Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DI era digitalisasi yang semakin pesat, teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan.
AI memungkinkan personalisasi pembelajaran, analisis data siswa secara mendalam, hingga peningkatan akses pendidikan di daerah terpencil. Namun, di balik semua potensi tersebut, ada satu elemen yang tidak bisa tergantikan, Human Intelligence.
Human Intelligence mencakup kemampuan berpikir kritis, kreativitas, empati, dan intuisi, yang menjadi landasan penting dalam pendidikan. Meskipun AI dapat membantu meningkatkan efisiensi proses belajar mengajar, teknologi ini tidak memiliki kemampuan untuk memahami konteks emosional, memberikan dukungan moral, atau membangun hubungan interpersonal yang mendalam.
Oleh karena itu, sinergi antara AI dan Human Intelligence menjadi kunci untuk menciptakan pendidikan yang relevan, manusiawi, dan berdampak bagi generasi muda.
Hal inilah yang menjadi sorotan utama dalam Acer Edu Summit 2024, yang mengangkat tema Education Outlook 2025: Human Intelligence dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia.
Diselenggarakan pada Selasa (26/11), acara ini menghadirkan berbagai narasumber dari dunia pendidikan, psikologi, dan teknologi untuk membahas pentingnya menempatkan manusia sebagai inti dari transformasi pendidikan di era modern.
Presiden Direktur Acer Indonesia Leny Ng, dalam sambutannya, menegaskan bahwa meskipun teknologi, seperti AI, memiliki peran penting, kecerdasan manusia tetap menjadi fondasi utama dalam pendidikan.
"Sebagai bentuk nyata komitmen Acer Indonesia dalam mendukung kemajuan pendidikan nasional, kami kembali menyelenggarakan Acer Edu Summit. Acara ini merupakan salah satu upaya kami untuk mendukung transformasi sistem pendidikan di Indonesia dengan menempatkan Human Intelligence sebagai inti dari setiap inovasi," ujar Leny.
Ia menjelaskan keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kemampuan manusia untuk berpikir kritis, kreatif, dan membangun empati.
"Teknologi bisa membantu kita mencapai banyak hal, tetapi pendidikan adalah tentang membentuk karakter manusia. Ini adalah tugas yang tidak bisa sepenuhnya dilakukan oleh mesin," tambahnya.
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof Rose Mini Agoes Salim, yang turut menjadi narasumber dalam acara ini, menekankan bahwa pendidikan harus bersifat holistik, tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada perkembangan emosional dan sosial siswa.
"Human Intelligence adalah dasar dari interaksi sosial yang sehat. Kemampuan memahami emosi, membangun hubungan interpersonal, dan beradaptasi dengan tantangan adalah hal-hal yang hanya bisa diajarkan melalui hubungan manusia, bukan teknologi," jelas Prof Rose.
Ia juga mengingatkan bahwa teknologi seperti AI dapat memberikan banyak kemudahan, tetapi interaksi manusia tetap menjadi kunci dalam membentuk siswa yang seimbang secara intelektual dan emosional.
"Jika siswa terlalu bergantung pada teknologi tanpa ada interaksi manusia yang bermakna, ada risiko mereka kehilangan kemampuan untuk berempati atau bekerja sama," tambahnya.
Dalam diskusi yang berlangsung, para pembicara sepakat bahwa teknologi adalah alat yang mendukung, bukan menggantikan peran manusia.
Guru Besar Teknik Komputer Universitas Indonesia Prof Riri Fitri Sari menekankan pentingnya peran guru sebagai fasilitator yang menghubungkan teknologi dengan pembelajaran manusiawi.
"Teknologi bisa menjadi pendukung luar biasa, tetapi guru adalah jantung dari pendidikan. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing, memahami, dan memberikan teladan bagi siswa," ungkap Prof Riri.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara Human Intelligence dan teknologi akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kreatif, berempati, dan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan global.
Tema Education Outlook 2025, yang diangkat dalam Acer Edu Summit 2024 menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal penguasaan teknologi, tetapi juga tentang membangun manusia yang utuh.
Dengan fokus pada Human Intelligence, acara ini diharapkan dapat mendorong semua pihak untuk bersama-sama menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan zaman, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pembentukan karakter generasi mendatang.
Dengan sinergi antara Human Intelligence dan teknologi yang seimbang, Acer Edu Summit 2024 memancarkan optimisme untuk masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik. (Z-1)
The Journal of Human Resources menemukan bahwa anak sulung dalam keluarga cenderung memiliki skor Intelligence Quotient (IQ) lebih tinggi.
Sekitar 90% perkembangan otak manusia terjadi di masa balita. Anak memerlukan kecukupan nutrisi dan stimulasi agar proses tersebut berjalan optimal.
Nikita Willy yang rajin berbagi pengalaman sebagai ibu dari si kecil Issa Xander diajak berkolaborasi menyebarluaskan informasi edukatif tentang tumbuh kembang anak.
Buku-buku self-improvement dapat menjadi panduan yang berguna untuk menghadapi berbagai tantangan hidup, mengatasi krisis identitas, dan meraih potensi terbaik diri.
Dalam buku berjudul Multiple Intelligences: The theory in practice, seorang psikologi bernama Howard Gardner membagi kecerdasan manusia dalam delapan bidang. Apa saja itu?
Sahabat-AI juga menjadi wadah pembelajaran bagi talenta muda Indonesia.
Agentic AI adalah sebuah pendekatan inovatif berbasis AI yang tidak hanya responsif, tetapi juga proaktif, adaptif, kolaboratif, dan otonom.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, membentuk tim AI baru untuk menciptakan superintelligence. Proyek ambisius ini menjadi bagian dari persaingan ketat di dunia kecerdasan.
DERETAN perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) asal Korea Selatan memamerkan inovasi terbaru mereka dalam acara ASEAN-KOREA Digital Business Partnership 2025.
Kecerdasan buatan (AI) semakin menjadi bagian penting dalam kehidupan profesional, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Karyawan dibekali pemahaman dan keterampilan dasar dalam memanfaatkan AI secara praktis dan bertanggung jawab.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved