Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pendidikan Inklusif bagi Disabilitas: Ciptakan Kesetaraan bagi Semua Anak

Febriansah
03/12/2024 10:19
Pendidikan Inklusif bagi Disabilitas: Ciptakan Kesetaraan bagi Semua Anak
Ilustrasi(Freepik)

Pendidikan adalah hak dasar setiap anak, termasuk bagi penyandang disabilitas. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan ramah bagi mereka.

Diperkirakan terdapat sekitar 240 juta anak penyandang disabilitas di seluruh dunia. Sama seperti anak-anak lainnya, mereka memiliki ambisi dan impian untuk masa depan. Mereka juga memerlukan pendidikan yang berkualitas untuk mengembangkan kemampuan dan mencapai potensi maksimal mereka.

Sekolah inklusif menjadi solusi untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas dapat mengakses pendidikan yang setara, sesuai dengan kemampuan mereka.

Sekolah inklusif

Pendidikan inklusif dianggap sebagai "lingkungan yang paling tidak membatasi" bagi anak-anak penyandang disabilitas. Pendidikan inklusif berarti semua anak belajar bersama di kelas dan sekolah yang sama. Ini memberikan kesempatan belajar yang setara bagi kelompok yang sering dianggap berbeda, termasuk anak-anak penyandang disabilitas dan penutur bahasa minoritas.

Namun, di banyak negara, layanan pendidikan khusus justru cenderung memisahkan mereka ke dalam kelas atau sekolah khusus. Pemisahan ini mengurangi kesempatan mereka untuk berinteraksi dengan teman sebaya tanpa disabilitas dan sering kali membatasi akses mereka terhadap kurikulum yang sama dengan teman-temannya.

Konsep ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi anak-anak dengan berbagai latar belakang, baik yang memiliki disabilitas fisik, mental, atau sensorik, untuk belajar bersama dengan anak-anak pada umumnya.

Pendidikan inklusif tidak hanya menyediakan akses fisik bagi penyandang disabilitas, tetapi juga memastikan adanya dukungan akademis dan sosial yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Di tingkat sekolah, guru perlu mendapatkan pelatihan, fasilitas sekolah harus ditingkatkan, dan siswa harus memiliki akses ke materi pembelajaran yang ramah bagi semua. Di tingkat masyarakat, stigma dan diskriminasi harus dihilangkan, serta masyarakat perlu diedukasi mengenai pentingnya pendidikan inklusif.

Sementara itu, di tingkat nasional, pemerintah harus menyesuaikan undang-undang dan kebijakan dengan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas serta secara rutin mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan anak-anak menerima layanan yang efektif.

Untuk mengatasi kesenjangan pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas, United Nations Children's Fund (UNICEF) mendukung pemerintah dalam mengembangkan dan memantau sistem pendidikan yang inklusif. Upaya ini difokuskan pada empat aspek utama:

  1. Advokasi: UNICEF mempromosikan pendidikan inklusif dalam diskusi, acara tingkat tinggi, dan bentuk penjangkauan lainnya yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan dan masyarakat umum.
  2. Peningkatan kesadaran: Menyoroti kebutuhan anak-anak penyandang disabilitas dengan melakukan penelitian dan menyelenggarakan meja bundar, lokakarya, dan acara lainnya untuk mitra pemerintah.
  3. Peningkatan kapasitas: Membangun kapasitas sistem pendidikan di negara-negara mitra dengan melatih guru, administrator, dan masyarakat, serta menyediakan bantuan teknis kepada Pemerintah.
  4. Dukungan implementasi: Membantu pemantauan dan evaluasi di negara-negara mitra untuk menutup kesenjangan implementasi antara kebijakan dan praktik. 

(Unicef/Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya