Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization /WHO) baru-baru ini mengeluarkan peringatan kepada negara-negara di seluruh dunia untuk meningkatkan pengawasan terhadap flu burung (H5N1), yang dapat menyebar dari unggas ke manusia. Virus H5N1 pertama kali muncul pada tahun 1996, namun sejak 2020, jumlah wabah yang menyerang burung telah meningkat pesat, seiring dengan tingginya angka infeksi pada mamalia. Virus ini telah menyebabkan kematian massal pada jutaan unggas, sementara burung liar dan mamalia, baik darat maupun laut.
Dikutip dari Voa News, Direktur kesiapsiagaan pencegahan epidemi dan pandemi WHO, Maria Van Kerkhove menjelaskan Infeksi influenza burung H5N1 dalam jumlah kecil tetapi terus bertambah setelah terdeteksi pada manusia di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir, tuturnya pada, Kamis (28/11).
WHO mengatakan pihaknya sedang berhubungan dengan lembaga mitra seperti Organisasi Kesehatan Hewan Dunia dan Organisasi Pangan dan Pertanian untuk meningkatkan pengawasan pada hewan.
Departemen Pertanian AS menyebutkan Babi menjadi hewan yang perlu dikhawatirkan penyebaran flu burung karena mereka dapat terinfeksi virus, yang dapat bertukar gen untuk membentuk virus baru yang lebih berbahaya sehingga dapat lebih mudah menginfeksi manusia.
Sejauh ini, 55 kasus flu burung H5N1 pada manusia, termasuk pada seorang anak, telah dilaporkan pertama di Amerika Serikat.
Sebagian besar kasus ini terjadi di kalangan pekerja peternakan yang melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tidak ada penularan antar manusia yang terkait dengan kasus flu burung H5N1, tetapi pekerja peternakan dianggap berisiko lebih tinggi tertular virus tersebut.
Berikut ini Gejala infeksi H5N1 meliputi :
Gejala awal lainnya dapat meliputi konjungtivitis dan gejala non-pernapasan lainnya. Infeksi dapat berkembang dengan cepat menjadi penyakit pernapasan parah dan perubahan neurologis (perubahan status mental atau kejang).
Cara terbaik untuk mencegah flu burung H5N1 adalah dengan menghindari sumber paparan sebisa mungkin. Berikut ini cara untuk mengurangi risiko flu burung meliputi:
(WHO/Alodokter/Z-11)
Dua orang di Wyoming dan Ohio dirawat di rumah sakit akibat flu burung H5N1, menandai kasus pertama di kedua negara bagian tersebut.
Kembalinya virus flu burung yang sangat patogen (HPAI), khususnya galur H5N1, telah menimbulkan kekhawatiran serius di seluruh dunia.
Seorang warga Louisiana berusia di atas 65 tahun menjadi korban pertama yang meninggal akibat flu burung H5N1 di Amerika Serikat.
H5N1 pertama kali ditemukan pada tahun 1996 di sebuah peternakan angsa di China.
PULUHAN kucing di Polandia terbukti positif H5N1 sebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Belum diketahui pasti apakah kucing-kucing itu terpapar virus.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tuberkulosis (TBC) masih terus menjadi tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius.
Mencium bayi memang menggoda, tetapi kebiasaan ini bisa berisiko bagi kesehatan mereka.
Orang tua perlu berhati-hati mengajak anak berlibur ke tempat umum agar tidak tertular penyakit seperti cacar air dan gondongan yang merebak di sejumlah wilayah.
Banjir yang disebabkan oleh rob (banjir akibat pasang air laut) atau curah hujan yang tinggi seringkali menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang perlu diwaspadai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved