Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
MUSLIMAT Nahdlatul Ulama (NU) mengingatkan agar edukasi perihal bahaya kental manis untuk balita dan anak-anak pengganti susu atau ASI perlu diperkuat karena berkaitan erat dengan pengentasan stunting di Indonesia.
"Takutnya nanti mindset warga berubah lagi. Jangan sampai kental manis kembali dipakai karena murah, padahal berbahaya bagi anak-anak. Ini yang jangan sampai terjadi," kata Ketua periodik Muslimat NU 2024, Aniroh, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Aniroh menekankan urgensi untuk terus mengedukasi masyarakat agar tidak memberikan kental manis kepada anak sebagai pelengkap gizi.
Baca juga : Anggap Kental Manis sebagai Susu, Masyarakat Ikuti Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Stunting
Muslimat NU turut membantu dalam penanganan stunting di Lampung Tengah. Menurutnya, saat ini penanganan stunting di Lampung Tengah telah mengalami perkembangan.
Aniroh mengungkapkan bahwa ada penurunan angka stunting dari 22 persen di 2022 menjadi 18 persen di 2024. Menurutnya, jangan sampai progres yang sudah baik ini berjalan mundur karena kekurangan kesadaran orang tua akan bahaya kental manis.
"Artinya ini ada penurunan tiga persen. Meski demikian, pengetahuan ibu-ibu harus terus ditingkatkan agar stunting di Lampung Tengah ini bisa mencapai 0 persen," katanya.
Baca juga : Konsumsi Kental Manis Masih Salah Kaprah, Kebiasaan di Paud dan TK Kota Bekasi Diteliti
Aniroh mengingatkan bahwa kental manis sebenarnya digunakan sebagai topping makanan. Sebabnya, kata dia, entitas pangan tersebut tidak boleh diberikan kepada anak-anak yang masih tumbuh sebagai pengganti susu.
"Kental manis ini bukan susu, jangan sampai perkembangan otak anak-anak terganggu karena malah diberikan gula," katanya.
Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arief Hidayat menyayangkan bahwa masih masyarakat yang berpersepsi bahwa kental manis adalah susu. Padahal, komposisi kental manis mayoritas berisi gula dan hanya persen mengandung susu.
Baca juga : Kolaborasi Turunkan Angka Stunting lewat 100 Hari Pendampingan Gizi
"Kental manis bukanlah susu dan tidak boleh diberikan sebagai pengganti ASI," kata Arief Hidayat.
Dia mengatakan kental manis merupakan salah satu penyebab stunting. Oleh karena itu, kental manis tidak boleh diberikan kepada anak batita dan baru lahir untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan anak.
Arief mengingatkan bahwa saat ini banyak anak-anak yang terus melakukan cuci darah akibat akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan manis. Dia melanjutkan akan menjadi hal yang sangat berbahaya apabila anak sudah mengonsumsi 3 sampai 6 botol kental manis per hari.
"Ini yang menyebabkan gangguan perkembangan otak pada anak. Makanya ini bahaya. Jadi kalo ibu ngasih kental manis sama saja ibu ngasih sirup ke anak," katanya. (Ant/H-2)
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) meluncurkan program Family Orientation at the Mosque’s Site (Foremost) sebagai strategi baru pembinaan keluarga berbasis masjid.
Kegiatan bertajuk Sehat Jiwa Bebas NAPZA: Edukasi dan Intervensi Dini untuk Anak Remaja tersebut merupakan bagian dari rangkaian Muktamar Fakultas Kedokteran se-Indonesia
Langkah ini merupakan strategi Aleph untuk memperkokoh posisi sebagai pemimpin transformasi digital yang menghubungkan pasar global dengan kawasan Asia Pasifik.
Dengan semangat kolaborasi, Hari Susu Nusantara 2025 diharapkan dapat menjadi titik balik bagi industri persusuan nasional.
Aksi Kolaboratif ini diisi berbagai rangkaian acara, mulai bersih-bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar.
Lo Kheng Hong menekankan mahasiswa agar tidak mudah tergiur janji keuntungan cepat. Karena itu pentingnya kesabaran dalam berinvestasi.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama BNI meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) di Kota Tangerang, Banten.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mengampanyekan zero new stunting.
Menurut Dikdik, inisiatif semacam ini merupakan bagian penting dari strategi pencegahan stunting yang harus dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama anak.
Menteri sebelumnya dijadwalkan menyaksikan proses distribusi Makan Bergizi Geratis (MBG) di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved