Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Kembalinya virus flu burung yang sangat patogen (HPAI), khususnya galur H5N1, telah menimbulkan kekhawatiran serius di seluruh dunia. Ancaman ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan hewan, tetapi juga berpotensi berbahaya bagi manusia. Dalam hal ini, peran personel pencegahan infeksi menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko terkait dengan virus yang terus berkembang ini.
H5N1 telah menyebabkan wabah besar pada burung liar dan unggas, mengakibatkan kematian massal serta dampak ekonomi yang signifikan. Meskipun flu burung lebih umum menyerang unggas, terdapat beberapa kasus infeksi pada manusia, terutama di kalangan orang yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Saat ini, risiko penularan dari manusia ke manusia masih tergolong rendah. Namun, menurut CDC, mutasi pada virus dapat mengubah pola perilakunya, sehingga menjadi ancaman kesehatan global yang perlu diwaspadai.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus ini memiliki kemampuan untuk menginfeksi mamalia, seperti kucing, anjing, kuda, cerpelai, dan anjing laut, yang menunjukkan potensi adaptasi lebih lanjut. Penularan lintas spesies ini semakin menegaskan perlunya tindakan biosekuriti yang lebih ketat di sektor pertanian maupun kesehatan.
Meskipun penularan H5N1 pada manusia masih terbatas, kasus-kasus penyakit yang terjadi tetap mengkhawatirkan. Salah satunya adalah seorang gadis berusia 13 tahun dari British Columbia, Kanada, yang hampir kehilangan nyawa pada awal November. Gadis tersebut memiliki riwayat asma ringan dan indeks massa tubuh yang tinggi, melebihi 35. Dia datang ke unit gawat darurat dengan gejala demam dan konjungtivitis. Setelah pulang, ia kembali ke UGD karena muntah, diare, dan gangguan pernapasan.
Penularan virus H5N1 pada manusia umumnya terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan unggas yang terinfeksi.
Saat ini, telah tercatat 66 kasus manusia terinfeksi di AS, namun angka ini mungkin lebih tinggi karena adanya jenis flu lain yang dapat menimbulkan kesalahan diagnosis, menurut Richard J. Webby, PhD, anggota Fakultas Rumah Sakit Riset St. Jude dan direktur Pusat Kolaborasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Studi Ekologi Influenza pada Hewan dan Burung.
“Perawatan untuk influenza A dan B pada dasarnya sama, sehingga tes untuk menentukan subtipe seperti H1 atau H3 seringkali tidak dilakukan. Namun, saat musim flu, banyak kasus flu dilaporkan, termasuk potensi kasus flu burung H5N1. Karena itu, sampel akan diperiksa lebih lanjut, terutama jika muncul di luar musim flu.”
Para ahli pencegahan infeksi harus selalu memantau perkembangan terkini dari CDC dan penyebaran penyakit ini. Beberapa langkah penting yang perlu diambil meliputi:
Seiring dengan perkembangan H5N1, para profesional di bidang pencegahan infeksi perlu tetap waspada, memperbarui protokol mereka, dan melindungi kesehatan masyarakat dari ancaman yang berpotensi signifikan. (infectioncontroltoday/Z-11)
Penyebarannya menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap peternakan unggas, ketahanan pangan, dan mata pencaharian jutaan orang, yang paling banyak memengaruhi populasi miskin.
SEORANG anak perempuan berusia dua tahun di Kamboja telah meninggal dunia setelah terinfeksi virus flu burung H5N1
Kondisi flu burung ini bahkan telah ditetapkan sebagai keadaan darurat karena lebih dari 300 sapi perah telah menjadi korbannya.
Pneumonia bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
Hari Hepatitis Sedunia dirayakan setiap tanggal 28 Juli sebagai aksi global untuk menunjukkan perhatian terhadap hepatitis yang masih menjadi risiko besar bagi kesehatan masyarakat.
Varian baru virus SARS-CoV-2 yang dikenal dengan nama Nimbus atau varian NB.1.8.1 mulai menarik perhatian dunia setelah penyebarannya meningkat di sejumlah negara Asia.
PARA ilmuwan di Tiongkok telah menemukan sejumlah virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya pada kelelawar yang hidup di dekat manusia.
Peneliti di Tiongkok menemukan 20 virus baru di ginjal kelelawar Yunnan, dua di antaranya mirip dengan virus mematikan Nipah dan Hendra.
HPV itu ada banyak jenisnya, inkubasinya, dan gejalanya. Tidak semua virus HPV bisa memicu kanker serviks. Sebagian hanya memiliki gejala seperti kutil dan menghilang dengan sendirinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved