Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
REKTOR IPB University, Prof Arif Satria, bukan hanya sawit sebagai sumber bioenergi potensial. Dalam acara yang digelar bersama Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) yang bertajuk "REPNAS National Conference & Awarding Night" beberapa waktu lalu, dia menekankan pentingnya mengeksplorasi sumber-sumber bioenergi selain kelapa sawit.
Menurutnya, langkah itu penting untuk mendukung transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.
Sedikitnya ada 10 sumber bioenergi yang sangat potensial untuk dikembangkan di era pemerintahan baru ini, di antaranya karet, sekam padi, sampah, tebu, hingga kayu.
“Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dikembangkan sebagai bioenergi. Ini saatnya kita memaksimalkan semua potensi yang ada agar energi terbarukan kita semakin beragam dan berkelanjutan,” terangnya.
Dalam keterangan pers tertulisnya, Rektor Arif menyoroti pentingnya mengelola limbah pertanian dan industri yang selama ini terabaikan.
Salah satu contoh yang disorot adalah sekam padi, yang sering kali hanya menjadi limbah.
Dia menyebutkan, sekam padi selama ini tidak dimanfaatkan. Padahal, jika dikelola dengan baik, sekam padi bisa menjadi bahan bakar biomassa yang sangat potensial.
Pun demikian dengan potensi karet dan tebu. Limbah dari tebu, seperti ampasnya, sangat berpotensi untuk dijadikan bahan bakar biomassa.
"Ini bisa menjadi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan,”imbuhnya.
Dia menjelaskan lebih mendetil bahwa kayu yang selama ini digunakan untuk konstruksi, juga bisa diolah menjadi briket atau pellet untuk bahan bakar. Selain itu, sampah organik juga bisa menjadi sumber energi penting. Upaya ini, sebutnya, juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan gasifikasi sampah untuk menghasilkan energi yang lebih bersih dan efisien".
Limbah dari kelapa sawit, seperti tandan kosong dan serat sawit, juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi. Singkong juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku bioetanol, yang dapat diproduksi secara lokal.
“Cassava selama ini hanya digunakan untuk pangan, padahal bisa diolah menjadi bahan bakar alternatif,” ujar Prof Arif.
Potensi lainnya yang mesti diperhatikan adalah mikroalga, yang dapat menjadi bahan baku biodiesel dan bioetanol di masa depan.
Mikroalga memiliki potensi luar biasa sebagai bahan bakar yang sangat ramah lingkungan. Saat ini masih dalam tahap riset, dan harus terus mengembangkannya.
Untuk sumber lain yang berpotensi jadi sumber bioenergi adalah jerami padi dan batang jagung. Keduanya dapat diolah menjadi bahan baku biomassa.
Prof Arif menekankan bahwa untuk mewujudkan potensi ini, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi sangat diperlukan.
“Riset yang kuat dan teknologi yang tepat sangat penting agar hasil riset bisa diimplementasikan dengan baik. Dengan begitu akan mampu mencapai ketahanan energi dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sesuai dengan komitmen menuju NZE 2060,” tutupnya.
Prof Husin menekankan spekulasi tentang dimensi paralel (multiverse) masih berada dalam ranah ilmiah yang belum bisa dibuktikan secara empiris.
Kaki seribu memiliki peran penting sebagai pengurai alami di ekosistem.
Seharusnya, saat musim kemarau, curah hujan menurun. Tapi sekarang, justru hujan terjadi terus-menerus. Ini yang disebut sebagai kemarau basah.
PAKAR Ekonomi Sumber Daya Lingkungan dari IPB University Aceng Hidayat menegaskan pemerintah perlu segera memilih wilayah kepulaun Raja Ampat sebagai tempat ekologis atau nonekologis.
Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk mengkaji kembali relevansi struktur keilmuan, arah pendidikan tinggi, dan integrasi teknologi dalam sektor pangan dan pertanian.
Sistem outsourcing atau alih daya selama ini menjadi solusi efisiensi bagi berbagai perusahaan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved