Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Usaid dan Kemenkes Tekankan Pentingnya Pencegahan TBC bagi OdHIV

Indrastuti
18/12/2024 21:23
Usaid dan Kemenkes Tekankan Pentingnya Pencegahan TBC bagi OdHIV
Ilustrasi(Dok Usaid)

BADAN Pembangunan Internasional Amerika Serikat (Usaid) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV (OdHIV). 

Odhiv merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena penyakit tuberkulosis (TBC) karena memiliki kekebalan tubuh yang lemah, dan dampaknya bisa berakibat fatal.

“Amerika Serikat mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya eliminasi HIV dan TBC tahun 2030," kata Enilda Martin, Direktur Kantor Kesehatan Usaid Indonesia. 

“Orang dengan HIV terutama rentan tertular tuberkulosis, sehingga sangat memerlukan terapi pencegahan tuberkulosis untuk melindungi kelompok ini," lanjutnya.

Usaid telah mengirimkan bantuan TPT ke Indonesia senilai US$1,5 juta. Bantuan berupa 145.070 paket paduan TPT jangka pendek itu kini sudah mulai didistribusikan ke wilayah prioritas. Diharapkan bantuan tersebut dapat mencegah sakit TBC dan menyelamatkan nyawa.

Di sisi lain, Indonesia masih menghadapi beban TBC kedua tertinggi di dunia. Laporan Tuberkulosis Global WHO menyebutkan pada 2023, diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus baru TBC di Indonesia, dengan 25.000 kasus pada Odhiv.

“TBC adalah penyebab utama kematian bagi Odhiv, yang memiliki risiko 20 kali lebih tinggi terkena TBC. Laporan WHO mencatat 25% kasus TBC pada Odhiv berakibat kematian. Namun, hanya 6,1% Odhiv baru di Indonesia yang menerima TPT pada 2023, jauh dari target nasional yaitu 50%.” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini.

Salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan TPT adalah melalui pendekatan komunikasi, informasi, dan edukasi. 

“Kekhawatiran efek samping merupakan salah satu penghalang Odhiv untuk minum TPT selain banyaknya obat yang perlu diminum,” jelas Dhefi Ratnawati, Ketua Tim Kerja Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes.

“Saat ini kami bersama Usaid Prevent TB telah menyiapkan strategi komunikasi dengan pesan yang dapat digunakan untuk memotivasi kelompok berisiko, termasuk Odhiv, agar mau minum TPT,” tambahnya.

Dalam rangka memperingati Hari Aids Sedunia 2024, Usaid Prevent TB memberikan penghargaan kepada layanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) terbaik di Jakarta yang berhasil mencapai target dan membuat inovasi dalam meningkatkan cakupan TPT. 

Bertemakan TPT: Pilihan Tepat untuk Odhiv Hebat, acara yang digelar di Jakarta, Rabu (18/12) ini juga diramaikan dengan diskusi tentang tantangan dan praktik baik dalam meningkatkan kesadaran Odhiv dalam mengakses TPT, serta menyampaikan materi komunikasi yang dapat mendukung pemahaman Odhiv tentang pentingnya TPT.

Adapun layanan PDP yang mendapat penghargaan adalah Puskesmas Tambora, Puskesmas Kemayoran, Puskesmas Koja, Puskesmas Setia Budi, Puskesmas Ciracas, RSUD Pademangan, RSUP Fatmawati, RSU Bhayangkara TK I R Said Sukanto, dan Klinik JRC PPTI. 

Adapun apresiasi terhadap tiga layanan dengan inovasi terbaik diberikan kepada Puskesmas Mampang Prapatan, Puskesmas Kelapa Gading, dan Puskesmas Matraman. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya