Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TANAH sering kali dianggap remeh, sebagai sesuatu yang hanya merupakan tempat tumbuhnya tanaman atau bahan untuk membangun.
Namun, di balik lapisan tanah yang tampak sederhana, tersembunyi dunia yang luar biasa penuh dengan kehidupan dan proses yang sangat kompleks.
Tanah adalah rumah bagi hampir seperempat spesies yang ada di Bumi, menjadikannya salah satu elemen terpenting dalam mempertahankan kehidupan.
1. Tanah sebagai Rumah Bagi Seperempat Spesies Bumi
Tanah tidak hanya sekadar tempat tumbuh tanaman, ia juga menjadi rumah bagi berbagai makhluk hidup.
Di dalam tanah, terdapat banyak spesies seperti kutu kayu, semut, cacing tanah, kalajengking semu, hingga mikroorganisme yang tak terhitung jumlahnya.
Semua organisme ini berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah. Tanpa mereka, tanah akan kehilangan kemampuan untuk mendukung kehidupan.
2. Peran Cacing Tanah dalam Menjaga Efektivitas Tanah
Cacing tanah memiliki peran vital dalam menjaga efektivitas tanah dalam menyerap air.
Tanpa cacing tanah, tanah bisa kehilangan kemampuan menyerap air hingga 90%.
Cacing tanah menciptakan saluran-saluran kecil dalam tanah yang memungkinkan air dan udara meresap lebih baik, membantu menjaga kestabilan ekosistem tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.
3. Proses Pembentukan Tanah yang Memakan Waktu
Membentuk tanah bukanlah hal yang cepat. Dibutuhkan waktu hingga 1.000 tahun untuk membentuk satu sentimeter tanah. Proses ini sangat bergantung pada faktor iklim, materi induk, serta organisme yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu, tanah dianggap sebagai sumber daya yang tak terbarukan, karena meski bisa mengalami degradasi dalam waktu singkat, pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama.
4. Kehidupan Mikroba di Tanah yang Masih Banyak belum Dikenal
Di dalam tanah, terdapat lebih dari 1 juta spesies mikroorganisme, namun hanya sekitar 1% dari mereka yang sudah teridentifikasi oleh ilmuwan.
Tanah menyimpan bakteri, jamur, dan mikroba lainnya yang memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kesuburan tanah. Masing-masing mikroba ini berinteraksi satu sama lain, membentuk jaringan yang saling mendukung.
5. Tikus Tanah, Penghuni Tanah yang Sering Diabaikan
Tikus tanah meski dikenal sebagai pemakan cacing dan invertebrata lainnya, sebenarnya berperan dalam menyuburkan tanah. Dengan membuat terowongan-terowongan bawah tanah, tikus membantu mencampurkan serasah tanaman, benih, dan kotoran ke dalam tanah, sekaligus menciptakan saluran untuk udara dan air yang mendukung pertumbuhan tanaman.
6. Tanah Menyimpan Karbon yang Besar
Tanah memiliki kapasitas luar biasa untuk menyimpan karbon. Tanah di Inggris, misalnya, menyimpan hampir 10 miliar ton karbon, yang setara dengan 80 tahun emisi gas rumah kaca tahunan negara tersebut.
Proses penyimpanan karbon ini membantu mengurangi dampak perubahan iklim dengan menyerap lebih banyak gas rumah kaca dari atmosfer.
7. Tanah Bisa Mati
Sayangnya, tanah bisa mengalami kerusakan parah yang sangat sulit dipulihkan. Proses erosi, pemadatan tanah, serta kehilangan keanekaragaman hayati akibat aktivitas manusia dapat mengurangi kesuburan tanah dan membuatnya tidak bisa lagi mendukung kehidupan. Tanah yang hilang atau rusak memerlukan waktu yang sangat lama untuk pulih, jika memungkinkan sama sekali.
8. Kompos Teknologi Pertanian yang Sudah Ada Sejak 12.000 Tahun yang Lalu
Kompos, meski tampak sebagai inovasi pertanian modern, sebenarnya sudah digunakan sejak zaman prasejarah.
Bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang Skotlandia telah menggunakan kompos lebih dari 12.000 tahun yang lalu untuk meningkatkan kesuburan tanah mereka.
Teknik ini telah membantu manusia untuk bertahan hidup dan berkembang melalui pertanian yang berkelanjutan.
9. Lumut Pencipta Tanah dari Batu
Lumut tidak hanya tumbuh di tempat yang lembab; mereka memainkan peran penting dalam pembentukan tanah dari batuan.
Dengan cara fisik dan kimiawi, lumut mengikis batuan dan menghasilkan tanah. Proses ini memanfaatkan kerja sama antara jamur dan alga yang membentuk lumut kerak, yang mampu melarutkan mineral dan mengubahnya menjadi bagian dari tanah yang subur.
10. Keanekaragaman Tanah yang Luar Biasa
Di Amerika terdapat sekitar 70.000 jenis tanah yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik fisik, kimia, dan biologi yang unik. Faktor pembentuk tanah seperti iklim, organisme hidup, dan waktu mempengaruhi sifat tanah, menjadikannya beragam dan sangat penting dalam mendukung berbagai bentuk kehidupan.
Tanah yang baik untuk pertanian mungkin berbeda dengan tanah yang cocok untuk kehutanan atau ekosistem gurun.
Tanah adalah bagian dari alam yang lebih kompleks dan penting daripada yang kita bayangkan. Tanah tidak hanya mendukung kehidupan tanaman tetapi juga menyimpan rahasia kehidupan melalui mikroorganisme, cacing tanah, dan beragam makhluk lainnya.
Sebagai superorganisme yang terus hidup dan berkembang, tanah memainkan peran yang tak tergantikan dalam mendukung keberlanjutan hidup di Bumi.
Karena itu, sudah seharusnya kita menjaga tanah dengan lebih baik, memahami peran vitalnya, dan melestarikannya untuk generasi mendatang. (berbagai sumber/Z-1)
Hari Tanah Sedunia diperingati setiap 5 Desember untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya tanah sebagai penopang ekosistem.
Hari Tanah Sedunia 2024 mengangkat tema “Merawat Tanah: Mengukur, Memantau, Mengelola” menyoroti pentingnya tanah sebagai fondasi kehidupan dan ketahanan pangan.
Tanah yang subur adalah tanah yang mengandung beragam unsur hara serta memiliki sifat fisik, kimia dan biologis yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman.
Kesuburan tanah, yang dipengaruhi oleh kandungan organik, pH, struktur tanah, dan aktivitas biologis, menjadi faktor utama dalam mendukung pertanian berkelanjutan.
Hari Tanah Sedunia diperingati setiap 5 Desember bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya tanah yang sehat bagi kehidupan dan keseimbangan ekosistem.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved