Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM kehidupan sehari-hari, kamu pasti akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki beragam sudut pandang, kepercayaan, suku, dan budaya. Perbedaan ini bisa menjadi tantangan, justru inilah inti dari toleransi kemampuan menghargai dan menerima perbedaan demi menciptakan lingkungan yang damai dan saling menghormati.
Melansir dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), toleransi adalah rasa hormat, penerimaan, dan penghargaan terhadap kekayaan keragaman budaya dunia, bentuk ekspresi, dan cara menjadi manusia.
Sementara itu, menurut Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud), toleransi merupakan sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Lalu apa makna dan manfaat dari Toleran? Simak penjelasannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi diartikan sebagai sikap menghargai, membiarkan, atau membolehkan perbedaan pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan perilaku orang lain, meskipun berbeda atau bertentangan dengan keyakinan diri sendiri.
Adapun toleran merupakan bentuk dari toleransi yang menekankan pada perilaku aktif seseorang dalam menghadapi perbedaan, seperti tidak mencela atau merendahkan orang lain karena pandangannya yang berbeda.
Bersikap toleran berarti menghargai dan menerima perbedaan dengan hati tulus. Sikap ini mengajarkan kamu untuk melihat keberagaman sebagai sesuatu yang alami dan wajar dalam kehidupan, tanpa merasa terancam atau terganggu oleh pandangan atau kepercayaan yang berbeda.
Toleran bukan berarti kamu harus setuju dengan semua pandangan orang lain, tetapi lebih kepada bagaimana kamu bisa menghormati pilihan dan keyakinan mereka tanpa menghakimi.
Seperti yang diketahui, setiap orang seharusnya menerapkan sikap toleran dalam kehidupannya, terutama di Indonesia yang terkenal dengan keberagaman suku, adat, budaya, dan kepercayaan. Lalu, apa saja manfaat yang bisa kamu peroleh dengan bersikap toleran terhadap orang lain?
Dalam Jurnal Harmony Universitas Negeri Semarang Vol. 6 (2) tahun 2021, Frila Damayanti Hasana dan rekan-rekannya menjelaskan berbagai manfaat sikap toleransi dalam kehidupan sosial.
Sikap toleran membantu terciptanya kerukunan antar warga karena setiap orang belajar untuk saling menghargai perbedaan yang ada.
Ketika kamu terbiasa menerima pandangan, kepercayaan, atau kebiasaan orang lain tanpa menghakimi, suasana dalam masyarakat menjadi lebih damai.
Dengan bersikap toleran, dalam satu lingkup warga dapat hidup berdampingan dengan lebih harmonis, merasa nyaman, dan saling mendukung satu sama lain, sehingga hubungan sosial menjadi lebih erat dan kokoh.
Saat kamu menghargai perbedaan, baik itu dalam hal budaya, agama, atau pandangan hidup, maka akan tercipta ikatan yang lebih kuat antarindividu.
Dengan demikian, rasa kebersamaan tumbuh dengan alami, karena setiap individu merasa menjadi bagian dari kelompok yang saling mendukung, bukan terpisah karena perbedaan yang ada.
Dalam kehidupan sehari-hari ketika kamu saling menghargai perbedaan, secara tidak langsung hal tersebut akan mengurangi potensi konflik dan ketegangan yang sering timbul akibat perbedaan pendapat atau pandangan. Dengan menerapkan sikap toleran memungkinkan setiap orang untuk merasa diterima, tanpa takut dihakimi atau diserang karena keyakinan atau latar belakangnya.
Dengan toleransi, seseorang belajar untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Hal ini membuat seseorang menjadi lebih sabar, tidak egois, dan menghadirkan sikap empati yang tinggi karena telah berhasil menerima perbedaan.
Jadi, mari tanamkan sikap toleransi mulai dari dalam diri kamu terlebih dahulu dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain bermanfaat untuk membentuk jiwa menjadi pribadi yang positif, sikap toleran juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif.
(UNESCO/KBBI/Jurnal Harmony Universitas Negeri Semarang Vol. 6 (2) tahun 2021/ Frila Damayanti Hasana dkk/Z-3)
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved