Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Spesialis Onkologi Minim, Kemenkes akan Sekolahkan 100 Dokter Tiap Tahun

Iqbal Al Machmudi
24/11/2024 13:32
Spesialis Onkologi Minim, Kemenkes akan Sekolahkan 100 Dokter Tiap Tahun
(Ilustrasi) Indonesia masih kekurangan dokter spesialis onkologi.(Unsplash/ Online Marketing)

MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa kurangnya dokter spesialis onkologi menjadi penyebab permasalahan penanganan kanker di Indonesia. "Persoalan terbesar dalam penanganan kanker di Indonesia adalah dokternya, kita tidak punya dokter onkologi yang cukup," kata Menkes dalam keterangannya, Minggu (24/11).

 

Ia melanjutkan bahwa permasalahan jumlah dokter ikut menyebabkan distribusi alat kesehatan ke rumah sakit di daerah terhambat. Pasalnya, sebab perlu ada dokter spesialis di rumah sakit agar alat dapat dioperasikan.

 

Untuk mengatasi persoalan menahun kekurangan dokter tersebut, pemerintah meluncurkan program fellowship dan mengembalikan kolegium kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). "Karena kita mau mempercepat program fellowship, sehingga dokter spesialis penyakit dalam bisa melakukan kemoterapi," tegas Budi.

 

Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah dokter yang mampu menangani kanker. Dengan begitu, akan lebih banyak pasien dapat diselamatkan dari bahaya kanker karena penyakitnya ditangani lebih cepat.

 

Lebih lanjut, Budi mengatakan, pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan untuk mengirimkan 100 dokter setiap tahunnya. Seratus dokter tersebut akan mengikuti program fellowship dalam bidang seperti kardiologi intervensional. Durasi pelatihan berkisar antara 6 hingga 24 bulan.

 

Pemerintah mengambil kebijakan untuk mengirim belajar para dokter ke luar negeri dikarenakan terbatasnya kapasitas pendidikan di dalam negeri untuk program fellowship.

 

Untuk menyukseskan program ini, Budi mengingatkan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, terutama dari kolegium. Tanpa dukungan kolegium, program peningkatan jumlah dokter spesialis yang berkualitas untuk kemoterapi dan intervensi medis akan sulit diwujudkan. “Bagi sebagian kelompok, upaya ini tidak populer, tapi kita harus ingat 234 ribu orang meninggal setiap tahunnya,” pungkasnya. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya