Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bahan Bakar B100 Diprediksi Mampu Geser Biodiesel

Abdillah M Marzuqi
30/8/2024 19:00
Bahan Bakar B100 Diprediksi Mampu Geser Biodiesel
Pembangunan Pabrik B100 di Bangka(Dok.Ist)


PEMERINTAH terus mendorong pemakaian bioenergi atau energi terbarukan yang berasal dari bahan baku organik. Indonesia digadang-gadang mampu menghasilkan BBM yang sepenuhnya berasal dari minyak sawit alias B100.

Direktur PT Fumin Kingdo Bersaudara, Yudhi Fu mengatakan, pihaknya menggandeng Henan Hi-tech Kingdo Industrial untuk membangun pabrik B100 di Bangka.

Pabrik ini dapat memanfaatkan limbah kelapa sawit dengan lebih baik untuk menghasilkan produk yang lebih kompetitif.

Baca juga : IPB dan Untad Kerja Sama Sosialisasikan Tandan Kosong Sebagai Pupuk Organik Sawit

"B100 kami tidak hanya dapat digunakan di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke Amerika dan Eropa, karena sejalan dengan peraturan energi terbarukan mereka," kata Yudhi dalam keterangannya, Jumat (30/8).

Henan Hi-tech Kingdo Industrial adalah salah satu perusahaan biodiesel di Tiongkok yang menguasai teknologi canggih dan matang dalam mengubah limbah minyak kelapasawit menjadi biodiesel energi baru.

Yudhi menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya limbah kelapa sawit yang cukup. Pasalnya, Indonesia memproduksi minyak kelapa sawit sebanyak 55,8 juta ton per tahun, terdapat 2,2 juta ton minyak kelapa sawit yang terbuang. 

Baca juga : Kenaikan Harga Minyakita Diduga Karena Permaslahan Tata Produksi CPO

Kondisi ini tidak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan, tetapi juga pemborosan sumber daya.

"Dalam beberapa tahun terakhir pabrik-pabrik di Cina mengimpor banyak limbah minyak kelapa sawit dari Indonesia sebagai bahan baku produksi biodiesel. Karena biodiesel dari limbah minyak kelapa sawit diakui sebagai produk yang dapat mengurangi emisi karbon, sehingga lebih dari 90% biodiesel Cina diekspor ke Amerika dan Eropa," tuturnya.

Yudhi menjelaskan, penggunaan B100 memiliki efek pengurangan emisi karbon yang signifikan. 

Baca juga : 16 Invensi Lolos Grant Riset Sawit 2021-2023

Indonesia, salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia menargetkan pengurangan emisi sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri, atau 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

"B100 akan berkontribusi dalam mewujudkan target pengurangan emisi," tandasnya.

Yudhi menambahkan, pabrik biodiesel di Bangka akan menggunakan limbah minyak sawit (POME) dari pabrik CPO untuk memproduksi biodiesel. Menurutnya, harga minyak sawit ini jauh lebih murah daripada minyak sawit olahan. 

Baca juga : Ada Pabrik Minyak Makan Merah, Petani Sawit Petik Nilai Tambah

"Diperkirakan B100 kami memiliki keunggulan harga dibandingkan dengan biodiesel yang sudah ada," katanya.

Yudhi menegaskan, penggunaan B100 dapat membantu mengurangi impor minyak mentah. 

"Dengan demikian, B100 merupakan energi terbarukan yang bermanfaat bagi keamanan energi kita di masa depan," ujarnya.

Yudhi pun yakin pemerintahan Prabowo-Gibran akan mendukung program B100 tersebut. Apalagi, penggunaan B100 diyakini dapat menghemat finansial negara sebesar Rp309 triliun.

"Karena Prabowo telah menyatakan di berbagai kesempatan dan memiliki program penghematan hingga Rp 309 triliun. Jadi ini akan mengurangi beban anggaran negara serta meningkatkan lapangan kerja dan industri dalam negeri," imbuhnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya