Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

600 Penderita HIV/AIDS Ditemukan Dinkes Jember sepanjang 2024

Indrastuti
17/12/2024 09:27
600 Penderita  HIV/AIDS Ditemukan Dinkes Jember sepanjang 2024
Pengunjung menuliskan pendapat terkait Orang Dengan HIV (ODHIV) di kostum yang digunakan oleh seorang relawan saat peringatan Hari AIDS Sedunia 2023 di Denpasar, Bali, Jumat (1/12/2023)(ANTARA/NYOMAN HENDRA WIBOWO)

KEMENTERIAN Kesehatan mencatat sebanyak 35.415 kasus baru HIV dan 12.481 kasus baru AIDS ditemukan sepanjang 2024, terhitung selama periode Januari-September. Jumlah tersebut hampir melampaui angka kasus pada periode yang sama di tahun lalu. Pada tahun 2023, tercatat lebih dari 50 ribu kasus baru HIV/AIDS.

Di Jember, Dinas Kesehatan mencatat alam rentang 2022-2024, ada kurang lebih delapan ribu orang yang terdampak. Enam ratus diantaranya adalah penderita baru. 

Namun demikian, tidak semua penderita HIV/AIDS mau melakukan pemeriksaan, sehingga jumlah diatas masih bisa bertambah banyak. Akibatnya, potensi penularannya juga akan semakin meningkat. Salah satu caranya adalah melalui hubungan seksual. Baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, dr Hendro Soelistijono menyampaikan, jumlah kumulatif penderita HIV/AIDS dari 2022 hingga 2024 mencapai kurang lebih delapan ribu orang. 

Setiap tahun, kata dia, jumlah itu terus menerus mengalami peningkatan. Dengan upaya skrining yang dilakukan oleh petugas kesehatan. “Harapannya, kalau ditemukan sejak dini, penderitanya bisa diobati,” ungkapnya pada Senin(16/12/24).

Angka penderita HIV/AIDS yang ditemukan, menurutnya sama dengan fenomena gunung es. Hanya sebagian kecil saja yang bersedia melakukan pemeriksaan, sementara sisanya masih belum bersedia. 

Mereka dianggap memiliki potensi besar untuk menularkan kepada yang lain. “Pemeriksaannya butuh persetujuan yang bersangkutan. Bayangkan yang tidak setuju diperiksa, lebih banyak lagi pastinya,” sambungnya. 

Tingginya angka itu, menurutnya adalah bentuk nyata dari kerja-kerja dinkes serta kesadaran masyarakat terhadap bahayanya penyakit menular itu. "Justru kalau rendah atau bahkan tidak ada laporan kasus (HIV/AIDS) itu, malah aneh, berarti kami tidak bekerja," urainya. 

Oleh sebab itu, para calon pengantin yang akan menikah, diwajibkan untuk melakukan skrining kesehatan terlebih dahulu. Untuk memastikan yang bersangkutan tidak menderita HIV/AIDS. "Jika dinyatakan positif, maka akan dilakukan tindakan pengobatan. Agar tidak menular kepada orang lain," lanjutnya. 

Dokter Hendro juga menyebut, rentang usia penderita HIV/AIDS rata-rata berusia 25 hingga 40 tahun. Namun, beberapa waktu lalu,  Dinkes Jember ditemukan penderita dengan usia 15 tahun. 

Oleh sebab itu, dia mengaku juga mulai melakukan sosialisasi pencegahan di tingkat remaja dan anak sekolah. “Upaya pencegahannya dalam bentuk edukasi,” tegasnya.

Secara fisik penderita HIV/AIDS sulit untuk diamati untuk tahap awal, biasanya akan diketahui setelah yang bersangkutan melakukan pemeriksaan. 

Dia juga menyebut, penderita yang rajin dan teratur mengonsumsi obat, biasanya peluang untuk menular semakin mengecil, Jika tidak, biasanya penderita akan meninggal dunia. “Obat tersedia secara gratis. Pemeriksaan juga gratis. Tinggal kesadaran masyarakat aja,” ujarnya. 

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.

Sementara itu, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya