Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Jurig Kuris: Wabah Cacar Horor yang Menyerang Jawa Barat di Tahun 1969

Febriansah
10/11/2024 20:00
Jurig Kuris: Wabah Cacar Horor yang Menyerang Jawa Barat di Tahun 1969
Jurig Kuris adalah istilah wabah cacar yang menakutkan di Jawa Barat(freepik)

PERNAH dengar istilah “Jurig Kuris”? Pada tahun 1969, wabah cacar menyerang Jawa Barat. Namun, bagi masyarakat yang mengalaminya, wabah ini bukan sekadar penyakit, melainkan dipercaya sebagai tanda kemunculan sosok misterius yang disebut “Jurig Kuris.”

Ketika angin malam bertiup perlahan dan cahaya lampu jalanan hanya menyisakan bayang-bayang samar,  teringat kembali pada mimpi buruk yang terjadi beberapa dekade lalu di Jawa Barat. 

Cacar salah satu epidemi yang melanda Jawa sejak awal masa pemerintahan kolonial Belanda dan menyebar hampir ke seluruh wilayah Jawa pada awal abad ke-19. Penyakit menular ini disebabkan oleh  virus Varicella-zoster (VZV).

Gejala cacar mencakup ruam yang gatal dan munculnya lepuhan, serta gejala lainnya. Penyakit ini umumnya berlangsung sekitar 4 hingga 7 hari. Bagi sebagian besar orang, sekali terkena cacar akan memberikan kekebalan seumur hidup. Meskipun seseorang bisa terkena cacar air lebih dari sekali, kasus ini jarang terjadi.

Namun berbeda dengan tahun 1969, sejumlah 17.972 orang terpapar virus cacar. Kejadian ini menyebabkan banyak korban jiwa, terutama di Pulau Jawa yang merupakan wilayah berpenduduk paling padat, sehingga paling terdampak oleh wabah cacar yang berkecamuk.

Lalu bagaimana dengan “Jurig Kuris”?

Masyarakat masih meyakini bahwa penyakit cacar disebabkan oleh makhluk gaib yang dikenal sebagai jurig kuris, sosok hantu yang digambarkan tinggi, kurus, dan berbintik-bintik. Karena itu, wabah ini terasa seperti kisah horor bagi sebagian masyarakat yang mempercayai hal tersebut.

Kisah tentang jurig kuris muncul karena penyakit cacar dianggap sebagai penyakit luar biasa yang belum ditemukan obatnya.

Sebagai upaya pencegahan, warga memasang lampu cempor di atas alat pengayak (ayakan) yang digantung dengan tali, lalu ditempatkan di depan rumah.

Dalam upaya menghadapi kepercayaan masyarakat terhadap sosok ini. Pemerintah melakukan upaya pembasmian virus dengan cara Vaksinasi.

Tetapi, banyak informasi yang beredar terkait sosok ini yang sering mematuk manusia yang ditemuinya, dan bekas patukan tersebut disebut sebagai kuris atau cacar. Banyak warga kemudian enggan menerima vaksin. (Z-12)

Sumber: Garuda Kemdikbud Artikel, Komunitas Aleut, Centers for Disease Control



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya