan kolaborasi guna mewujudkan manusia yang berkarakter.
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengaku belum diajak diskusi, terkait keputusan memasukkan siswa bermasalah ke barak TNI.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved