Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEORANG ginekolog bernama Lauren Juyia menceritakan pengalamannya saat menderita kanker usus besar stadium 4 ketika usia 37 tahun. Hal itu bermula setelah menyadari kelelahan dan rasa berat di panggul.
Juyia, seorang ginekolog yang tinggal di Florida, Amerika Serikat, mendiagnosis kanker usus besar stadium 4 yang dideritanya dengan mengidentifikasi dua gejala utama yang mungkin diabaikan banyak orang.
Tahun 2022, di usianya yang baru 37 tahun, Juyia mendeteksi penyakit tersebut cukup dini untuk segera mencari pengobatan. Tanda pertama yang dialami Juyia adalah kelelahan yang terus-menerus, yang dimulai pada Agustus 2022.
Awalnya, ia menganggap kelelahannya sebagai efek samping alami dari kesibukan hidup dan perannya sebagai seorang ibu.
"Saya pikir itu hanya bagian dari proses penuaan," ujarnya dikutip dari Times Now.
Ia menganggap, bahwa dengan dua anak kecil dan karier yang menuntut, kelelahan di sore hari terasa normal. Namun, ketika ia juga mengalami rasa berat di panggul yang terus-menerus, naluri medisnya membuatnya khawatir.
Merasa ada yang tidak beres, ia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut, dan akhirnya menjadwalkan pemeriksaan USG.
Selama pemindaian, ditemukannya massa panggul yang signifikan mengonfirmasi ketakutan terburuknya. Massa yang ia bandingkan dengan ukuran kehamilan 16 minggu, langsung menimbulkan tanda bahaya.
"Dalam kebidanan, kami mengukur ukuran berdasarkan minggu kehamilan, dan saya berpikir, Massa ini luar biasa besar," ungkapnya.
Tidak lama setelah itu, evaluasi medis dilakukan, yang menunjukkan adanya pertumbuhan abnormal di dekat ovariumnya.
Diagnosis berubah menjadi mengkhawatirkan ketika Juyia mengamati massa itu tumbuh dari 8 cm menjadi 24 cm hanya dalam waktu dua minggu. Berdasarkan latar belakang medisnya, ia tahu tumor jinak jarang menunjukkan pertumbuhan yang begitu cepat, sehingga memicu kecurigaannya massa itu bisa jadi kanker.
Awalnya, ia khawatir akan mengidap kanker ovarium karena lokasi tumornya. Dengan analisis yang lebih luas, ternyata itu kanker usus besar stadium 4 dan telah menyebar ke beberapa organ, termasuk ovarium, rahim, omentum, usus buntu, dan daerah perut.
Pada September 2022, Juyia menjalani operasi besar untuk mengangkat pertumbuhan kanker. Anehnya, meskipun kankernya sudah stadium lanjut, hanya kelelahan dan berat di panggul yang menandakan penyebarannya.
Ia mencatat pada pasien yang lebih tua, kanker stadium 4 biasanya dapat menimbulkan gejala yang jauh lebih parah, namun gaya hidupnya yang sibuk dan ketahanannya yang masih muda mungkin telah menutupi beratnya kondisinya.
Merenungkan pengalamannya, Juyia menyoroti betapa mudahnya mengabaikan tanda-tanda awal.
"Saya sedikit lelah di sore hari selama sekitar dua bulan, tetapi sebagai seorang ibu dengan anak-anak kecil yang masih terbangun di malam hari, saya tidak terlalu memikirkan perlunya minum teh sore untuk membuat saya tetap bersemangat," katanya.
Sekarang, ia menganjurkan kesadaran, terutama bagi orang-orang yang lebih muda untuk memperhatikan perubahan tingkat energi dan sensasi tubuh mereka.
Setelah didiagnosis, Dr. Juyia memulai program kemoterapi selama enam bulan. Ia terus bekerja, menemukan kenyamanan dan tujuan dalam merawat pasiennya, yang ia gambarkan sebagai terapi. Pada Maret 2023, ia menjalani operasi lain untuk mengangkat tumor yang tidak aktif. Pada April, hasil tesnya tidak menunjukkan bukti adanya penyakit.
Menurut National Health Service, kanker usus besar dapat menimbulkan beberapa tanda peringatan lainnya. Selain kelelahan dan ketidaknyamanan panggul, gejalanya dapat meliputi perubahan kebiasaan buang air besar yang terus-menerus (seperti diare atau sembelit), pendarahan rektal, darah dalam tinja, nyeri perut, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Mengenali tanda-tanda ini sejak dini dapat menyelamatkan nyawa, terutama pada individu yang lebih muda yang mungkin mengabaikannya. (Z-3)
Kelelahan yang tak kunjung membaik bisa menjadi tanda awal kanker otak. Kenali gejala lain seperti kejang, perubahan mood, dan gangguan memori.
BANYAK pasien kanker mengeluhkan rasa lelah luar biasa yang tak kunjung hilang, meski sudah cukup tidur dan beristirahat atau kelelahan akibat kanker
Burnout merupakan kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik yang memerlukan penanganan melalui pendekatan holistik. Burnout dapat dipulihkan melalui intervensi yang tepat.
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Tenaga medis dan layanan kesehatan menegaskan pentingnya mengenali penyebab kelelahan sejak awal. Dengan memahami faktor-faktor tersembunyi
Gejala Myasthenia Gravis antara lain adalah kelopak mata turun, penglihatan ganda, suara sengau, dan kesulitan menelan sering kali disalahartikan sebagai kelelahan biasa atau stres.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved