Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DI era digitalisasi yang semakin pesat, teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan.
AI memungkinkan personalisasi pembelajaran, analisis data siswa secara mendalam, hingga peningkatan akses pendidikan di daerah terpencil. Namun, di balik semua potensi tersebut, ada satu elemen yang tidak bisa tergantikan, Human Intelligence.
Human Intelligence mencakup kemampuan berpikir kritis, kreativitas, empati, dan intuisi, yang menjadi landasan penting dalam pendidikan. Meskipun AI dapat membantu meningkatkan efisiensi proses belajar mengajar, teknologi ini tidak memiliki kemampuan untuk memahami konteks emosional, memberikan dukungan moral, atau membangun hubungan interpersonal yang mendalam.
Oleh karena itu, sinergi antara AI dan Human Intelligence menjadi kunci untuk menciptakan pendidikan yang relevan, manusiawi, dan berdampak bagi generasi muda.
Hal inilah yang menjadi sorotan utama dalam Acer Edu Summit 2024, yang mengangkat tema Education Outlook 2025: Human Intelligence dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia.
Diselenggarakan pada Selasa (26/11), acara ini menghadirkan berbagai narasumber dari dunia pendidikan, psikologi, dan teknologi untuk membahas pentingnya menempatkan manusia sebagai inti dari transformasi pendidikan di era modern.
Presiden Direktur Acer Indonesia Leny Ng, dalam sambutannya, menegaskan bahwa meskipun teknologi, seperti AI, memiliki peran penting, kecerdasan manusia tetap menjadi fondasi utama dalam pendidikan.
"Sebagai bentuk nyata komitmen Acer Indonesia dalam mendukung kemajuan pendidikan nasional, kami kembali menyelenggarakan Acer Edu Summit. Acara ini merupakan salah satu upaya kami untuk mendukung transformasi sistem pendidikan di Indonesia dengan menempatkan Human Intelligence sebagai inti dari setiap inovasi," ujar Leny.
Ia menjelaskan keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kemampuan manusia untuk berpikir kritis, kreatif, dan membangun empati.
"Teknologi bisa membantu kita mencapai banyak hal, tetapi pendidikan adalah tentang membentuk karakter manusia. Ini adalah tugas yang tidak bisa sepenuhnya dilakukan oleh mesin," tambahnya.
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof Rose Mini Agoes Salim, yang turut menjadi narasumber dalam acara ini, menekankan bahwa pendidikan harus bersifat holistik, tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada perkembangan emosional dan sosial siswa.
"Human Intelligence adalah dasar dari interaksi sosial yang sehat. Kemampuan memahami emosi, membangun hubungan interpersonal, dan beradaptasi dengan tantangan adalah hal-hal yang hanya bisa diajarkan melalui hubungan manusia, bukan teknologi," jelas Prof Rose.
Ia juga mengingatkan bahwa teknologi seperti AI dapat memberikan banyak kemudahan, tetapi interaksi manusia tetap menjadi kunci dalam membentuk siswa yang seimbang secara intelektual dan emosional.
"Jika siswa terlalu bergantung pada teknologi tanpa ada interaksi manusia yang bermakna, ada risiko mereka kehilangan kemampuan untuk berempati atau bekerja sama," tambahnya.
Dalam diskusi yang berlangsung, para pembicara sepakat bahwa teknologi adalah alat yang mendukung, bukan menggantikan peran manusia.
Guru Besar Teknik Komputer Universitas Indonesia Prof Riri Fitri Sari menekankan pentingnya peran guru sebagai fasilitator yang menghubungkan teknologi dengan pembelajaran manusiawi.
"Teknologi bisa menjadi pendukung luar biasa, tetapi guru adalah jantung dari pendidikan. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing, memahami, dan memberikan teladan bagi siswa," ungkap Prof Riri.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara Human Intelligence dan teknologi akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kreatif, berempati, dan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan global.
Tema Education Outlook 2025, yang diangkat dalam Acer Edu Summit 2024 menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal penguasaan teknologi, tetapi juga tentang membangun manusia yang utuh.
Dengan fokus pada Human Intelligence, acara ini diharapkan dapat mendorong semua pihak untuk bersama-sama menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan zaman, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pembentukan karakter generasi mendatang.
Dengan sinergi antara Human Intelligence dan teknologi yang seimbang, Acer Edu Summit 2024 memancarkan optimisme untuk masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik. (Z-1)
MUSIK ternyata memiliki banyak manfaat untuk anak. Musik berdasarkan intervensi bisa digunakan dalam pengobatan, terapi, atau ada music based intervention.
The Journal of Human Resources menemukan bahwa anak sulung dalam keluarga cenderung memiliki skor Intelligence Quotient (IQ) lebih tinggi.
Sekitar 90% perkembangan otak manusia terjadi di masa balita. Anak memerlukan kecukupan nutrisi dan stimulasi agar proses tersebut berjalan optimal.
Nikita Willy yang rajin berbagi pengalaman sebagai ibu dari si kecil Issa Xander diajak berkolaborasi menyebarluaskan informasi edukatif tentang tumbuh kembang anak.
Buku-buku self-improvement dapat menjadi panduan yang berguna untuk menghadapi berbagai tantangan hidup, mengatasi krisis identitas, dan meraih potensi terbaik diri.
Algoritma sama sekali bukan barang baru. Hanya saja, pemaknaannya perlu mendapatkan perspektif baru, bahkan ketika harus mengeluarkannya dari pengertian dasar yang melekat.
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Kolaborasi ini juga memperluas adopsi solusi ERP cloud SAP yang dilengkapi AI, termasuk ketersediaan GROW with SAP in AWS Marketplace.
Amazon menutup laboratorium riset kecerdasan buatan (AI) miliknya di Shanghai, ditengah persaingan AS dan Tiongkok.
PENGUATAN peran pengusaha mikro, kecil, dan menengah, dalam pertumbuhan ekonomi terus dilakukan saat terjadi efisiensi anggaran, perang dagang internasional, dan konflik geopolitik.
Masa depan keuangan bukan semata soal kecepatan dan efisiensi, tapi tentang kolaborasi antara teknologi dan manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved