Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemkot Tangerang Optimalisasi Layanan PDP untuk ODHA, Kenali Cara Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS

Alya Putri Abi
30/11/2024 12:01
Pemkot Tangerang Optimalisasi Layanan PDP untuk ODHA, Kenali Cara Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS
Ilustrasi, pita merah simbol kepedulian pada ODHA, HIV/AIDS.(Dok. Freepik)

DI Indonesia, penderita (ODHA) diperkirakan mencapai 515.455 orang. Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) adalah orang yang terinfeksi virus HIV sehingga mengakibatkan rentan terhadap penyakit. Dalam upayah untuk mencegah peningkatan penyakit ini, Pemkot Tangerang memaksimalkan layanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di puskesmas dan rumah sakit.

Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeni menyatakan, layanan PDP untuk ODHA tersedia di 39 UPTD Puskesmas, RSUD Kota Tangerang, dan sembilan rumah sakit swasta.

Dini menjelaskan bahwa puskesmas atau klinik di Kota Tangerang dapat memberikan layanan konseling, tes HIV, dan terapi Antiretroviral (ART), sementara rumah sakit menyediakan layanan rujukan untuk kasus yang memerlukan penanganan lebih intensif.

“Sedangkan rumah sakit menyediakan layanan rujukan untuk kasus yang memerlukan penanganan lebih intensif,” ungkap Dini, Jumat (29/11)

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kota Tangerang, berikut adalah PDP yang diberikan:

1. Perawatan Medis

Layanan ini mencakup pengobatan Antiretroviral (ART) untuk menekan perkembangan virus HIV, tes viral load untuk memantau jumlah virus dalam tubuh, tes CD4 untuk mengukur kekuatan sistem kekebalan, serta pemeriksaan penyakit penyerta seperti TBC dan hepatitis.

2. Dukungan Psikososial

ODHA mendapatkan konseling sebelum dan sesudah tes HIV untuk memberikan pemahaman dan dukungan emosional. Selain itu, tersedia dukungan motivasi serta penguatan melalui kelompok pendukung yang membantu mereka menghadapi tantangan sehari-hari.

3. Pencegahan Penularan

Layanan ini meliputi program pencegahan penularan dari ibu ke anak, edukasi untuk mencegah transmisi seksual, serta penanganan khusus bagi pengguna napza suntik untuk mengurangi risiko infeksi.

4. Pengobatan Infeksi Oportunistik

ODHA juga mendapatkan penanganan untuk penyakit seperti TBC, pneumonia, atau infeksi jamur yang sering menyerang mereka. Selain itu, tersedia terapi pencegahan profilaksis bagi ODHA dengan risiko tinggi terhadap infeksi tertentu untuk menjaga kesehatan mereka.

Kota Tangerang sendiri pernah menerima penghargaan atas Layanan PDP dengan capaian ODHIV on ART yang diperiksa Viral Load (VL) HIV tertinggi dalam Kategori Layanan PDP dengan Beban ODHIV Rendah pada periode 1 Januari-31 Agustus 2024, melalui Puskesmas Cipadu, Kecamatan Larangan.

“Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) pada September lalu,” ungkap Dr, dini

Dr. Dini juga menegaskan bahwa meskipun HIV dapat menular, virus ini tidak menular melalui penggunaan toilet bersama, gigitan nyamuk atau serangga, penggunaan alat makan bersama, bersalaman atau berpelukan, maupun tinggal serumah dengan ODHA.

Oleh karena itu, penderita HIV tidak perlu merasa terisolasi. Menjadi ODHA bukanlah penghalang untuk bersosialisasi, dan masyarakat juga tidak perlu menjauhi mereka.

“Karenanya, berperilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya penularan HIV dan tidak perlu menjauhi ODHA. Untuk itu, menjadi ODHA terinfeksi HIV bukanlah penghalang untuk bersosialisasi, bekerja, dan berkeluarga,” jelasnya.

Cara Penularan HIV/AIDS

Namun, untuk menghindari penyakit ini, masyarakat juga perlu mengetahui cara penularannya. HIV dapat ditularkan melalui berbagai cara yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh penderita. Berikut adalah cara-cara penularan tersebut:

1. Hubungan Seksual Tanpa Pengaman

Penularan HIV paling sering terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, baik vaginal, anal, maupun oral. Sperma dan cairan vagina yang terkontaminasi HIV dapat memasuki tubuh pasangan melalui luka atau selaput lendir pada alat kelamin, anus, atau mulut, yang menyebabkan penularan virus.

2. Penggunaan Jarum Suntik Bekas

HIV juga dapat ditularkan melalui penggunaan jarum suntik yang sudah terkontaminasi darah penderita HIV. Cairan darah yang tertinggal pada jarum suntik dapat masuk ke tubuh orang yang menggunakan jarum tersebut, yang mengakibatkan penularan virus, terutama di kalangan pengguna narkoba suntik yang berbagi jarum.

3. Air Susu Ibu (ASI)

Ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus kepada bayi melalui ASI. Risiko penularan ini lebih tinggi jika ibu tidak mendapatkan pengobatan antiretroviral (ART), yang berfungsi untuk mengurangi jumlah virus dalam tubuh dan menurunkan kemungkinan penularan.

4. Transfusi Darah

Penularan HIV juga dapat terjadi melalui transfusi darah yang terkontaminasi virus HIV. Meskipun risiko ini sangat rendah berkat prosedur skrining darah yang ketat di rumah sakit dan pusat donor darah, transfusi darah yang tidak diperiksa dengan benar dapat menyebabkan penularan HIV.

Cara Mencegah HIV/AIDS

Setelah memahami faktor risiko penularan HIV/AIDS, masyarakat juga perlu mengetahui langkah-langkah pencegahan. Dilansir dari Kementerian Kesehata berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS :

1. Setia dan Menghindari Berganti-Ganti Pasangan

Menjaga kesetiaan dalam hubungan seksual dan menghindari berganti-ganti pasangan adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan HIV. Penggunaan pengaman seperti kondom juga sangat dianjurkan, terutama jika pasangan tidak diketahui status kesehatannya.

2. Hindari Penggunaan Narkotika, Terutama yang Melalui Jarum Suntik

Penggunaan narkotika, terutama melalui jarum suntik yang dibagikan, berisiko tinggi menularkan HIV. Oleh karena itu, menghindari penggunaan narkoba atau tidak berbagi jarum suntik adalah langkah dalam pencegahan HIV.

3. Edukasi Masyarakat tentang Penularan dan Pengobatan HIV/AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imunitas dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah salah satu jenis sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh.

Infeksi virus ini mampu menurunkan kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda-benda asing di dalam tubuh yang pada tahap terminal infeksinya dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang cara penularan, pencegahan, dan pengobatan HIV/AIDS sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran virus. Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi stigma terhadap ODHA dan mendorong lebih banyak orang untuk melakukan tes dan pengobatan sejak dini.

Mari bersama-sama berkomitmen untuk menjaga kesehatan diri, serta mewujudkan masyarakat yang lebih peduli terhadap ODHA. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya