Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Pertamina terus mempertajam kompetensi dan memperluas kolaborasi untuk mendorong pengembangan dan pemanfaatan bioenergi di berbagai sektor. Di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, perseroan berkolaborasi dengan Toyota untuk melakukan pengisian perdana dan test drive penggunaan Bioetanol yang bersumber dari batang tanaman Sorgum.
Pada test drive yang dilakukan di GIIAS 2024, Bioetanol 100% (E100), yang diproduksi dari tanaman Sorgum, digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada kendaraan Flex Fuel Vehicle (FFV) Toyota.
Senior Vice President Research & Technology Innovation PT Pertamina, Oki Muraza, menjelaskan mengungkapkan untuk mengadakan test drive di GIIAS 2024, Pertamina telah memproduksi sebanyak 150 liter Bioethanol yang diproduksi dari ampas biomasa, yaitu batang tanaman Sorgum. Proses produksi bahan bakar nabati tersebut menggunakan peralatan distilasi dan dehidrasi yang terdapat di fasilitas Laboratorium Technology Innovation milik Pertamina.
Baca juga : Toyota Buka Pre-Booking Hilux Rangga di GIIAS 2024
“Nira sorgum didapatkan melalui kerjasama dengan universitas yang sudah melakukan uji penanaman di beberapa lahan. Setelah itu nira yang dihasilkan difermentasi menjadi Bioethanol dan kemudian dimurnikan,” ungkap Oki dalam keterangannya, Kamis (25/7).
Oki mengatakan Bioethanol yang diproduksi Pertamina telah diuji di kendaraan Toyota Fortuner Flex Fuel Vehicle (FFV) menunjukkan peningkatan performa dengan pembakaran yang lebih sempurna dan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil pada umumnya.
Langkah Pertamina selanjutnya, ungkap Oki, adalah melakukan peningkatan produksi Bioethanol dari skala laboratorium ke skala yang lebih besar. Selain itu, Pertamina menjajaki kemitraan untuk mendapatkan ketersediaan suplai Sorgum dan bahan nabati lainnya.
Baca juga : Toyota Siap Dukung Partisipasi Masyarakat untuk Mencapai Netralitas Karbon
“Dengan memproduksi Bioethanol dari Sorgum tidak hanya menjadi sumber energi baru terbarukan untuk Indonesia, tetapi juga inovasi ini memproduksi bahan bakar tanpa berkompetisi dengan bahan pangan, dapat membuka lapangan pekerjaan dan usaha kecil menengah baru di sektor perkebunan Sorgum, pengolahan Nira, dan pengolahan Bioethanol,” tambah Oki.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengungkapkan pihaknya sebagai pemimpin transisi energi secara berkelanjutan mendorong penggunaan Bioethanol sebagai bahan bakar transportasi. Pada hari ini Pertamina menampilkan inovasi terbarunya yaitu Bioethanol 100% (E100) dan di saat yang sama Pertamina mengimplementasikan secara bertahap Bioethanol di Indonesia dimulai dari Pertamax Green 95 yaitu bahan bakar dengan kandungan Bioethanol 5% (E5).
Fadjar menuturkan bahwa dengan implementasi E5 pada industri hulu-hilirnya dapat memberikan manfaat pengurangan impor gasoline nasional, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan GDP dan diperkirakan berkontribusi pada penurunan emisi sebesar 2,8 juta ton CO2 atau 1,9% emisi per tahun.
“Penggunaan Bioethanol akan memperkuat peta jalan Pertamina dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan. Pertamina akan melakukan secara bertahap yang utamanya untuk mendukung program pemerintah yaitu mencapai target Net Zero Emission di Tahun 2060,” tandas Fadjar. (Z-11)
Salah satu program unggulan yang diterapkan di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang bernama Nona Nori, yang fokus pada pengelolaan potensi lokal berbasis rumput laut.
Kinerja Pertamina pada semester I 2025 dinilai sejalan dengan semangat HUT ke-80 Republik Indonesia. Capaian positif itu juga disebut sangat mendukung upaya pencapaian swasembada energi.
SKK Migas menyoroti capaian progres proyek yang ditargetkan menembus angka 70% pada kuartal I 2026.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menyelesaikan tahapan pemasangan jacket dan topside anjungan lepas pantai OOA.
Selama ini, perbaikan kapal bagi nelayan di Pulau Sabira bukan perkara mudah. Akses yang terbatas mengakibatkan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit karena harus dilakukan di pulau lain.
Toyota boleh dikatakan menjadi pionir teknologi elektrifikasi jenis HEV. Toyota Hybrid System (THS) diperkenalkan pertama kali pada 1997 melaluiToyota Prius generasi pertama.
Toyota Production System (TPS) sebagai sistem produksi asli yang dikembangkan oleh Toyota untuk mencapai produksi yang efisien dan berkualitas.
Toyota memanfaatkan momentum GIIAS untuk menampilkan jajaran kendaraan yang mencakup berbagai segmen, mulai dari city car hingga mobil listrik murni.
Dengan diproduksinya bZ4X di Indonesia, kendaraan berbasis baterai ini akan lebih mudah dijangkau, serta memastikan ketersediaan suku cadang yang lebih optimal bagi pelanggan.
Mereka memahami kekhawatiran Pemerintah Indonesia dan menyatakan komitmen untuk menjaga harga tetap stabil dan mempertahankan tenaga kerja di tengah berbagai tantangan global.
Lebih dari 300 anggota TeRuCI yang hadir bersama sekitar 200 kendaraan dari 32 chapter di seluruh Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved