Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kenali Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak dan Cara Penanganannya

Gemma R Zaneta
10/12/2024 08:00
Kenali Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak dan Cara Penanganannya
Ilustrasi(Freepik)

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang prevalensinya terus meningkat secara global, tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga anak-anak. Kondisi ini ditandai oleh peningkatan kadar gula darah berlebih yang disebabkan oleh gangguan produksi insulin, gangguan fungsi insulin, atau kombinasi keduanya. Untuk mencegah dan mengelola penyakit ini, penting untuk memahami DM lebih dalam. Berdasarkan penyebabnya, DM terbagi menjadi empat jenis utama: DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lainnya, dan diabetes gestasional (DM selama kehamilan).

Pada anak-anak, DM tipe 1 menjadi kasus yang paling umum terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin yang signifikan akibat kerusakan sel-sel pankreas melalui proses autoimun. Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali sel-sel pankreas sebagai ancaman dan menghancurkannya. Kerusakan tersebut biasanya tidak menunjukkan gejala sampai lebih dari 90% sel pankreas rusak.

Salah satu masalah utama diabetes anak di Indonesia adalah rendahnya kesadaran masyarakat, bahkan di kalangan tenaga kesehatan. Akibatnya, banyak kasus DM pada anak tidak terdeteksi atau terabaikan. Sebagian besar anak dengan DM tipe 1 baru terdiagnosis setelah mengalami ketoasidosis diabetikum (KAD), sementara sebagian lainnya tidak terdiagnosis sama sekali atau mendapatkan diagnosis yang keliru saat pertama kali mengunjungi dokter.

Menurut data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2022, terdapat 1,2 juta anak di bawah usia 19 tahun di seluruh dunia yang menderita DM tipe 1. Di Indonesia, kasus DM tipe 1 tercatat sebanyak 150 kasus pada tahun 2009. Namun, dalam lima tahun terakhir, jumlah kasus ini meningkat drastis lebih dari 500 persen, mencapai 1.462 kasus pada tahun 2024.

Terdapat dua faktor utama yang memengaruhi risiko anak terkena diabetes melitus tipe 1:

  1. Faktor Genetik, akibat kerusakan genetik dalam tubuh anak, maka anak memiliki potensi untuk mengembangkan DM tipe 1 karena berkaitan dengan gangguan pada gen tersebut.
  2. Faktor Lingkungan, faktor ini berperan sebagai pemicu terjadinya kerusakan atau penghancuran sel pankreas. Faktor ini bisa berasal dari zat kimia atau infeksi virus, namun hingga kini penyebabnya belum dapat dipastikan. Kerusakan ini biasanya berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sebelum gejala pertama muncul.

Gejala Diabetes Pada Anak

Ada beberapa gejala DM tipe 1 pada anak yang biasanya mirip dengan gejala DM pada orang dewasa, antara lain:

  • - Anak menjadi sering buang air kecil, terutama di malam hari atau mengompol
  • - Sering merasa haus
  • - Sering merasa lapar
  • - Berat badan mengalami penurunan secara bertahap
  • - Mengalami kesemutan
  • - Sering merasa lemas
  • - Luka yang sulit sembuh
  • - Penglihatan menjadi kabur

Cara Menangani Diabetes Pada Anak

Terdapat 5 cara penanganan DM tipe 1 pada anak yaitu:

  1. Penyuntikan Insulin: Penyuntikan insulin wajib dilakukan karena penyebab utama DM tipe 1 adalah tubuh tidak mampu memproduksi insulin. Hingga saat ini, satu-satunya metode pemberian insulin yang terbukti efektif adalah melalui suntikan di bawah kulit. Dosis insulin disesuaikan secara individu berdasarkan faktor seperti usia, berat badan, durasi penyakit, target kontrol kadar gula darah, pola hidup, dan adanya penyakit penyerta (komorbiditas).
  2. Pemantauan Gula Darah: Pemantauan kadar gula darah secara mandiri sebaiknya dilakukan minimal 4 kali sehari, yaitu: (1) di pagi hari setelah bangun tidur, (2) sebelum makan, (3) 1,5-2 jam setelah makan, dan (4) di malam hari sebelum tidur. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.
  3. Mengatur Pola Makan: Pengaturan pola makan perlu diperhatikan agar anak mendapatkan nutrisi yang mendukung proses tumbuh kembangnya serta mencegah timbulnya komplikasi akibat DM tipe 1. Asupan nutrisi yang seimbang sebaiknya mencakup 45-50 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, dan kurang dari 35 persen lemak. Pasien dan keluarga juga harus memahami cara menyesuaikan dosis insulin berdasarkan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi, agar anak memiliki fleksibilitas dalam memilih sumber karbohidrat.
  4. Melakukan Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik memiliki peran penting untuk menjaga kebugaran tubuh anak, mengurangi kebutuhan insulin, dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Durasi aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk anak dengan DM tipe 1 sama seperti untuk populasi umum, yaitu selama 60 menit setiap hari yang meliputi aktivitas aerobik dan latihan untuk memperkuat otot serta tulang. Aktivitas aerobik sebaiknya dilakukan lebih sering, sedangkan latihan penguatan otot dan tulang dilakukan setidaknya tiga kali dalam seminggu.
  5. Edukasi Mengenai DM Tipe 1: Edukasi tentang DM tipe 1 dapat dilakukan oleh tim multidisiplin yang meliputi dokter spesialis anak dengan subspesialisasi endokrin atau dokter umum yang terlatih, perawat atau edukator yang berfokus pada DM, serta dokter spesialis anak dengan subspesialisasi nutrisi dan penyakit metabolik, dokter spesialis gizi klinik, atau ahli gizi. Tujuan dari edukasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat umum tentang DM tipe 1.

Diabetes melitus (DM) tipe 1 pada anak adalah penyakit kronis yang semakin meningkat di seluruh dunia. Meskipun tidak dapat disembuhkan, DM pada anak dapat dikontrol melalui penyuntikan insulin, pemantauan gula darah, pola makan sehat, aktivitas fisik, dan edukasi yang tepat.

Tingginya angka kasus DM tipe 1 di Indonesia menekankan perlunya kesadaran yang lebih baik dari masyarakat dan tenaga kesehatan untuk mendeteksi dan mengelola penyakit ini sejak dini. Dengan dukungan keluarga dan kerjasama tim medis yang efektif, anak dengan DM tipe 1 bisa menjalani kehidupan yang sehat, aktif, dan mengurangi risiko timbulnya komplikasi. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya