Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menghadiri dan menjadi pembicara kunci dalam kegiatan Opening Ceremony dan Seminar Internasional dengan tajuk “Transformasi Pendidikan sebagai Upaya Mempertahankan Nilai Kebudayaan dalam Masyarakat Indonesia di Era Modernisasi” di Aula Harun Nasution, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,di Ciputat, Tangerang Selatan, pada Jumat (22/11).
Mengangkat isu terkait pendidikan di Indonesia, Menteri Mu’ti yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah mengutarakan pentingnya menjaga nilai-nilai kebudayaan dalam proses pembelajaran. Ia mencontohkan, keberagaman budaya Indonesia yang justru menjadi modal utama dalam menciptakan bangsa yang modern dan maju, tanpa kehilangan akar budaya yang ada. "Nilai-nilai kebudayaan Indonesia adalah kapital kita yang tak ternilai harganya," tegasnya.
Menteri Mu’ti mengingatkan, tentang pentingnya pendidikan yang tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pada pengembangan soft skills. Ia menilai, bahwa kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, dan berkomunikasi merupakan keterampilan penting yang harus ditanamkan sejak dini, agar generasi muda siap menghadapi tantangan dunia yang semakin berubah cepat.
Dengan visi besar untuk pendidikan yang dapat diakses oleh semua, Menteri Mu’ti berharap program-program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan membantu mempersiapkan generasi Indonesia yang unggul dan siap bersaing di era digital.
Pada kesempatan tersebut, Mendikdasmen menekankan komitmennya dalam pengembangan kualitas guru. Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2025, sebanyak 606 ribu guru akan mendapatkan tunjangan sertifikasi, sebuah langkah yang sudah mendapatkan persetujuan dari DPR. "Ini bukan janji politik, tetapi komitmen yang sudah disetujui oleh DPR. Kami juga berencana melatih sekitar 850 ribu guru untuk mengikuti Program Profesi Guru (PPG) pada 2025," ucap Menteri Mu’ti.
“Dan mudah-mudahan, pada tahun 2026 juga sudah dapat sertifikasinya dari pemerintah. Ini bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas guru dan teorinya lagi peningkatan kualitas pembelajaran akan berpengaruh terhadap kualitas,” tukasnya.
Menteri Mu’ti juga menyoroti peran penting guru dalam dunia pendidikan, yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. "Teknologi memang sangat penting, tetapi guru tetap menjadi figur utama dalam pembelajaran," katanya.
Ia juga mengingatkan, bahwa dalam kepemimpinannya, pemenuhan kualifikasi dan peningkatan kompetensi guru menjadi prioritas, selain itu, peningkatan kesejahteraan guru juga akan terus diperjuangkan. (H-2)
Abdul Mu'ti akan mendengarkan terlebih dahulu masukan dan aspirasi dari masyarakat terkait kelebihan dan kekurangan tiga kebijakan tersebut sejauh ini.
Menurut Mu'ti, ibunyalah yang berjasa menghantarkan perjalanan hidup dan cita citanya hingga saat ini seperti kini.
PGRI menyatakan siap berkolaborasi, bermitra untuk membantu pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Bangga menggunakan bahasa Indonesia berarti menjaga identitas nasional di tengah globalisasi.
Menurut Mu'ti, Nahdatul Ulama adalah salah satu dari organisasi Islam yang memiliki banyak lembaga pendidikan.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan untuk semua lapisan masyarakat dan mendukung program wajib belajar 13 tahun.
Visi besar Kemendikdasmen adalah pendidikan bermutu untuk semua. Hal ini diambil dari UU 20/2003 atau Sistem Pendidikan Nasional mengenai hak warga negara.
Kemendikdasmen sudah berkoordinasi dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terkait kendala pembangunan infrastruktur pendidikan yang masih mengalami polemik.
Agaknya inilah yang kita rindukan bersama, di stasiun bis, dan ruang tunggu kereta api negeri ini, buku dibaca,
Kemendikdasmen akan berupaya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah dan meningkatkan kualitas kualifikasi guru.
Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa matematika merupakan mata pelajaran penting dan menjadi interkoneksi terhadap ilmu pengetahuan lainnya.
Salah satu poin penting yang disepakati adalah penerapan pendekatan “restorative justice” dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi di lembaga pendidikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved