Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PERNAH dengar istilah “Jurig Kuris”? Pada tahun 1969, wabah cacar menyerang Jawa Barat. Namun, bagi masyarakat yang mengalaminya, wabah ini bukan sekadar penyakit, melainkan dipercaya sebagai tanda kemunculan sosok misterius yang disebut “Jurig Kuris.”
Ketika angin malam bertiup perlahan dan cahaya lampu jalanan hanya menyisakan bayang-bayang samar, teringat kembali pada mimpi buruk yang terjadi beberapa dekade lalu di Jawa Barat.
Cacar salah satu epidemi yang melanda Jawa sejak awal masa pemerintahan kolonial Belanda dan menyebar hampir ke seluruh wilayah Jawa pada awal abad ke-19. Penyakit menular ini disebabkan oleh virus Varicella-zoster (VZV).
Gejala cacar mencakup ruam yang gatal dan munculnya lepuhan, serta gejala lainnya. Penyakit ini umumnya berlangsung sekitar 4 hingga 7 hari. Bagi sebagian besar orang, sekali terkena cacar akan memberikan kekebalan seumur hidup. Meskipun seseorang bisa terkena cacar air lebih dari sekali, kasus ini jarang terjadi.
Namun berbeda dengan tahun 1969, sejumlah 17.972 orang terpapar virus cacar. Kejadian ini menyebabkan banyak korban jiwa, terutama di Pulau Jawa yang merupakan wilayah berpenduduk paling padat, sehingga paling terdampak oleh wabah cacar yang berkecamuk.
Masyarakat masih meyakini bahwa penyakit cacar disebabkan oleh makhluk gaib yang dikenal sebagai jurig kuris, sosok hantu yang digambarkan tinggi, kurus, dan berbintik-bintik. Karena itu, wabah ini terasa seperti kisah horor bagi sebagian masyarakat yang mempercayai hal tersebut.
Kisah tentang jurig kuris muncul karena penyakit cacar dianggap sebagai penyakit luar biasa yang belum ditemukan obatnya.
Sebagai upaya pencegahan, warga memasang lampu cempor di atas alat pengayak (ayakan) yang digantung dengan tali, lalu ditempatkan di depan rumah.
Dalam upaya menghadapi kepercayaan masyarakat terhadap sosok ini. Pemerintah melakukan upaya pembasmian virus dengan cara Vaksinasi.
Tetapi, banyak informasi yang beredar terkait sosok ini yang sering mematuk manusia yang ditemuinya, dan bekas patukan tersebut disebut sebagai kuris atau cacar. Banyak warga kemudian enggan menerima vaksin. (Z-12)
Sumber: Garuda Kemdikbud Artikel, Komunitas Aleut, Centers for Disease Control
GUBERNUR Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta kepada korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta untuk segera meninggalkan lokasi pengungsian.
Pascanormalisasi, pemerintah juga harus pemulihan ruang terbuka hijau yang rusak akibat infrastruktur
SEJUMLAH orangtua siswa mengaku masih kebingungan melakukan pendaftaran secara daring atau online untuk Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) 2025 di Jawa Barat (Jabar).
Dia menambahkan pendaftaran SPMB dapat dilakukan melalui kanal spmb.jabarprov.go.id atau melalui aplikasi Sapawarga.
SETARA Institute mengecam penyegelan masjid Ahmadiyah di Kota Banjar, Jawa Barat dan mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun tangan
Direktur Jenderal Kesehatan Layanan Primer dan Komunitas Kemenkes, Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka kematian ibu dan bayi tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved