Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
MENTERI Sosial Saifullah Yusuf mengatakan, Setara Berkarya menjadi komitmen nasional dalam memberikan pelayanan kepada para penyandang disabilitas.
Gus Ipul juga menegaskan, kesetaraan adalah dasar bagi setiap penyandang disabilitas untuk berkontribusi aktif melalui karya di berbagai bidang.
Hari Disabilitas International, kata Gus Ipul, menjadi komitmen global dalam melayani, memfasilitasi, mendampingi serta memberdayakan penyandang disabilitas. Kata Gus Ipul, saat ini pihaknya masih dalam menyusun data. Selain itu nantinya juga akan ada data khusus.
"Kami juga sedang membahasa kartu penyandang disabilitas," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (30/11).
Menurutnya, penyandang disabilitas tidak hanya difasilitasi dalam memperoleh akses, tetapi juga mendapatkan kesempatan yang sama dalam bekerja. Pemerintah saat ini telah menetapkan UU yang mewajibkan sebanyak 2% untuk merekrut tenaga kerja dari disabilitas.
“Kemensos telah menerapkan UU tersebut dan saat ini memiliki 60 tenanga kerja disabilitas dari 3000 pegawai yang ada,” jelas Gus Ipul.
Gus Ipul menambahkan, ketika penyandang disabilitas mendapatkan kesempatan dalam memenuhi hak-haknya tentunya mereka akan lebih mudah untuk berkarya. “banyak teman-teman disabilitas yang sudah memiliki karya, kita buka kesempatan ini lebih luas lagi untuk teman-teman disabilitas lainnya,” katanya.
Gus Ipul juga menjelaskan terkait visi besar Kementerian Sosial setelah dilantik menjadi Menteri Sosial oleh Presiden. Gus Ipul menerangkan untuk bekerja dengan keras dalam mengentaskan kemiskinan, bekerja secara terukur berdasar pada data, dan terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga lain.
“Masalah kesejahteraan sosial yang paling banyak dikeluhkan adalah terkait sasaran penerimanya atau program yang tidak tepat sasaran,” jelasnya.
Ke depannya, melalui BPS akan dilakukan konsolidasi data agar dalam waktu yang tepat dapat terwujudkan sebuah data tunggal yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program.
Gus Ipul menegaskan terkait sasaran programnya yang disebut 12 PAS (Pemerlu Atensi Sosial). “12 itu ada anak-anak rentan, difabel, lansia terlantar, korban bencana, mereka yang berada di wilayah 3T dan KAT, warga binaan, korban kekerasan, napza dan hiv aids, bermasalah sosial seperti korban tppo, perempuan rentan tuna susila, serta fakir miskin,” kata Gus Ipul.
Selain itu, Gus Ipul juga disinggung terkait penelitian dari Smeru Institute bahwa anak dari keluarga miskin akan menjadi miskin dan akan mengalami kendala meraih akses pendidikan serta ketergantungan terhadap bansos. Gus Ipul mengakui memang masih terdapat hal yang seperti itu, namun Pemerintah melalui Kemensos memiliki program jaminan sosial sepanjang hayat.
“Mulai dari sebelum lahir hingga meninggal mendapat perlindungan dan jaminan sosial,” katanya.
Gus Ipul mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung terhadap penyandang disabilitas, menumbuhkan kesadaran ditengah masyarakat untuk memberikan akses, kesempatan, fasilitas dan yang terpenting adalah peluang yang sama untuk bisa bekerja.
“Setara berkarya, difabel boleh berkarya, bekerja dalam bidang apa saja termasuk kepemimpinan,” jelasnya.
Gus Ipul juga berharap di Hari Disabilitas International ini menjadi momentum semua orang untuk menjadi bagian penting dari Indonesia yang produktif dan berdaya saing. (S-1)
ANGGOTA Komisi A DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani, mendorong Pemprov DKI memberikan ruang kerja yang layak bagi penyandang disabilitas.
Program ini merekrut kalangan disabilitas menjadi afiliator tanpa modal melalui pelatihan vokasi dan pendampingan intensif penjualan online.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Media Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mendukung inklusifitas dan pemberdayaan penyandang disabilitas melalui penyelenggaraan Festival Setara & Berdaya 2025.
Ajang ini diikuti 335 atlet terdiri dari 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi dan lebih dari 200 peserta umum.
Dengan tema "Voice in Color, Ability Meets Independence", pameran ini bertujuan untuk mempromosikan kesadaran dan pemahaman tentang kemampuan dan potensi penyandang disabilitas
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved