Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Konferensi Internasional Redea Institute Soroti Pentingnya Kepemimpinan Etis di Era Digital

Indrastuti
11/10/2024 11:32
Konferensi Internasional Redea Institute Soroti Pentingnya Kepemimpinan Etis di Era Digital
Mike Anderson,(Dok Radea Institute)

REDEA Institute menyelenggarakan konferensi tahunan Internasional yang ke-14 di bidang pendidikan. Dalam upaya menjawab tantangan global 
yang semakin kompleks, tema yang dipilih tahun ini adalah "Pemimpin Etis, Masa Depan Inovatif: Menjembatani Komunitas untuk Masa Depan.” 

Redea Institute yang sebelumnya bernama HighScope Indonesia Institute menyoroti salah satu hasil pembelajaran kunci, yaitu kepemimpinan etis. Konsep ini tidak hanya sebatas mengikuti aturan, namun mengarah kepada bagaimana seorang pemimpin dapat mengintegrasikan nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, saling menghormati, dan keunggulan dalam setiap keputusan yang diambil.

Dalam era disrupsi teknologi, pemimpin etis dituntut untuk mampu menavigasi masalah kompleks dengan mendengarkan suara komunitas dan mengambil keputusan berdasarkan data yang akurat.

Baca juga : Kolaborasi Global Kunci Penting untuk Dunia Pendidikan

Salah satu keynote speaker adalah Scott Barry Kaufman yang merupakan penulis buku Transcend: The New Science of SelfActualization. Kaufman berbicara mengenai bagaimana guru bisa membina kreativitas, makna, dan aktualisasi diri para siswa di sekolah.

Kaufman berbicara mengenai bagaimana guru bisa membina kreativitas, makna, dan aktualisasi diri para siswa di sekolah. "Kita dapat membantu siswa untuk merasakan bahwa memiliki harga diri itu perlu dan layak. Dengan demikian, siswa akan merasa mereka penting tanpa harus membuat dirinya lebih superior dibandingkan yang lain. Saya pikir harga diri bukan sesuatu hal yang banyak didiskusikan dalam satuan pendidikan, namun menurut saya itu adalah kebutuhan yang penting," kata dia.

Selain itu, hari pertama juga dipenuhi dengan sesi oleh Julie Wigton (Spesialis Kurikulum Internasional) dan Ken Shelton (Pakar Pendidikan Teknologi, Apple Distinguished Educator) yang membawakan sesi secara daring yg berjudul “Understanding, Examining, and Analyzing: The 
Transformative Power of Artificial Intelligence in Education.” 

Baca juga : Rektor Uhamka Tegaskan bahwa saat Berada Era Ketidakpastian, Inovasi Kurikulum Hal Mutlak

Selain itu pembicara lainnya juga termasuk Mike Anderson, seorang pendidik dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di Amerika Serikat, dan Aaron Eisberg, Koordinator Pembelajaran Center of Excellence at New Tech High School, Napa, California. 

Hari kedua ditambah dengan kehadiran Sean Layne, pelatih seni dan pendiri dari Focus 5 Inc. Para ahli ini berbagi wawasan dan pengalaman mereka dalam mengembangkan pemimpin masa depan yang tangguh, inovatif, dan berorientasi pada nilai-nilai etis.

“Tema konferensi tahun ini adalah seruan untuk bertindak. Hal ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan etis melampaui jabatan dan posisi; ini adalah cara hidup—komitmen terhadap integritas, pemberdayaan, dan mendorong perubahan positif. Pemimpin yang beretika adalah mereka yang menginspirasi orang lain, menantang status quo, dan mencari solusi inovatif terhadap permasalahan paling kompleks di dunia,” ujar Antarina S.F Amir, pendiri dan CEO Redea Institute 
dalam pidato pembukaan konferensi. 

Antarina mendorong seluruh peserta untuk melakukan refleksi selama konferensi berlangsung, dan merenungkan bagaimana sebagai pendidik, dapat membekali siswa dengan alat yang mereka perlukan untuk menjadi warga global yang bertanggung jawab dan pemecah masalah yang visioner. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya