Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SETIAP kali hari Natal tiba, kisah kelahiran Yesus Kristus selalu menjadi pusat perayaan yang penuh kehangatan. Namun, tahukah Anda bahwa di balik tradisi ini terdapat sebuah gua sederhana di Bethlehem yang dipercaya sebagai tempat kelahiran sang Juru Selamat?
Gua ini, yang dikenal sebagai Gua Nativity, telah menjadi pusat iman dan ziarah selama lebih dari dua ribu tahun.
Lalu, bagaimana gua ini ditemukan, dan mengapa ia menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Natal?
Mari kita telusuri asal-usulnya dan memahami maknanya dalam tradisi Kristen.
Natal memang selalu identik dengan kisah kelahiran Yesus Kristus di Gua Nativity, Bethlehem. Menurut tradisi, lokasi ini dipercaya sebagai tempat Yesus dilahirkan oleh Maria, diletakkan dalam palungan, dan dikunjungi para gembala dan orang Majus.
Gua Nativity telah menarik jutaan peziarah dari seluruh dunia, terutama selama musim Natal.
Di dalam gua, sebuah bintang perak yang terukir dengan tulisan Latin, Hic de Virgine Maria Iesus Christus natus est (Di sini, dari Perawan Maria, Yesus Kristus dilahirkan), menandai lokasi kelahiran. Namun, bagaimana kisah gua ini menjadi pusat keimanan dan tradisi Natal?
Gua Nativity pertama kali menjadi situs keagamaan resmi pada 326 M ketika Kaisar Konstantinus dan ibunya, Helena, membangun sebuah basilika di atasnya.
Pembangunan ini bertujuan melindungi dan menghormati lokasi kelahiran Yesus. Sumber dari penulis Kristen awal seperti Justin Martyr dan Origen menyebutkan bahwa tempat tersebut sudah dikenal sebagai tempat kelahiran Kristus sejak abad kedua.
Basilika asli mengalami kerusakan selama pemberontakan Samaritan pada abad ke-6, tetapi Kaisar Bizantium Justinian membangunnya kembali dalam skala yang lebih besar.
Bangunan ini telah bertahan hingga kini, menjadikannya salah satu gereja tertua di dunia yang terus digunakan.
Sampai dengan 2012, UNESCO menetapkan Gereja Nativity sebagai Situs Warisan Dunia yang terancam punah, dan renovasi besar dimulai pada 2013.
Gua Nativity tidak hanya berbicara tentang kelahiran seorang bayi, tetapi juga simbol kerendahan hati dan harapan.
Dikelilingi kesederhanaan, tempat ini mengingatkan bahwa kelahiran Yesus membawa pesan cinta universal, terlepas dari status sosial atau budaya.
Melansir dari buku tentang Natal yang dituliskan Paus Fransiskus, Paus, pada 2023, memaknai, “Sebagai kegembiraan pemandangan Gua Natal mendorong saya untuk menggali lebih dalam misteri Kristiani yang suka bersembunyi di dalam hal-hal yang sangat kecil. Memang benar, Inkarnasi Putra Allah dalam Yesus Kristus tetap menjadi inti dari wahyu Allah, meskipun kita sering lupa bahwa penyingkapannya begitu tidak mencolok, sampai-sampai luput dari perhatian. Faktanya, kekecilan dan kesederhanaan adalah cara untuk berjumpa dengan Tuhan.”
Dalam Gua Natal kita bisa belajar dari para gembala di palungan. Merekalah yang menyambut kejutan Tuhan dan hidup dalam kekaguman atas perjumpaan mereka dengan Putra Allah yang menjelma menjadi manusia dan memujanya. Dalam kekecilan mereka mengenali wajah yang beserta kita.
Sampai hari ini, Gua Nativity terus menjadi simbol spiritual bagi umat Kristen di seluruh dunia. Meskipun ada perdebatan seputar keakuratan historisnya, makna simbolis dan keagamaannya tetap relevan, menjadi titik perayaan keajaiban Natal yang menginspirasi. (berbagai sumber/Z-1)
SRI Sultan Hamengku Buwono X turut hadir dalam acara resepsi pernikahan Stevi Harman dan Mario Pranda yang digelar di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan.
Tradisi Pehcun yang identik dengan telur berdiri ini, dikemas dalam Event Pasir Padi di ikuti ratusan peserta. Pihak panitia menyediakan 3.500 butir hingga 4.000 butir telur ayam.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Tradisi Rewanda di Obyek Wisata Goa Kreo Semarang itu akan awali dengan kegiatan kirab budaya sejauh 2,5 kilometer membawa gunungan buah-buahan dan makanan.
MENJELANG Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 di Kabupaten Bengkalis, Riau, kembali semarak dengan dimulainya tradisi malam 27 likur dengan Tradisi Lampu Colok.
CAP Go Meh memiliki makna mendalam dalam berbagai tradisi. Salah satu perayaan Cap Go Meh yang meriah berlangsung di Pantjoran Pantai Indah Kapuk (PIK) pada Minggu (16/2).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved