Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TERKADANG, tanpa disadari, kita bisa saja menelan sesuatu yang tidak seharusnya. Salah satunya adalah belatung, larva dari lalat yang hidup di lingkungan kotor atau di sisa makanan busuk. Mungkin Anda tidak pernah terpikir bahwa Anda bisa memakannya, tapi apa yang terjadi jika hal ini benar-benar terjadi? Apakah ini berbahaya? Mari kita bahas.
Belatung sebenarnya adalah larva dari lalat biasa. Tubuhnya lembut, tanpa kaki, dan menyerupai cacing kecil. Mereka biasanya ditemukan di tempat-tempat yang tidak kita inginkan, seperti daging busuk atau tumpukan sampah.
Beberapa spesies belatung bahkan memakan jaringan hidup hewan dan tumbuhan. Meski begitu, mereka bukanlah ancaman langsung, kecuali jika Anda secara sengaja atau tidak sengaja mengonsumsinya.
Percaya atau tidak, di beberapa budaya, belatung bukan hanya dihindari, tapi malah dianggap sebagai hidangan eksotis! Misalnya, di Sardinia, ada keju legendaris bernama casu marzu atau "keju belatung". Keju ini dibiarkan membusuk, menjadi habitat bagi belatung, dan konon kelezatannya justru muncul ketika belatung tersebut masih hidup.
Selain itu, belatung juga dikonsumsi di beberapa daerah yang menjadikan serangga menjadi bagian dari diet harian.
Belatung digoreng dan dimakan sebagai camilan, dianggap sebagai sumber protein tinggi. Meski demikian, bagi yang tidak terbiasa, tentu saja, hal ini terdengar ekstrem.
Kita mungkin tidak pernah sengaja memakan belatung, namun mengingat mereka sering ditemukan di makanan yang sudah terkontaminasi, kemungkinannya tetap ada. Tetapi, apa risikonya? Apakah langsung berbahaya?
Meski satu atau dua belatung mungkin tidak langsung membuat Anda jatuh sakit, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Myiasis
Myiasis adalah kondisi serius ketika belatung menginfeksi dan hidup dalam jaringan hidup manusia atau hewan. Ini lebih umum terjadi di wilayah tropis.
Jika kebersihan mulut atau tubuh tidak dijaga dengan baik, belatung dapat menetap di area tersebut, termasuk mulut dan saluran pencernaan. Meskipun myiasis di saluran pencernaan jarang terjadi, infeksi ini bisa sangat merusak dan memerlukan penanganan medis segera.
2. Keracunan bakteri
Banyak lalat berkembang biak di tempat kotor seperti sampah, kotoran, atau daging busuk. Belatung yang hidup di tempat-tempat seperti ini bisa saja terkontaminasi bakteri berbahaya, seperti Salmonella atau E. coli.
Mengonsumsi belatung dari lingkungan seperti itu bisa menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti diare, muntah, dan kram perut.
3. Reaksi alergi
Beberapa orang mungkin alergi terhadap protein yang ditemukan pada belatung. Meski jarang, ada laporan tentang reaksi alergi berupa asma atau dermatitis kontak setelah terpapar larva. Jika Anda mengalami gejala alergi setelah tanpa sengaja mengonsumsi belatung, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Menariknya, belatung dianggap sebagai sumber protein berpotensi tinggi di beberapa penelitian ilmiah. Dengan pengolahan yang tepat, seperti dikeringkan atau dimasak, risiko bahaya dari belatung bisa diminimalisir.
Bahkan, ada penelitian yang menjajaki penggunaan belatung sebagai solusi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan protein manusia di masa depan.
Namun, meskipun ada potensi manfaat, saat ini, risikonya masih jauh lebih besar. Sebelum belatung diproses dan diolah dengan cara yang benar, Anda mungkin lebih baik menghindarinya.
Jika Anda merasa ada gejala yang mencurigakan setelah tanpa sengaja memakan belatung seperti sakit perut yang berkepanjangan, diare, atau muntah segeralah hubungi dokter. Hal ini lebih penting lagi jika Anda baru saja bepergian ke daerah tropis atau tempat dengan standar kebersihan yang rendah.
Jadi, apa yang harus dilakukan jika Anda tidak sengaja memakan belatung? Jangan panik. Dalam banyak kasus, satu atau dua belatung yang tertelan tidak akan menyebabkan masalah serius.
Namun, pastikan Anda memperhatikan gejala yang muncul setelahnya dan tetap menjaga kebersihan makanan serta rumah Anda untuk menghindari risiko lebih lanjut.
Jaga kebersihan dapur Anda, tutup sampah dengan rapat, dan awasi buah serta sayuran Anda agar tetap aman dari lalat. Dengan demikian, Anda bisa terhindar dari kehadiran belatung yang tidak diinginkan. (healthline/Z-1)
Lalat rumah biasanya mendatangi meja makan karena lingkungannya kotor, terutama jika terdapat sampah organik yang tidak tertutup.
Studi terbaru mengungkap belatung lalat gunung di Maroko berevolusi dengan menciptakan wajah palsu di bagian belakang tubuh mereka untuk menyamar sebagai rayap.
Kegiatan ini didanai Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Dikti Kemendikbud-Ristek bertajuk 'Pengelolaan Sampah Menggunakan Maggot BSF atau Black Soldier Fly'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved