Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Gali Potensi ZIS, Baznas Gelar Rakornas LAZ se-Indonesia

Ihfa Firdausya
15/10/2024 17:43
Gali Potensi ZIS, Baznas Gelar Rakornas LAZ se-Indonesia
Ketua Baznas Noor Achmad (keempat dari kiri) dalam konferensi pers Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Indonesia tahun 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10).(MI/Ihfa FIrdausya)

BADAN Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menyebut potensi zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di Indonesia mencapai Rp327 triliun. Namun hingga saat ini potensi tersebut baru terealisasi Rp41 triliun atau sekitar 10%.

Untuk menyinergikan langkah-langkah dalam memaksimalkan potensi itu, Baznas menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Indonesia tahun 2024. Bertempat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10), Rakornas tersebut mengambil tema Sinergi Pengelolaan Zakat untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan. Kegiatan tersebut dihadiri perwakilan 167 LAZ se-Indonesia.

Rakornas LAZ se-Indonesia 2024 dibuka secara langsung oleh Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas. Turut hadir antara lain Ketua Baznas RI Noor Achmad beserta jajarannya, Wakil Ketua Majelis Ulama (MUI) Marsudi Syuhud, Direktur Eksekutif KNEKS Sholahudin Al Aiyub, Direktur Eksekutif Poroz Nur Hasan, serta Kepala Grup Ekonomi dan Keuangan Syariah DEKS BI Dadang Muljawan.

Dalam sambutannya, Menag Yaqut menyampaikan, Baznas merupakan motor penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan, selama dikelola dengan baik, transparan, dan profesional. “Kolaborasi dengan pemerintah itu penting sekali dilakukan. Pemerintah sudah membuka pintu lebar-lebar untuk perizinan bagi LAZ-LAZ yang ada di Indonesia,” ujar Menag Yaqut.

Menurutnya, kemudahan perizinan LAZ-LAZ di Indonesia merupakan upaya memaksimalkan potensi ZIS yang ada. “Bayangkan Rp300 triliun, sementara BAZNAS sendiri baru memiliki target Rp41 triliun, sekitar 10% baru bisa dikumpulkan dari potensi yang ada,” katanya.

Ketua Baznas Noor Achmad mengatakan bahwa rakornas yang dihadiri seluruh LAZ nasional, provinsi, serta kabupaten/kota ini bertujuan untuk menyinergikan langkah-langkah dalam pengelolaan zakat secara nasional.

“Karena kita juga perlu menyampaikan kepada presiden tentang bagaimana kita menggali potensi zakat yang ada di Indonesia sekaligus pengelolaanya dalam rangka pengentasan kemiskinan," jelasnya. 

Menurutnya, untuk mencapai potensi zakat lebih dari Rp300 triliun itu perlu pengelolaan dan sinergi yang baik antara Baznas dan LAZ di seluruh Indonesia.

“Rakor ini lebih banyak menggali bagaimana kita menyinergikan dan menyamakan langkah-langkah dalam rangka untuk menggali potensi yang begitu luar biasa. Kalau Baznas sendiri pasti tidak akan tercapai. Maka dari itu dengan LAZ ini insya Allah bisa mencapai potensi zakat secara maksimal,” papar Achmad.

Seluruh stakeholder akan berdiskusi bagaimana membagi kerja dalam rangka untuk menggali potensi tersebut. Selain itu ada pembagian kerja dalam mendistribusikan potensi zakat, infak, sedekah.

“Potensi di zakat perorangan, di perusahaan, di (sektor) perikanan, pertambangan, itu di mana saja. Itu penting untuk digali bersama-sama. Ke depan kita perlu disinergikan bagaimana kita bisa menggali betul untuk memaksimalkan penyaluran, pendistribusian, dan pemberdayaan,” ujar Noor Achmad.

“Terutama sekali bagaimana kita bisa mengangkat masyarakat miskin untuk tidak menjadi miskin, mustahik untuk menjadi muzakki. Itu harapan kita,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Lazis Assalam Fil Alamin (Asfa) Anizar Masyhadi menyebut saat ini masih banyak sektor yang belum tegarap dengan baik. Menurutnya perlu porsi pembagian tugas dari Baznas agar LAZ tidak semua bergerak di bidang yang sama.

“Kan Baznas punya data di mana sektor yang belum digarap. Nanti jangan sampai LAZ-LAZ itu bermain di kolam yang sama. Kolamnya kecil, yang main banyak. Padahal ada kolam yang besar yang kita belum masuk ke sana,” kata Anizar.

“Di dunia pertambangan, perkebunan, kelautan, perdagangan, belum banyak. Ada zakat perorangan, ada zakat korporasi. Ini yang perlu digali potensi-potensi itu,” pungkasnya. (S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya