Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Banyak yang Belum Paham, Mendikdasmen Beri Contoh Pelajaran Matematika di TK

Ihfa Firdausya
21/11/2024 06:32
Banyak yang Belum Paham, Mendikdasmen Beri Contoh Pelajaran Matematika di TK
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti dalam kunjungan kerja ke Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/11)(MI/Ihfa Firdausya)

MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebut masih banyak yang tidak setuju dengan rencana mengenalkan matematika sejak taman kanak-kanak (TK). Inisiasi tersebut, kata Mu’ti, sejatinya adalah bagian dari upaya menanamkan sains dan teknologi sejak dini.

Ia pun menegaskan bahwa matematika yang diajarkan di TKN bukan komputasi hitung-menghitung. Namun matematika yang diajarkan sesuai dengan prinsip pendidikan di taman kanak-kanak yaitu bermain sambil belajar.

“Yang mengkritik matematika jangan diajarkan di TK mungkin belum memahami metodologinya. Yang kita ajarkan itu logikanya, mengenalkan dasar-dasarnya. Setelah logikanya ketemu, nanti kita bisa tingkatkan ketika sudah sekolah dasar,” kata Mu’ti dalam pidato di acara Resepsi Milad Muhammadiyah di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/11).

Ia mencontohkan, untuk melatih motorik halus, anak-anak bisa mewarnai angka-angka, “Selama ini kan mewarnai buah-buahan, daun-daun, mungkin juga mewarnai binatang. Tidak apa-apa itu tetap dilangsungkan tetapi bisa juga angka-angka yang diwarnai,” katanya.

Contoh lain adalah menghubungkan garis-garis yang berbentuk angka-angka. “Misalnya bagaimana menghubungkan angka 8, itu kan melatih motorik halus. Bahkan kalau kita lihat senam otak di antaranya mengikuti garis angka 8 tapi posisinya horizontal,” terang Mu’ti.

Hal tersebut, katanya, yang dimaksud dengan mengenalkan matematika dengan tetap mengikuti prinsip pembelajaran di taman kanak-kanak. “Nanti mengajarkan penjumlahan itu tidak pakai mencongak 3+3 berapa, tapi mungkin dengan anak-anak bergerombol, di sini 3 orang, di situ 3 orang. Bisa begitu kan?”

“Anak mungkin dibuat gambar, misalnya segitiga, bujur sangkar, persegi panjang. Kan bisa anak melompat-lompat di situ. Coba lompati kotak ini ke kotak depannya. Melompat-lompat itu kan melatih motorik kasar, tetapi yang diajarkan adalah bangun-bangun matematika,” papar Mu’ti.

Ia menekankan kembali bahwa poinnya adalah mengajarkan sains dan teknologi sejak dini. “Itu penting supaya mereka tumbuh kecintaan kepada ilmu, dan tumbuh kecintaan kepada masyarakat, dan tumbuh kemampuan-kemampuan dalam bidang sains dan teknologi,” pungkasnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya