Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
SAAT musim kemarau tiba, banyak dari anda yang mungkin merasakan kehadiran nyamuk yang lebih mengganggu. Gigitan mereka terasa lebih sering dan ganas, bahkan di siang hari yang terik. Ini bukan sekadar perasaan.
Fenomena ini memang memiliki penjelasan yang menarik dan perlu diketahui agar tetap waspada, terutama dalam kaitannya dengan penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD).
Nyamuk, terutama jenis Aedes aegypti, terkenal sebagai faktor utama dengue yang menyebabkan DBD. Saat musim kemarau berlangsung, terutama dengan suhu yang semakin tinggi akibat fenomena El Nino, perilaku nyamuk ini berubah menjadi lebih agresif.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, suhu udara yang lebih hangat mempercepat siklus hidup nyamuk dan meningkatkan frekuensi gigitan mereka. Misalnya pada suhu sekitar 25°C, nyamuk menggigit tidak terlalu ganas. Berbeda ketika suhu naik menjadi 30°C atau lebih, mereka bisa menggigit dua kali lebih sering dalam sehari.
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan nyamuk lebih menggila di musim kemarau.
Untuk menghadapi serangan nyamuk yang lebih ganas selama musim kemarau, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah menerapkan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk rutin menggunakan obat nyamuk, memakai pakaian yang menutupi tubuh, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar..
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga mendorong program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan mengedukasi masyarakat mengenai gejala dan pencegahan penyakit DBD. Selain itu, vaksinasi dengue kini juga sudah tersedia sebagai salah satu upaya pencegahan infeksi.
Musim kemarau bukan hanya identik dengan panas yang menyengat, tetapi juga nyamuk yang semakin ganas dan berbahaya. Oleh karena itu, tingkatkan kewaspadaan dan laksanakan langkah-langkah pencegahan guna mengurangi risiko penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. (Kementerian Kesehatan/Z-3)
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
PEMERINTAH Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan surat edaran peringatan waspada, sehubungan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD)
Jika jus jambu sudah terbukti secara ilmiah menaikkan trombosit, terapi dengue sudah sejak lama akan menggunakan jus ini.
Bila anak tak menyukai jus buah, orang tua sebaiknya tidak memaksakan meminum jus buah tertentu misalnya jus jambu yang kadang dipercayai bagus untuk pasien dengue.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
Pada 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, kata Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved