Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Self-Sampling: Upaya Kementerian Kesehatan Dalam Mengeliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia

Alya Putri Abi
28/11/2024 20:33
Self-Sampling: Upaya Kementerian Kesehatan Dalam Mengeliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia
Mencegah kanker leher rahim dengan self-sampling(MI)

KANKER leher rahim atau kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian utama bagi perempuan di Indonesia. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2021, tercatat ada 36.633 kasus kanker serviks setiap tahunnya.

Angka ini menjadikan kanker serviks sebagai penyebab kematian kedua tertinggi di kalangan perempuan Indonesia.

Menyikapi hal ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggandeng berbagai pihak untuk mengatasi masalah kanker leher rahim, salah satunya melalui skrining dan deteksi dini menggunakan metode self-sampling.

Pendekatan inovatif ini bertujuan untuk memudahkan perempuan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan secara mandiri, yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam deteksi dini kanker serviks.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang bisa sepenuhnya dieliminasi dengan deteksi dan penanganan yang tepat.

Ia menambahkan, meskipun penyakit tidak menular (PTM) umumnya tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, kanker leher rahim bisa dicegah dan disembuhkan jika ditemukan pada tahap awal.

“Jika kita bicara tentang kanker leher rahim, ini adalah satu-satunya kanker yang bisa disembuhkan. Dengan skrining yang tepat, kita bisa mencegahnya berkembang lebih lanjut,” ujar Nadia.

Salah satu upaya untuk meningkatkan deteksi dini adalah melalui metode self-sampling, di mana perempuan dapat melakukan pengambilan sampel sendiri di rumah, kemudian mengirimkannya ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut.

Metode ini diharapkan dapat mengurangi hambatan seperti ketidaknyamanan atau stigma yang seringkali menjadi alasan perempuan enggan menjalani pemeriksaan.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga mengimplementasikan pendekatan Hub & Spoke, di mana fasilitas kesehatan utama atau hub akan berkolaborasi dengan fasilitas kesehatan lainnya di daerah untuk memperluas jangkauan layanan deteksi dini. Dengan sistem ini, diharapkan setiap perempuan di seluruh Indonesia dapat mengakses layanan pemeriksaan kanker leher rahim secara lebih mudah dan efisien.

Dengan langkah-langkah tersebut, Kementerian Kesehatan berharap dapat menurunkan angka kasus dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia.

Deteksi dini, edukasi, serta akses layanan kesehatan yang lebih mudah diharapkan dapat mencegah semakin tingginya angka kasus kanker leher rahim, serta memberikan harapan baru bagi perempuan Indonesia untuk hidup lebih sehat dan bebas dari ancaman kanker serviks.

Kebijakan dan langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan perempuan dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat di masa depan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya