Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
KENTANG adalah tanaman umbi yang sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia.
Dalam kentang terdapat berbagai nutrisi penting, seperti karbohidrat, mineral, dan kalsium. Namun, cara pengolahan kentang sangat mempengaruhi kandungan nutrisi tersebut.
Sayangnya, kentang yang digoreng justru bisa berbahaya bagi kesehatan.
Meskipun kentang goreng populer sebagai camilan atau pelengkap makanan, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan.
Konsumsi kentang goreng dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, terutama karena kandungan kalori, lemak jenuh, natrium, dan zat aditif yang ada dalamnya.
Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan:
Kentang goreng biasanya digoreng dalam minyak yang tinggi lemak jenuh dan trans.
Lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dalam tubuh, berisiko menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, dan pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dalam 100 gram kentang goreng terkandung sekitar 225 kkal, sementara kalori kentang kukus hanya sekitar 35 kkal. Jika kita mengonsumsi sepiring kentang goreng seberat 300 gram, maka asupan kalori bisa mencapai 675 kkal.
Tingginya kalori dan lemak dalam kentang goreng dapat menyebabkan peningkatan berat badan, terutama jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup, sehingga memicu obesitas yang berhubungan dengan berbagai penyakit lain.
Konsumsi kentang goreng dan makanan cepat saji yang kaya lemak dan karbohidrat sederhana dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
Indeks glikemik kentang goreng yang tinggi dapat memengaruhi kadar gula darah. Sebuah penelitian selama 20 tahun terhadap wanita tanpa riwayat penyakit kronis menunjukkan bahwa konsumsi kentang goreng secara teratur meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Proses penggorengan pada suhu tinggi menghasilkan zat kimia bernama akrilamida, yang merupakan potensi karsinogen.
Artinya, konsumsi akrilamida dalam jumlah tinggi dan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker.
Kandungan lemak tinggi dalam kentang goreng dapat memperlambat proses pencernaan, menyebabkan ketidaknyamanan seperti mulas, kembung, atau bahkan sembelit bagi sebagian orang.
Kentang goreng yang tinggi garam (natrium) dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang dalam jangka panjang dapat berisiko bagi kesehatan ginjal.
Kelebihan natrium memaksa ginjal bekerja lebih keras, meningkatkan risiko penyakit ginjal.
Lemak trans dan minyak yang digunakan untuk menggoreng seringkali memicu peradangan dalam tubuh.
Paparan terus-menerus terhadap makanan tinggi lemak trans dapat menyebabkan kondisi inflamasi yang berhubungan dengan berbagai penyakit kronis.
Untuk mengurangi risiko kesehatan tersebut, disarankan untuk membatasi konsumsi kentang goreng atau memilih alternatif yang lebih sehat, seperti memanggang kentang, menggunakan minyak sehat seperti minyak zaitun, dan menambahkan sedikit garam. (Z-10)
Rambut rontok bukan sekadar masalah kosmetik. Kekurangan vitamin dan mineral bisa melemahkan folikel rambut dan memicu kerontokan.
Kualitas tulang yang baik sudah harus dipersiapkan sedari muda agar bisa menjadi 'tabungan' yang bisa digunakan saat memasuki usia tua.
Mengonsumsi makanan seperti ikan yang kaya omega-3 dapat membantu perkembangan otak dan mata janin.
PMT diperkenalkan sebagai salah satu metode untuk mendidik orangtua, khususnya di Posyandu, tentang cara membuat makanan yang menarik dan unik agar anak mau makan
Rokok tidak hanya berbahaya bagi kesehatan para perokok, tetapi juga bagi kesehatan orang-orang di sekeliling mereka.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved