Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Queen of The Sea: Kecelakaan Kereta Api Sri Lanka Jadi yang Terparah di Dunia 

Eve Candela F
28/9/2024 08:15
Queen of The Sea: Kecelakaan Kereta Api Sri Lanka Jadi yang Terparah di Dunia 
Kecelakaan kereta api Sri Langka(Ilustrasi)

KERETA api Sri Lanka, Samudradevi, yang juga dikenal sebagai Queen of The Sea, merupakan kereta api yang mengalami kecelakaan paling parah dalam sejarah.

Pada 2004, saat dalam perjalanan dari Stasiun Benteng Kolombo menuju Galle di selatan, kereta ini diterjang gelombang tsunami yang besar.

Diperkirakan antara 1.700 hingga 2.500 orang kehilangan nyawa akibat insiden tersebut.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Gempa bumi di Samudra Hindia menyebabkan pergeseran lempeng tektonik, yang memicu gelombang tsunami besar yang menerjang pantai Sri Lanka.

Kereta yang dikenal dengan nama Queen of The Sea berangkat dari Kolombo, kota terbesar di selatan, pada pukul 07.30 pada hari Minggu, menuju Galle.

Baca juga : Kemenhub: Jalur Ganda Kereta Cicalengka-Bandung Rampung Tahun Ini

Kereta itu melintasi jalur dekat pantai barat Sri Lanka, berjarak sekitar 200 meter dari laut, namun tertutup oleh pepohonan palem yang lebat, sehingga penumpang jarang bisa melihat laut.

Kereta tersebut mengangkut sekitar 1.500 penumpang di delapan gerbong yang padat, meskipun kemungkinan ada lebih banyak orang di dalamnya.

Ketika tsunami menghantam Sri Lanka, petugas berusaha memberi peringatan, tetapi tidak berhasil karena tidak ada yang menjawab telepon.

Baca juga : Jenazah Masinis Korban Kecelakaan KA Turangga- Commuter Line Bandung Raya Tiba di Rumah Duka

Gelombang pertama menghancurkan kereta, yang sempat berhenti dan menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang di sekitarnya.

Banyak yang bersembunyi di bawah kereta, sementara yang lain naik ke atapnya.

Setelah beberapa waktu, orang-orang berharap keadaan terburuk telah berlalu dan ingin pulang ke keluarga mereka.

Namun, 15 menit kemudian, gelombang kedua datang dan mengangkat kereta dari rel, menenggelamkannya.

Banyak orang tenggelam karena tidak bisa menyelamatkan diri dari kereta yang terendam air. Kereta Queen of the Sea terbenam di distrik Telwatta.

Pada gelombang kedua, peluang bertahan hidup hampir tidak ada.

Jumlah korban bervariasi, dengan laporan menyebutkan antara 1.700 hingga 2.500 jiwa, sementara hanya sekitar 150 yang selamat.

Setelah kejadian tersebut, jalur kereta api perlu diperbaiki karena merupakan satu-satunya rute yang menghubungkan bagian utara dan selatan Sri Lanka.

Jalur tersebut dibuka kembali pada 21 Februari 2005. (Railtarget/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya