Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Badan POM Tegaskan 4 Jenis Latiao, Snack asal Cina yang Mengandung Bakteri

Iqbal Al Machmudi
01/11/2024 19:14
Badan POM Tegaskan 4 Jenis Latiao, Snack asal Cina yang Mengandung Bakteri
Salah satu jenis Latiao.(Tangkapan layar YouTube @Yinchengofficial.)

 

 

KEPALA Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Taruna Ikrar mengatakan  ada empat jenis Latiao, snack asal Cina yang diduga mengandung bakteri Bacillus Cereus antara lain Lumvi Hot Spicy Latiao, C&J Candy Joy Latiao, KK Boy Latiao, dan Lianggui Latiao. Jajanan itu, ujar dia, sebenarnya masuk kategori low risk atau risiko rendah. 

 

 

“Kenyataannya ada Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP) sehingga tim di Balai Besar POM Lampung dan di beberapa tempat kita cocokkan dengan gejala dan ternyata dari gejala ditemukan indikasi kontaminasi bakteri bacillus cereus,"

kata Ikrar Konferensi pers di Kantor Badan POM, Jakarta, Jumat (1/11).

 

Badan POM mendapatkan laporan terkait dugaan jajanan latiao yang mengandung bakteri bacillus cereus. Ikrar mengatakan sumber bakteri tersebut bisa berasal dari kemasan maupun saat proses produksi.

 

“Kalau tumbuh bakteri berarti bisa jadi dari bahan pangan yang ada di dalam kemasan karena aspek suhu, udara atau sterilitas waktu dikemas,” terang dia.

 

Badan POM, tegas Ikrar, punya standar sertifikasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Namun itu baru diterapkan apabila pabrik produk tersebut ada di Indonesia. Namun, ujar Ikrar, Latiao  pabriknya berada di Tiongkok.

 

“Badan POM tidak pernah mengeluarkan sertifikat itu,"ungkapnya.

 

Badan POM menindaklanjuti laporan di 7 daerah dengan melakukan investigasi, pemeriksaan, uji lab agar tidak ada korban yang keracunan. 

 

“Masyarakat yang membawa produk tersebut dari luar negeri harap dibuang dan jangan dikonsumsi karena bisa sakit dan berisiko. Kemudian dari 73 (produk latiao) yang beredar itu kami hold untuk sementara," tukasnya. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik