Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGURUS Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr Iqbal Mochtar menjelaskan mengenai bahaya mengonsumsi makanan ultraproses yang dilakukan terus-menerus. Ia mengatakan berbagai penyakit katastropik mengintai.
“Ada banyak penelitian yang menunjukkan makanan ultra proses yang dianggap baik untuk sebagian orang karena mudah didapat dan dikonsumsi, tetapi berbagai penelitian menunjukkan makanan ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Salah satunya dia bisa menginduksi atau meningkatkan risiko penderita penyakit jantung, diabetes, dan kanker,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (24/9).
Baca juga : Bahaya Makanan Ultra-Proses, Pemicu 6 Penyakit Kronis
Lebih lanjut, Iqbal menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan makanan ultraproses ialah makanan yang sudah diproses secara berlebihan.
“Jadi bukan makanan yang sifatnya natural tapi yang telah mengalami proses misalnya ditambahkan berbagai ingredient tambahan, ditambah gula, garam, bahan pengawet, lemak, dan sebagainya. Nah ini yang dinamakan makanan ultra proses jadi dia telah mengalami berbagai proses multiple yang membuat kontennya tidak sama dengan konten semula,” kata dia.
Ia mencontohkan makanan ultraproses kerap ditemukan seperti makanan beku yang biasa dijumpai di supermarket.
Baca juga : Setelah Kenaikan Cukai, Masyarakat Perlu Edukasi Bahaya Konsumsi MBDK Berlebihan
“Makanan seperti sosis atau makanan yang telah dibekukan seperti cemilan, pizza, kue kering, minuman, dan lainnya yang disebut makanan ultraproses. Jadi makanan yang telah diolah sedemikian rupa sehingga bentuknya berbeda dengan bentuk aslinya,” ujar Iqbal.
Sering mengonsumsi makanan ultraproses, terang Iqbal, berisiko menimbulkan kanker dan penyakit katastropik lainnya.
“Jadi kanker payudara, paru-paru, gangguan cemas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Bahkan penelitian menunjukkan juga risiko peningkatan kardiovaskular sampai 50% dan diabetes sampai 12%,” tegasnya.
Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat menghindari konsumsi makanan ultraproses dan memilih makanan minim olahan. (H-3)
Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.
Kopi adalah minuman favorit banyak orang di seluruh dunia, terkenal dengan kemampuannya untuk memberikan energi dan meningkatkan konsentrasi.
Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa tantrum jika asupan gula mereka langsung dikurangi secara drastis.
Konsumsi Sayuran Negara-negara ASEAN Plus Tiongkok.
Kondisi itu tecermin dari survei BPS DKI Jakarta, yang menyoroti variabel pengeluaran per kapita. Diketahui, indeks tersebut mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Tapi tahukah anda bahwa makanan yang kita konsumsi ternyata memiliki pengaruh yang besar pada umur seseorang.
Makanan dengan pemrosesan ultra memiliki kandungan yang minim serat namun sangat tinggi kalori dan gula. Hal itu dapat membuat indeks glikemik pada pada tubuh meningkat.
Makanan ultraproses yang biasanya berkadar gula, garam, dan lemak tinggi bisa membuat anak kecanduan karena rasanya lebih lezat.
MAKANAN ultraproses bisa membuat ketagihan seperti nikotin atau alkohol, demikian menurut studi yang dipublikasikan dalam Food For Thought, edisi khusus British Medical Journal.
Makanan ultraprocess, atau makanan olahan ultra, semakin populer dalam kehidupan modern. Meskipun praktis dan lezat, jenis makanan ini sering kali tidak sehat
Anak berusia di atas dua tahun boleh mengonsumsi jajanan pasar dan makanan ringan seperti bubur kacang hijau. Namun, makanan itu tidak mengandung kadar gula tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved