Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia Masih Jadi Nomor 2 Kasus Tuberkulosis Tertinggi di Dunia

M. Iqbal Al Machmudi
06/11/2024 14:45
Indonesia Masih Jadi Nomor 2 Kasus Tuberkulosis Tertinggi di Dunia
Petugas medis memperlihatkan hasil rontgen paru-paru warga terindikasi tuberkulosis.(Dok. Antara)

DIREKTUR Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan Indonesia masih menjadi negara nomor dua dengan kasus tuberkulosis (Tb) tertinggi di dunia. Hal itu berdasarkan Global TB Report 2024 WHO dikeluarkan pada 29 Oktober 2024.

Disebutkan bahwa pada 2023 ada 8,2 juta kasus baru Tb dunia, yang menunjukan peningkatan dari data 2022 sebanyak 7,5 juta, data 2021 sebanyak 7,1 juta, data 2020 sebanyak 5,8 juta kasus dan data 2021 sebanyak 6,4 juta kasus.

"Dokumen WHO terbaru tersebut kembali menampilkan data bahwa negara kita adalah penyumbang kasus Tb terbanyak kedua di dunia, masih tetap seperti peringkat beberapa tahun belakangan ini, tentu ini bukanlah hal yang menggembirakan," ujar Tjandra.

Ranking lima negara penyumbang kasus Tb terbanyak di dunia kini adalah India (26%), Indonesia (10%), Tiongkok (6.8%), Filipina (6.8%) dan Pakistan (6.3%).  Laporan WHO ini juga menyebutkan bahwa penyumbang terbesar peningkatan kasus dunia antara 2020 dan 2023 adalah Indonesia, Filipina dan Myanmar.

Pada kasus Tb yang kebal obat ,baik yang resisten obat rifampisin (Rifampicin resistance–RR) maupun kebal terhadap beberapa obat penting sekaligus, yang disebut Multi Drug Resistance TB – MDR TB, maka Global Tb Report 2024 menampilkan lima negara yang diperkirakan merupakan penyumbang lebih dari separuh kasus MDR dan RR TB di dunia antara lain India (27%), Rusia (7.4%), Indonesia (7.4%), Tiongkok (7.3%) dan Filipina (7.2%).

Laporan WHO kali ini menyebutkan ada 39 negara di dunia yang insiden TB nya meningkat lebih dari 5% pada 2023 dibanding 2015.

"Lima dari 39 negara ini ada di Asia, yaitu Indonesia, Mongolia, Myanmar dan Filipina. Juga disebutkan bahwa negara kita adalah salah satu dari 10 negara di dunia yang merupakan penyumbang gap atau tidak sesuaian terbesar antara estimasi insiden dengan penemuan nyata kasus baru," ungkap Guru Besar FKUI tersebut.

Lima terbesar dari 10 negara (yang secara keseluruhannya mencakup 50% gap yang terjadi) ini adalah India (16%), Indonesia (11%), Pakistan (7.8%), China (6.5%) dan Myanmar (6.5%).

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa 10 negara yang merupakan penyumbang 75% gap antara estimasi insiden kasus MDR/RR-TB dengan mereka yang kemudian mendapat pengobatan yang tepat.

Urut-urutan 10 negara tersebut antara lain India, Filipina, Indonesia, China, Pakistan, Myanmar, Ukraina, Nigeria, Vietnam dan Afrika Selatan.

"Tentang Indonesia yang dicantumkan di WHO Global TB Report 2024 adalah apresiasi sudah dilaksanakannya TB inventory study kita pada 2023 yang lalu. Hasilnya menunjukkan besarnya penurunan kasus yang tidak terlaporkan bila dibandingkan studi terdahulu pada  2017," pungkasnya. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya